Gelaran lomba burung Presiden Cup 2 secara umum berlangsung sukses. Meski demikian ada catatan bolong seperti banyaknya gantangan kosong di kelas bergengsi, juga soal hadiah yang tidak dibayarkan tunai. Yang mengejutkan adalah terlihatnya dominasi peserta Sumatera di ajang lomba itu.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Presiden Cup 2 memang lomba yang cukup fenomenal, antara lain dengan besaran hadiah yang luar biasa, terbesar sepanjang sejarah, dengan hadiah juara 1 sebesar Rp.100 juta, belum lagi dengan hadiah plus-plusnya dari para sponsor.

Suasana lomba cucak hijau – tertib dan rapi

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Gelaran kelas love bird

Peserta datang dari seluruh daerah. Dominasi peserta Sumatera cukup kentara, termasuk dominasi prestasi. Juara Umum Team pun direbut oleh Sumatera Team. “Lomba ini juga diikuti peserta dari luar negeri, yaitu Singapura dan Malaysia, jadi layak disebut sebagai even internasional, bukan hanya nasional,” ujar Bang Kamiludin berulang kali melalui pengeras suara sebagaimana dilaporkan Waca untuk OmKicau.Com.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Ramai penonton

Vegasus milik Willy Tegal-Juara 3 Kelas Wapres

Namun dari para peserta yang membandingkan dengan even pertama, termasuk sejumlah panitia, mengakui bila dari jumlah peserta (burung digantang), lebih ramai yang pertama. Ada pun untuk jumlah pengunjung yang menonton, lebih ramai yang sekarang.

Dari pengamatan di lapangan, beberapa kelas memang tidak penuh. Misalnya untuk murai batu dan kacer yang tiketnya paling mahal, hanya terisi sekitar separuh gantangan saja.

Penyebab berkurangnya peserta pun beragam. Sebagian menyebut harga tiket yang lebih mahal, ada pula yang menyebutkan karena terlalu banyak aturan yang dibuat susul-menyusul dan membingungkan.

“Misalnya, selain sangkar seragam, setelah banyak yang memesan tiket dan sudah membayar, muncul aturan baru harus pakai kerodong seragam, kaos seragam, berikut juga ada berita soal wajib memakai kolak pakan-minum seragam, sementara di brosur ditulis kolak harus dilepas. Saya kira sedikit banyak ini juga ikut memberikan pengaruh berkurangnya peserta,” ujar seorang peserta yang menolak disebut namanya.

Dibayar dengan Bilyet Giro

Seorang peserta yang burungnya meraih sejumlah juara, termasuk juara 1, mengaku belum plong 100 persen, lantaran hadiah diberikan masih dalam bentuk Bilyet Giro mundur 1 Mei. Alasan panitia, untuk keamanan.

“Tapi tetap ada sedikit rasa khawatir, karena dari pengalaman mengikuti even BnR, baru kali ini lho diberi BG. Semoga saja besuk semuanya lancar.”

Di luar itu, even ini juga telah membuat banyak pedagang kebanjiran rejeki. Misalnya penjual atribut seperti kaus burung, pangkringan, sangkar dan aksesoris lainnya, suplemen, pakan, dan obat-obatan burung. Mereka tentunya berharap sering-sering ada even spektakuler seperti ini, sehingga daganganya pun laris manis. (Waca-OmKicau.Com)

-7.550085110.743895