Ini adalah artikel ketiga dari serangkaian artikel tentang penangkaran burung murai batu milik H Syamsul Saputro di Jatibarang, Indramayu (baca artikel pertama dan artikel kedua). Bahan utama berasal dari Agrobis Burung dan di rangkaian akhir ada catatan dari Om Kicau tentang sosok Haji Syamsul.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Meskipun kandang ternak SKL BF sudah berjumlah 31 ruang yang sudah berproduksi, tapi untuk pembelian anakan murai batu dari penangkaran ini masih narus inden. Hal itu disebabkan anakan SKL diloloh langsung oleh indukannya yang karenanya membutuhkan waktu lama dibanding burung penangkaran yang diloloh tangan manusia. Selain itu juga karena kuota dari pemesanan-pemesanan sebelumnya masin belum terpenuhi.
Berkaitan dengan hal itu H Syamsul sudah merencanakan ekspansi dalam waktu 5 bulan mendatang dengan membangun sampai 100-an kandang. Dan saat ini sedang dalam tahap pengerjaan program perluasan kandang.
Mengikuti alur bangunan sebelumnya, pembangunan kandang baru akan menggunakan konstruksi baja. Lokasi kandang baru akan berada di di belakang kandang yang sudah ada dengan luas tambahan sekitar 280 m2.
Di lokasi tambahan yang total akan menelan biaya sekitar Rp 400 juta rupiah tersebut akan didirikan 70 kandang dengan 500 kotak penangkaran jangkrik dan perawatan anakan.
Berkaitan dengan anggaran yang besar itu H Syamsul mengaku semuanya didasarkan pada hobi terlebih dahulu karena jika bicara untuk mengejar keuntungan, diakuinya masih terlalu jauh. Walaupun demikian ia juga berharap hobinya ini bisa menjadi bentuk investasi untuk keuntungan jangka panjang.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Singkat cerita, tempat penangkaran murai SKL BF akan dikemas dengan sebaik dan semenarik mungkin, agar nantinya pengunjung dan konsumen betah,” katanya. (Bersambung ke artikel keempat)