MENGENALI MODUS ‘SANG PEMETIK’
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Modusnya, “pasien” memesan burung yang diminatinya. Kemudian, sebutkan burung incaran yang sering dilombakan serta di mana saja lokasinya. Diajak pula mengenali sangkar dan pemiliknya.
Pemantauan biasanya dilakukan di arena lomba. Nanti, si pemetik (pencuri) tinggal memantau pemilik burung di saat lengah. Biasanya, suasana di arena lomba yang super sibuk, mulai dari bolak balik pesan tiket hingga mèngondisikan burung membuat pemilik maupun jokinya lengah.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Di sela kesempatan itu si pemetik langsung beraksi.
Biar tidak curiga, sebelumnya mereka pura-pura mengagumi burung yang sedang diincarnya, membuka pembicaraan dengan basa-basi soal prestasi hingga perawatannya. Sekaligus mengamati ciri-ciri burung dan sangkarnya sambil menunggu si pemilik/joki lengah.
Agar aman biasanya mereka membawa kerodong. Burung berikut sangkar yang diambilnya akan langsung ditutup dengan kerodong yang sengaja dibawanya. Kalaupun mereka kesulitan mengambil di arena lomba, biasanya ada cara lain, dengan menguntitnya dari lapangan sampai di rumah.
Dengan menggunakan sepeda motor, pemilik burung dibuntuti hingga rumahnya. Nah, pada menit-menit yang rawan, begitu si pemilik sampai depan rumah sepulang lomba, tanpa curiga di saat memarkir mobil di depan, langsung masuk ke rumah. Di saat itulah si pemetik langsung beraksi.
Atau celah Iainnya, ya itu begitu pemilik masuk, burung tidak langsung dibawa masuk ke dalam rumah tapi digantung di teras depan, sementara si pemilik masuk. Di saat inilah biasanya pencuri memanfaatkan kesempatan. Hanya hitungan detik mereka langsung mengangkutnya dari teras rumah.
Bila kesempatan itu juga masih belum bisa, mereka biasañya “menggambar” suasana rumah. Tiap hari diamati, mulai pagi hingga siang hari. Diamatinya kapan burung itu dimandikan dan dijemur.
Celah-celah kesempatan itu yang langsung dimanfaatkannya karena mereka sudah hafal sangkar berikut kerodong burung yang diincarnya.
Hari Jumat siang mejadi waktu paling rawan. Karena waktu shalat Jumat membuat suasana lokasi jadi sepi.
Modus lain berupa pencurian di malam hari. Setelah mengenali sasaran terlebih dahulu seputar lokasi dan suasana rumah serta lingkungannya, pelaku lantas beraksi.
Kalau malam hari, mereka menyambangi saat menjelang subuh. Mereka sudah hafal lokasi dan tempat-tempat burung itu ditaruh.
Mereka punya kepiawaian memanjat pagar tinggi. Jadi jangan harap dengan pengaman pagar tinggi Anda merasa sudah aman.
Lebih piawai lagi, pelaku mengambil burung berikut sangkar-sangkarnya. Biasanya dalam aksi itu mereka menggunakan lebih dari 2 sepeda motor. Dua orang beraksi masuk, dua Iainnya menunggu di motor.
Untuk sangkar dijual terlebih dahulu di lokasi berbeda. Di kalangan komunitas kicau mania untuk kawasan, Depok, Ciracas, Kalisari, Cijantung hingga Kramat Jati Jakarta Timur, konon ada lokasi tempat penampungan burung hasil curian.
Terletak tidak jauh dari Ciracas, ada sebuah lokasi di Jalan Raya Bogor tepatnya berdekatan dengan bekas sebuah lokalisasi yang sudah digusur yang kerap jadi tempat penyimpanan burung-burung hasil colongan.
Tapi bila melacak ke lokasi tersebut jangan harap bisa leluasa tanya sana-sini burung yang kita cari. Konon, warga sekitar sudah kompak dengan gerakan aksi tutup mulut. Jadinya sulit memang sulit untuk melacak posisi rumah yang biasa digunakan sebagai tempat penampungan burung hasil curian.
Burung maupun sangkar hasil curian yang sudah ternama atau dikenal, biasanya mereka jualnya ke luar kota. Dijual secara terpisah sangkar dan burungnya. Ini untuk menghilangkan jejak.
Di beberapa kota, ada wilayah yang dikenal sebagai kawasan hitam. Di kawasan itu dikenal bermukim sindikat pencuri burung khusus lomba. Jaringan sindikat ini pún biasanya memiliki kekuatan yang sulit dideteksi. Dengan kondisi itu mereka bisa leluasa melancarkan aksi.
Masing-masing anggota di dalam jaringan itu biasanya sudah memiliki peran masing-masing. Ada yang berperan sebagai pemetik, ada yang berperan sebagai calo abal-abal, penadah dan sebagainya.
Bahkan mereka juga ada yang berperan sebagai pihak yang menawarkan jasa mencari burung hilang. Bila ada penghobi burung yang kehilangan momongan, mereka menawarkan jasa ikut mencarikan, tentu dengan uang tebusan yang sudah disepakati sebelumnya dari para asbak alias penadahnya.
Nantinya mereka akan berperan layaknya ingin membantu korban. Mereka akan berpura-pura menanyakan ciri fisik burung yang hilang pada si korban. Berbagai cara pun dilakukan sekiranya mereka dapat meyakinkan korban atas jasa besar mereka dalam mencari burung.
Padahal mereka sebenarnya juga terlibat di dalam kelompok pencuri burung tersebut.
Cek sub-judul lain:
1. CUKUP SEJUTA DAPAT BURUNG JUARA
2. KASUS-KASUS PENCURIAN DI BALI
3. KASUS-KASUS PENCURIAN DI KALIMANTAN TIMUR
4. Kembali ke artikel awal: Modus pencurian burung: Dari berlagak pembeli sampai cara gendam