Setelah ramai kabar mengenai kroto berformalin, kini muncul kabar mengenai kroto campur belatung. Hal ini dialami teman saya usai membeli kroto di pasar untuk bakalan murai batunya. “Kondisi kroto sudah terbungkus kertas koran dan dilipat, jadi tidak sempat melihat isinya, karena langsung dimasukkan ke kantong plastik,” ujar Hendra (27), pengemar burung kicau di Bogor.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Hendra mengaku tak bisa berbuat apa-apa, karena kios langganannya di pasar burung sedang kehabisan stok kroto. Setiba di rumah, ia langsung membuka bungkusan. Betapa kaget dia saat melihat isinya kroto campur belatung. Ia pun langsung membuangnya, daripada muncul masalah di kemudian hari. Akhirnya, MB bakalan itu hanya sarapan dengan ulat hongkong saja.
Melihat kejadian tersebut, kita sebagai konsumen harus benar-benar jeli dan bisa memilih apa yang terbaik untuk peliharaan kita. Kroto, misalnya, meski hanya Rp 2.000 per bungkusnya, tetapi kalau yang dibeli sudah basi atau dicampur bahan pengawet formalin, apalagi bercampur belatung, tentu akan membahayakan burung peliharaan. Bisa jadi burung akan sakit perut atau kalau dikonsumsi terus-menerus bisa menyebabkan infeksi lambung atau penyakit lainnya.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Sebelum membeli kroto, pastikan kalau kondisinya masih segar. Hal ini bisa dilihat dari warna dan jumlah semut rangrang yang masih hidup. Pada kroto yang sudah tidak segar, kandungan airnya meningkat dan banyak semut yang sudah mati.
Jika ada penjual yang main bungkus saja, Anda sebagai pembeli jangan ragu-ragu untuk membuka kertas koran. Kalau memang masih segar, tentu penjual tak keberatan dibuka. Kalau dia bersikeras meminta kita jangan membukanya, nah… itu pertanda kalau dia main curang.
Semoga bermanfaat !
Salam dari Om Kicau.