Belakangan ini saya disibukkan oleh beberapa kasus burung yang tiba-tiba kejang dan menggelepar di dasar sangkar. Banyak faktor ternyata yang bisa menyebabkan burung kejang. Salah satunya adalah keracunan logam berat. Untuk faktor lainnya, akan dibahas pada tulisan yang lain.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Keracunan seng (Zn) dan keracunan timah (Pb) seperti disebutkan dalam sebuah artikel di birdchannel.com adalah yang paling umum ditemukan pada kasus keracunan pada burung peliharaan.
Sakit akibat burung terkena racun ini dikenal sebagai New Wire Disease. Burung keracunan logam berat bisa karena penyebab langsung seperti beberapa jenis burung paruh bengkok yang suka menggigit-gigit sangkar logam atau juga akibat pakan yang terkontaminasi logam berat, bisa dari wadah pakan, gantungan buah dari logam dan lain-lain.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Semua burung rentan terhadap kandungan racun pada logam berat. Sumber racun bisa datang dari kawat kandang yang digalvanil, baik dengan timbal maupun seng, atau di sambungan besi yang dilas, serbuk putih yang biasanya ditemukan pada kawat baru, klem seng dll. Semua benda itu mengandung logam berat. Beberapa wadah pakan plastik juga mengandung seng yang bisa ikut tertelan burung. Selain itu, lem perekat juga ada yang mengandung seng.
Selain seng, timbal juga menyebabkan burung keracunan. Keracunan timbal disebut plumbism. Keracunan bisa karena pakan terkontaminasi langsung bisa juga karena burung menghirup asap dari bensin atau zat lain yang mengandung timah.
Beberapa lilin memiliki sumbu yang mengandung timah, dan ketika dibakar akan melepaskan racun timbal dan lainnya ke udara.
Mendiagnosis keracunan seng atau timah meliputi penelaahan terhadap lingkungan burung, termasuk kandang, mainan dan peralatan lainnya di sekitar mereka. Benda apa saja yang bersentuhan secara langsung ataupun tidak dengan burung harus dievaluasi karena setiap objek itu ada kemungkinan mengandung logam.
Jika burung terpapar timah, maka logam itu dapat larut dalam saluran pencernaan burung dan tersebar ke jaringan lainnya. Sementara elemen seng tidak akan terbawa ke dalam jaringan tubuh, sehingga menghilangkan sumber seng akan menghilangkan gejala keracunan, sering tanpa perlu terapi khusus.
Gejala
Tanda-tanda klinis keracunan antara lain burung lesu, depresi, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan kronis, lemah (seperti sayap turun), diare, regurgitasi, banyak buang air, ataksia, anemia, kebutaan, burung berputar-putar, kepala bergetar (menggigil), kepala miring, kejang-kejang dan bahkan kematian.
Burung yang keracunan timbal, di dalam urine mereka terkandung darah atau hemoglobin (pigmen sel darah merah). Sementara seng yang meracuni ginjal atau jaringan lain akan menunjukkan gejala antara lain burung terlalu banyak buang kotoran, peningkatan konsumsi air, depresi, penurunan berat badan, diare, selaput lendir kebiruan, kejang, kurangnya koordinasi tubuh dan kematian.
Gejala yang terlihat tergantung pada jumlah logam berat yang masuk. Keracunan akut bisa terjadi ketika burung terpapar logam berat sedikit-sedikit selama periode waktu tertentu secara terus-menerus.
Perawatan Jangka Pendek
Jika kita menduga telah terjadi keracunan pada burung, perlu dilakukan perawatan segera. Tidak ada jalan lain selain dibawa ke dokter hewan. Masalahnya, ada tidak dokter yang mempunyai simpanan beberapa obat dan “agent” yang diperlukan.
Terapi Chelation bisa digunakan untuk membuang racun yang ikut dalam sirkulasi darah burung. “Agent” (zat pembawa atau pencampur) Chelation, seperti CaEDTA (calcium disodium ethylene diamine tetracetate) dan calcium disodium versenate, bisa digunakan untuk perawatan burung yang terkena racun seng dan/atau timbal.
Caranya bisa disuntikkan selama dua kali sehari selama 10 hari. Masalahnya, zat itu bisa mempengaruhi dan merusak kinerja ginjal. Karenanya pemberiannya hanya dilakukan dalam waktu terbatas dan harus benar-benar terukur. Sementara agent chelation yang bisa diberikan secara oral seperti DMSA (dimercaptosuccinic acid) mungkin perlu diberikan secara konjungsi dengan CaEDTA.
Perawatan Jangka Panjang
Jika burung menjadi lebih sering buang kotoran serta lebih banyak dalam mengonsumsi air, atau terdapat protein serta darah dalam urin begitu mendapat perawatan di atas, pengobatan perlu segera dihentikan dan dimulai lagi setelah burung tersebut stabil.
Apa yang harus dilakukan jika itu di Indonesia?
Perawatan seperti di atas memang hanya mungkin dilakukan di Barat sana. Sebab, selain dokter hewan yang bisa memberi terapi itu jarang (atau sulit ditemukan), maka kalau ada pun biayanya tidak kecil.
Ya gunakan saja cara yang lebih simpel yang bisa Anda lakukan. Antara lain dengan memberinya tepung atau selai kacang, minyak jagung ataupun barium sulfat (tanya di apotik). Zat-zat ini bisa membantu keluarnya racun dari pencernaan burung.
Pada saat yang sama antibiotik atau antijamur mungkin diperlukan untuk mengobati infeksi sekunder. Jika timbal menyebabkan anemia, maka dekstran zat besi dan vitamin B kompleks bisa diberikan untuk membantu tubuh burung mengganti sel-sel darah merah yang hilang.
Pemberian asupan gizi mungkin diperlukan jika burung tidak mau makan atau tidak bisa mendapatkan kalori yang cukup untuk menjaga berat badan yang memadai. Perlu juga menyediakan temparatur ruangan/ sangkar dan kelembaban yang memadai pada burung yang berada dalam keadaan lemah akibat keracunan logam berat.
Tips Om Kicau
Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Hindarkan semua penggunaan barang apapun yang kemungkinan besar bisa menyebabkan burung Anda terpapar atau keracunan logam berat.
Tinggalkan segera gantungan buah dari logam, sangkar galvanil, atau berbagai jenis barang lain yang mengandung logam berat sebagaimana saya tulis di atas. Atau untuk referensi lain, silakan simak artikel: Kenali logam yang berbahaya bagi burung.
Salam.