KASUS-KASUS PENCURIAN DI BALI
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kesenjangan ekonomi, harga burung melambung, dan pengawasan yang lemah cenderung mendorong seseorang untuk melakukan kejahatan. Kejahatan di dunia perburungan, salah satu modus terbanyak, tentu saja pencurian.
Sudah puluhan kali kasus pencurian burung terjadi di Bali sejak era 2000-an. Ada yang menginformasikan kepada umum tetapi tidak sedikit yang sengaja mendiamkan.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Kasus mengebohkan dialami Mr. Fajar. Sedikitnya 8 gaconya raib digondol maling di Falino, galerinya di Jalan Bypass Ngurah Rai Sanur.
Jika mengamati dari kasus yang pernah terjadi, pencurian dikelompokkan dalam tiga motif.
Pertama, pencuri biasa yang mengambil burung apa saja. Kedua, pencuri profesional yang pintar memilih objek, dan ketiga pencuri balas dendam.
Sebuah kasus pernah dialami An Oto, di mana seekor jalak dilarikan pencuri pagi-pagi buta. Beberapa ekor burungnya ditelantarkan di tanah karena pencuri tidak sempat membawa kabur setelah si pemilik mengetahui ada maling.
Secara beruntun, kasus pencurian terjadi di lain lokasi dengan mengambil burung-burung biasa. “Saya rasa pencurinya tidak profesional, asal dapat. Ciri-cirinya, kalau sudah ada kasus, biasanya akan berantai,” kata An Oto.
Pencuri semacam ini bukan seorang pemain burung. Ada yang mencuri untuk dijual kembali ke pasar atau ada juga sekedar untuk dipelihara.
Sebagian besar korban jika mengalami kasus seperti ini akan diam.
Sementara para pencuri profesional alan pilih-pilih burung yang akan diambil. Beberapa kasus yang pernah terjadi di Bali, rata-rata burung yang disatroni merupakan burung juara.
Contohnya, dari puluhan burung yang disimpan di Falino Galeri, 8 ekor yang hilàng seluruhnya jago-jago yang sedang moncer.
Hal yang sama juga dialami secara beruntun Vicky Dalung. Dari puluhan anis merah yang dikoleksi, hanya dua ekor yang dipilih. “Kok tahu, keduanya burung lomba yang sudah ditawar tinggi,” papar Vicky.
Tidak saja pencuri mengambil langsung di rumah yang dalam keadaan sepi. Di saat ada orang di rumah pun mereka bisa mengambil dengan dalih disuruh mengambil burung oleh pemiliknya yang sedang di luar.
Istri, pembantu atau keluarga yang lain biasanya membiarkan orang mengambil burung tersebut jika sang pencuri sudah mengatakan demikian.
Ada juga pencurian dilakukan di saat lomba. Burung yang ditaruh di dalam mobil atau pedok tiba-tiba hilang setelah ditinggal pemiliknya memantau burung.
Kasus yang unik terjadi jika dilatarbelakangi balas dendam. Hal ini biasanya terjadi jika ada hubungan yang tidak harmonis antara pemilik burung dengan orang-orang dekat.
Sebagai pelampiasan kekesalan, maka burung yang dibangga-banggakan pemilik akan dicuri. Kalau tidak diambil, bisa juga dengan sengaja dirusak.
Modus kejahatan di perburungan memang beraneka ragam. Biasanya dipicu oleh harga burung yang menggiurkan, kesenjangan ekonomi dan lemahnya pengawasan. Untuk mengantisipasinya, pemilik mesti melakukan pengamanan.
Vicky misalnya, kini menyiapkan gudang khusus penyimpanan burung-burung lomba.
Begitu juga di saat siang, dipastikan burung yang dijemur tetap di bawah pengawasan. Memastikan orang-orang yang melihat burung burung lomba adalah orang-orang yang dikenal.
“Yang juga penting, keluarga mesti tahu bahwa burung-burung lomba harganya mahal sehingga tidak boleh ada yang mengambil selain pemilik langsung,” ujar Vicky.
Sejak Mr Fajar kebobolan, kini antisipasi juga dia lakukan. Seluruh jago-jagonya dirawat di rumah tinggal. Di rumah yang diproteksi oleh pagar yang tinggi ditambah pengamanan Satpam untuk menekan seminimal mungkin kasus pencurian.
Namun bagi pemain umumnya, cara terbaik adalah dengan menyimpan burung di dalam rumah setiap malam. Dan ketika menjemur diusahakan selalu di bawah pemantauan. Sebab, ada kasus burung hilang ketika dijemur atau dimandikan di depan rumah. Ditinggal sebentar burung sudah raib.
Modus balas dendam sering dipicu oleh ketidakharmonisan antara pemilik dengan orang-orang dekat di sekitarnya, maka burung bisa dicuri. Atau dengan sengaja dirusak atau dibunuh. Biasanya kasus seperti ini jarang sekali terekspos.
Dari kasus-kasus yang terjadi di Bali, sampai kini jarang ditemukan pelakunya. Hal ini tidak terlepas dari jaringan pencuri yang dengan cepat meninggalkan jejak pencurian.
Ada satu kasus pencurian murai di Bali, akhirnya dalam sehari ditemukan di Pasar Satria. Namun, kasus-kasus yang besar, nyaris tidak meninggalkan jejak. Terlebih lagi kalau burung jarahan dilempar ke luar pulau, maka akan semakin sulit ditemukan.
“Kalau saya selalu mengidentifikasi anis yang saya rawat agar kelak jika hilang mudah untuk membuktikan bahwa itu adalah burung saya dengan ciri-cirinya yang sudah ditandai. Misalnya kukunya dicat,” papar H Mustofa.
Kejahatan yang tidak bisa diremehkan adalah pencurian yang dilakukan di saat lomba. Di Bali pernah terjadi beberapa kasus, di antaranya seekor anis merah jawara plus sangkar hilang setelah ditinggal pemiliknya memantau burung di arena.
Jejak pencurinya pun sulit dilacak lantaran gerak sindikat yang cepat menjauhkan burung curian dari pemiliknya.
Cek sub-judul lain:
1. CUKUP SEJUTA DAPAT BURUNG JUARA
2. MENGENALI MODUS SANG PEMETIK
3. KASUS-KASUS PENCURIAN DI KALIMANTAN TIMUR
4. Kembali ke artikel awal: Modus pencurian burung: Dari berlagak pembeli sampai cara gendam