Popularitas murai batu hasil penangkaran atau ring, saat ini semakin tinggi pamornya. Ini pula yang membuat beberapa kalangan ramai-ramai membudidayakan murai batu. Anakan dari trah indukan eks juara kini banyak diburu khususnya oleh kalangan pemain.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ini pula yang membuat Imam – salah seorang penangkar cucakrawa – kini semakin fokus ke murai batu. Di bawah bendera Yaqisa Bird Farm dengan moto Safe Population ini sudah mengembangkan hingga 14 kandang sebagian di antaranya indukan produktif.
Tadinya Imam hanya “sekadar ternak”, dalam arti indukan yang dijadikan materinya hanya sekadarnya. Belakangan dia mulai mencoba fokus pada trah-trah induk jawara. Dia pun mulai berburu indukan eks juara ke beberapa rekanannya. Di antaranya jantan yang didapat dan Wisnu KM. Tujuannya, untuk menurunkan bakat dan mental juara.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Ada yang khas indukan yang kini tengah dikembangkannya, beberapa ekor di antaranya indukan ekor hitam. Ya dia memadukan murai jenis ekor hitam dengan pasangan betina pilihan dari hasil breeding sendiri.
Tujuan menyilang indukan tak lain untuk menghasilkan anakan berkualitas yang baik tentunya. Keunggulan ekor hitam biasanya pada mental tempur yang tinggi begitu juga durasi kerjanya luar biasa. Terbukti memang, dari beberapa kandang ternaknya sebagian besar indukannya menggunakan trah eks burung juara menghasilkan anakan yang lumayan berkualitas.
Hal itu sudah dibuktikannya. Beberapa anakan hasil penangkarannya sebagian sudah tersebar di kalangan rekan pemain dan beberapa di antara anakan itu sudah ada yang moncer di sebuah even di kawasan Bekasi.
“Crossing indukan agar hasil anakannya lebih bervariasi,” kata dia di kediamannya di Perumahan Griya Harapan Permai Blok B-4 No.18, Harapan Indah, Bekasi.
Kandang penangkaran dibuat di rumah atas (lantai dua). Di tempat itu dibuat beberapa petak kandang tetutup. Masing-masing petak berukuran lumayan tinggi, hingga 3 meter. Lebar 1,2 m x panjang 2 meter agar burung lebih leluasa bergerak bebas ke atas.
Kebutuhan kandang seperti kotak sarang terbuat dari kayu atau tripleks ditempatkan di pojok bagian atas.
Untuk indukan yang berpoligami ditempatkan sarang 2 buah. Yaqisa juga menerapkan sistem perkawinan poligami di mana pejantan dijodohkan dengan dua betina dan dikawinkan secara bergantian. Setelah salah satu indukan betina mengeram, jantan diangkat kemudian dikawinkan dengan betina lainnya.
Sementaraitu peralatan /bak mandi diletakkan di lantai dasar kandang. Tempat kroto dibatasi bak air guna mengindari kerumunan semut.
Pepohonan kecil juga ditempatkan di dalam kandang sebagai sarana menjaga kelembaban kandang mengingat kandang berada di rumah lantai atas yang udaranya relatif panas.
Untuk kebutuhan extra-fooding seperti jangkrik diberikannya tanpa batas, sebanyak mungkin. Selain itu juga kebutuhan kroto dan cacing diberikan sepuasnya terutama pada musim panas dan musim produksi.
Sepasang indukan bisa menghabiskan 50-100 ekor jangkrik sehari bahkan bisa lebih bila indukan sedang memberi makan anak-anaknya. Dalam hal ini ditambahkan pula cacing sebagai extra-fooding.
Jadi, jangkrik dan cacing ditempatkan di bak khusus dengan porsi yang banyak. Terutama saat indukan baru menetaskan anak baru.
Perawatan anakan
Anakan murai batu biasanya dipanen setelah menginjak umur 12 atau 14 hari atau setelah anakan keluar sarang. Tujuan dipanen pada usia tersebut adalah jauh lebih aman daripada memanen pada usia dini.
Setelah diangkat, anakan ditempatkan di sangkar khusus menggunakan lampu penghangat dan dikerodong terutama pada malam hari. Sedangkan indukan akan kembali kawin dan seminggu kemudian kembali berproduksi.
Anakan pasca panen sudah bisa langsung diberi jangknk dan kroto. Memasuki umur sebulan, anak burung sudah mulai belajar makan sendiri.
Harga anakan
Karena terbilang masih baru dan belum genap dua tahun usia penangkarannya, diakui produk Yaqisa masih belum banyak beredar di pasaran, baru sebatas kalangan rekan dekat, juga para pemain lomba. Namun, dengan kualitas yang terjamin, produknya juga terbilang laris manís.
Bahkan anakan yang masih berumur satu atau dua minggu biasanya sudah diangkut kalangan pelanggan. Banderol yang dipäsangnya juga tidak lebih dan 2,5 juta hingga Rp 3,5 juta untuk seekor anakan umur satu bulan. (Agrobur)