Nama Green Crown, kenari milik Helmy Asalvo asal Jogja, lumayan berkibar belakangan ini, setelah berhasil masuk jajaran atas di sejumlah even besar, seperti Piala Raja 2012 masuk juara 4, Diplomat Cup Jatipurno Wonogiri juara 1, dan terakhir di Kicau Mania Bersatu PBI Semarang dapat posisi runner up.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sebelum berangkat ke Semarang, Helmy sudah memastikan akan berangkat ke KMBB Surabaya (30/9) dilanjutkan dengan even Walikota Cup Salatiga (7/10) dan HUT Ungaran BC (21/10).
Dari sisi materi Green Crown, peluang untuk kembali meraih prestasi papan atas terbuka lebar baik di KMBB Surabaya maupun Walikota Cup Salatiga. Ini bisa diukur dari penampilan di KMB Semarang, sebab meskipun hanya masuk runner up, tapi jagoan yang ada di posisi bawahnya adalah nama-nama besar dan milik tokoh-tokoh besar pula, seperti Cover Boy milik H. Nendra (juara nyeri di Piala Raja), juga ada Peragawan milik H. Raihan dari Emas Hitam Jr (juara di Prabowo Cup Semarang).
Sementara Helmy sendiri mengaku masih pemula, belum kenal siapa-siapa, jadi ikut lomba apa adanya saja. Benar-benar mengandalkan kualitas dan perfoma burung belaka.
Menurut Ndoyo, perawat GC, di KMB penampilannya sesungguhnya sudah cukup maksimal, namun sempat ada nabrak jeruji atau bertingkah mengejar burung di sampingnya yang birahi. “Jadi, kami menyimpulkan, seandainya burung disamping tidak birahi dan mempengaruhi penampilan GC, sepertinya GC yang akan dipilih jadi juara 1.”
Karena itu, dari pengalaman ini, dalam lomba burung, selain pertama-tama mengandalkan materi serta kualitas burung, ketepatan stelan, juga masih ada satu unsur lagi, yaitu soal hoki atau rejeki. “Kita mau stel seperti apa, kalau belum rejeki, ya ada saja lah. Seperti terganggu oleh burung birahi di sebelahnya. Karena itu, kita berharap di Surabaya, Salatiga, dan seterusnya, bisa jadi rejeki kita lah, burung bisa mempeng, kerja bagus, tanpa ada gangguan sekecil apa pun. Soal perawatan dan stelan, tentu kita bisa lakukan sebaik mungkin,” jelas Ndoyo saat disambangi di kediaman Helmy di sebelah utara Monumen Jogja Kembali.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Menurut Ndoyo, tiap pagi GC dimasukkan ke kandang umbaran kenari sembari dijemur. Kecuali kalau mau ke lomba, 3 hari sebelumnya atau sejak Jumat tidak diumbar, tapi masuk sangkar dan full kerodong. Harian diberi kroto cukup 5 butir, termasuk menjelang lomba. Jadi, stelannya mudah saja.
Sekarang, Helmy dan Ndoyo tinggal berdoa, agar tidak ada lagi gangguan, sehingga burung nampil maksi dari awal hingga akhir, dan tentu juga harus didukung dengan kinerja juri yang baik, teliti, dan jujur. (Waca-Jogja)