Ketika event organizer mulai bermunculan di Bali dengan jadwal kompetisi yang begitu padat, lomba di Pulau Dewata bukan bertambah sepi, tetapi malah sebaliknya. PBI sebagai organisasi perburungan tertua di Indonesia memiliki visi dan misi yang jelas ke depan namun visi-misi yang bagus tidak berguna jika tidak diwujudkan oleh SDM yang andal agar konsep yang dimiliki bisa diwujudkan di lapangan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Konflik di lapangan yang sering memicu ketidakpuasan pemain, mendorong orang-orang yang punya kompetensi di bidangnya mencoba menawarkan sebuah sajian lomba yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menggairahkan perburungan melalui gerakan pembaruan. Dan senyatanya, kemasan-kemasan yang inovatif ini begitu cepat diterima. (Lihat artikel sebelumnya: Faktor-faktor “yang bermain” dalam hidup-matinya EO lomba burung dan Cara Lembang Enterprise bersaing mengemas lomba burung di blok barat).
Di Bali sejak pertengahan 1990-an sudah muncul event organizer semacam PBI yakni Paguyuban Pedagang Burung Pasar Sanglah yang diketuai Abas untuk mengimbangi dominasi PBI. Namun memasuki era 2000-an, paguyuban ini tidak berjalan lagi. Hanya saja EO lain mulai tumbuh. Seperti PJBI yang anggotanya para juri PBI yang menghandel lomba PBI.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Kemudian muncul AJII Bali, ACE (Asosiasi Ocehan Grestenan). Belakangan ketika Bali sempat mengalami kevakuman lomba, tampil EO baru berlabel Pandawa Enterprise Bali serta Persatuan Pedagang Burung Pasar Sanglah (P2BS) dan Genk Kicau Enterprise yang khusus membantu gelaran tomba PBI.
Jadwal padat peserta meningkat
PBI Bali yang awal tahun 2012 sudah mengeluarkan jadwal lomba setiap dua-tiga minggu sekali untuk PBI cabang, ditambah dua EO yakni Pandawa dan P2BS yang juga rutin menggelar lomba menjadikan agenda lomba d Bali teramat padat. Jika dirunut, latber harian di Denpasar digelar setiap Selasa, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Plus lomba Minggu yang nyaris ada setiap pekan.
Tetapi yang terjadi di lapangan, jumlah peserta justru naik secara signifikan. Latber harian yang digelar EO rata-rata mencapai 250 peserta. Sedangkan latber Minggu bisa menembus angka 600 peserta. Lomba skala menengah bisa menembus angka 900 peserta.
Tidak saja secara kuantitas ada kecenderungan bertambah, tetapi banyak muncul pemain baru yang berani men-take over burung-burung mahal.
Di sinilah peran EO yang begitu besar. Sebagai “warung” baru yang ingin cepat dikenal, EO di Bali tidak pernah berhenti melakukan inovasi. Baik dalam teknik penjurian yang selalu mengedepankan fairpay, SDM panitia yang kredibel, mengedepankan kejujuran, maupun membangun tali silaturahmi ke semua pemain.
“Kalau peserta berkurang kami selalu instropeksi diri, di mana kurangnya dan yang mana harus diperbaiki sehingga tujuan akhirnya semua bisa senang baik pemain yang utama, juri maupun panitia,” kata Ketua Pandawa Enterprise Bali Suripto.
Teknik penjurian dimulai dari masalah pemilihan juri dan kewajiban pantau ke seluruh burung, merupakan bagian dari menjunjung tinggi sportivitas berlomba.
Harapannya tentu saja para pemain bisa bangga dengan jagoannya, terlebih lagi bisa mendapat pengakuan dari masyarakat perburungan. “Tujuan berlomba kan mencari happy. Sprotivitas adalah cara untuk mencapai tujuan itu,” papar Suripto.
SDM yang andal juga dibutuhkan bagi sebuah EO.
Sementara itu persiapan sebelum lomba juga sangat penting untuk mewujudkan sebuah lomba yang bagus. Job setiap personel panitia mesti jelas sehingga ketika ada masalah bisa dengan cepat tertangani.
Seperti misalnya bagaimana mengelola komplain tanpa memojokkan pemain yang sudah bersusah payah hadir dan berlomba. Dalam hal ini panitia tetap harus memberikan informasi yang benar sehingga menumbuhkan pemahaman baru.
Komplain jangan dipandang sebagai gerakan ke arah anarkis, tetapi sebagai hak pemain untuk memohon pertanggungjawaban juri. “Sudah menjadi kewajiban juri untuk menjelaskan, tetapi tentu ada prosedurnya,” lanjut Suripto.
Kejujuran panitia, tambah Suripto, merupakan bagian penting untuk membangun kepercayaan publik perburungan.
Bagi Pandawa Enterprise Bali yang berangkat dari keinginan untuk ikut serta menggairahkan perburungan, tidak ada pilihan lain bahwa pemain yang menaruh kepercayaan besar melalui pembelian tiket, meluangkan waktu untuk keluarga dan tenaga sudah sepatutnya disambut dengan kejujuran.
Strategi terakhir, kata Suripto, dengan merangkul semua pemain dan kalangan baru, pemula sampai kelas atas. Komunikasi intens harus terus dilakukan sebagai bentuk garansi iovasi.
Banyak pembaruan justru muncul dari bawah, dari hasil komunikasi langsung ke BC-BC atau tim-tim pemula. Misalnya, naiknya pamor pleci yang patut diakomodasi atau melubernya para pemula yang mesti dirangkul dengan menggelar latberan yang mampu menjangkau mereka. (Bersambung)
Rangkaian Artikel Tips Sukses Gelar Lomba Burung:
- EO lomba burung Kaltim andalkan juri Jawa dan pemunculan tokoh
- Komplain penilaian lomba burung adalah hak peserta
- Cara Lembang Enterprise bersaing mengemas lomba burung di blok barat
- Faktor-faktor “yang bermain” dalam hidup-matinya EO lomba burung
Penting:Â Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.