Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Banyak jenis burung yang bisa diternakkan di lahan terbatas, mulai dari jenis lovebird, blackthroat, kenari, hingga murai batu sekalipun. Paling tidak ini yang sudah lama dibuktikan Iwan Fitriadi, breeder aneka jenis burung dengan nama Cisadane Bird Farm di kawasan Tangerang Banten.
Meskipun di lahan terbatas dia bisa memanfaatkannya dengan hasil maksimal. Selain anis kembang, cucakrowo dan blackthroat, dia juga sukses mengembangkan penangkaran murai batu dan lovebird.
Untuk jenis murai batu misalnya, ada enam pasang indukan yang diternakkan. Dua pasang di antaranya ditangkar dengan sangkar gantung. Tujuannya adalah untuk menyiasati keterbatasan lahan yang ada. Namun demikian, kata Iwan, hasil breeding model sangkar gantung tak kalah bagus dibanding dengan kandang permanen yang memakan lahan lebih luas.
Penjodohan
Proses penjodohan awal memang lumayan butuh kesabaran. Lazimnya menyodohkan murai batu, biasanya dengan mendekatkan satu sama lain di sangkar berbeda. Dan direndeng terus-menerus setiap saat. Kemudian setelah dilihat tampak jodoh, dipindahkan ke sangkar yang sama dan biasakan bisa mandi bersama.
Kalau salah satu di antaranya tampak galak harus segera dipisah atau disemprot dengan air. Dalam tahapan ini harus dipantau terus.
Jika Anda menangkar burung tidak juga segera berproduksi meski usia burung sudah cukup dan menurut Anda kecukupan nutrisinya sudah terpenuhi, ingat saja BirdMature
– produk Om Kicau yang sudah teruji….(pesan Om Kicau).Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Setelah seminggu kemudian mereka biasanya sudah saling mengenal dengan ditandai indukan jantannya yang kerap mendekati betina di dalam sangkar. Seandainya keduanya sudah tampak saling berdua, seminggu kemudian keduanya akan kawin dan diiringi keduanya mengangkut sarang yang sudah disediakan di dalam kotak sarang yang terbuat dari sangkar kecil yang kiri kanan dan atasnya dilapisi kertas kardus. Kotak sarang ini ditempatkan atau ditempel di bagian atas sangkar.
Indukan betina akan bertelur 2-3 butir dan selama 14 hari akan melalui masa mengeram. Setelah menetas anakan akan diasuh indukannya sampai umur 10 hari. Berikutnya anakan dipanen dan dimasukan ke inkubator. Memasuki umur 2 minggu anakan sudah bisa dipasangi ring kode pemilik.
Untuk pakan, indukan yang sedang bawa anakan diberi porsi cacing lebih banyak. Hanya saja ketika masa mengeram, indukan cukup diberi jangkrik dan kroto.
Kebutuhan pakan anakan di hari pertama masuk inkubator disuplai dengan jangkrik ukuran kecil yang kakinya sudah dibersihkan. Selain itu juga diberi adonan voer yang diaduk dengan kroto bersih. Eksfood lainnya adalah memberi burung potongan cacing.
Anakan burung diasuh sampai bisa makan sendiri pada usia sekitar 1 bulan. Pada umur tersebut anakan sudah mulai bisa dipasarkan.
Kebutuhan jangkrik untuk indukan adalah 20-30 ekor yang ditempatkan sebagai eksfood harian. Burung dibiarkan memilih sendiri jangkrik yang dikehendakinya.
Selain itu, kroto segar juga disiapkan sebagai pakan utamanya. “Di musim pancaroba seperti sekarang, agar indukan tetap stabil berproduksi, yang penting eksfood-nya,” jelas Iwan di kediamannya di Jalan Letda Dadang Suprapto, RT 3 RW 1 No 5, Grendeng (Pinggir Kali Cisadane) Tangerang Banten.
Penangkaran model seperti ini bisa menghemat tempat dan mudah dipindah sesuai keinginan pemilik.
Bila burung sudah bertelur tempatnya jangan sering-sering dipindah atau digeser karena dikhawatirkan mengganggu produktivitas burung. (Agrobis Burung No 566 Maret 2011)