Burung cendet merupakan tipikal fighter, alias memiliki temperamen tinggi jika bertemu dengan sesama cendet lainnya. Ia langsung on fire untuk ngoceh. Tetapi jiwa fighter-nya akan berkurang, bahkan hilang, ketika ia mengalami gatal-gatal pada bulu-bulunya. Lebih parah lagi jika cendet sampai mencabuti bulu-bulunya, terutama bulu ekornya. OMG…, apa yang mesti dilakukan?
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Jika itu yang terjadi, mari kita telisik satu persatu kemungkinan penyebabnya, karena memang banyak faktor yang mempengaruhi. Silakan cek kemungkinan penyebab ini dengan situasi-kondisi yang Anda lihat pada cendet kesayangan di rumah.
Pertama, ada kutu yang bersarang di pangkal ekor atau di sekitar kloaka.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Ini merupakan kemungkinan yang berkaitan langsung dengan gejala yang terlihat. Biasanya, gatal kan disebabkan kutu. Secara naluri, cendet akan memberi respon terhadap gatal-gatal di bagian tersebut, yaitu dengan menggesek-gesekkan paruh ke daerah pangkal ekor atau sekitar kloaka (dubur).
Ketika gatal-gatal tidak tersembuhkan, burung akan mencabuti bulu-bulu di bagian ekor. Persoalannya bukan cendet akan kehilangan keindahan bulunya, tetapi konsentrasinya hanya terpusat pada bagaimana mengatasi gatal-gatal. Akibatnya, ia sering telat makan dan malas berkicau lagi.
Untuk mendeteksi ada dan tidaknya kutu, bisa diawali dari pemeriksaan kerodong bagian dalam. Jika di bagian tersebut terlihat kutu, bisa dipastikan bahwa inilah penyebab cendet sering mencabuti bulu ekornya. Kutu pada kerodong ini berasal dari kibasan bulu-bulu ekor yang berkutu, dan sebagian terbang ke kain kerodong (sebagian lagi jatuh ke dasar sangkar).
Jika di kain kerodong tidak terlihat adanya kutu, maka untuk memastikannya Anda harus mengambil cendet dari sangkar. Amatilah daerah di sekitar kloaka atau bulu-bulu di bagian pangkal ekor. Jika benar ada kutu, pasti akan terlihat.
Solusinya?
Kutu mesti dibasmi. Bisa menggunakan cara herbal, misalnya merebus daun sirih, lalu air rebusan yang sudah dingin disemprotkan ke bagian tubuh cendet yang berkutu. Kalau nggak mau repot, gunakan saja produk jadi, misalnya BirdFresh dan FreshAves untuk memvasmi kutu yang bersarang di tubuh burung, sangkar, maupun kain kerodongnya.
Kedua, cendet mengalami over birahi.
Jika memang tidak ada kutu, bisa jadi penyebabnya karena cendet mengalami over birahi. Tetapi penyebab seperti ini jarang dijumpai pada cendet yang dipelihara oleh kicaumania yang sudah berpengalaman. Bagi pemula, kemungkinan ini bisa saja terjadi.
Over birahi bisa disebabkan kesalahan setelan untuk perawatan harian, terutama pemberian ekstra fooding yang berlebihan. Artinya, dosis EF yang mestinya untuk persiapan menjelang lomba justru diberikan untuk rawatan harian. Jika tak ada sesama cendet di dekat sangkarnya, tentu watak fighter-nya tidak keluar, sementara potensi untuk bertarung sudah meledak-ledak. Cek bagaimana setelan cendet untuk rawatan harian dan rawatan jelang lomba.
Solusinya? Stop jatah EF untuk sementara waktu. Kurangi jemur, dan perbanyak mandi ( 3 kali / hari). Lakukan terapi ini hingga cendet tidak mencabuti buli ekornya lagi. Ingat, Anda tidak perlu melakukan terapi ini jika pemberian EF sudah sesuai dengan setelan.
Ketiga, cendet mengalami stres atau drop setelah berlomba.
Mengingat wataknya yang fighter, cendet berpotensi mengalami stress, drop, atau jatuh mental setelah berlomba. Ketika mendengar musuhnya lebih mapan, memiliki materi senjata maut, cendet seringkali merasa minder dan jatuh mental. Kelemahan tipe fighter ya seperti itu. Perilaku ini juga dijumpai pada ayam bangkok yang juga bertipe fighter. Jika kalah, mental ayam bangkok langsung drop.
Solusinya? Jika cendet mengalami stres atau mentalnya drop, segera isolasikan di tempat tenang dan jauhkan dari burung-burung lain (terutama sesama cendet). Berikan EF dengan porsi sedikit lebih banyak. Selebihnya, lakukan perawatan seperti biasanya, termasuk mandi dan jemur. Untuk mempercepat pemulihan mentalnya, Anda bisa memberikan BirdVit.
Keempat, cendet mengalami defisiensi mineral dan vitamin.
Mengingat jenis mineral dan vitamin sangat banyak, banyak sekali gejala klinis yang muncul, salah satunya adalah sering mencabuti bulu-bulu ekornya. Di alam bebas, cendet secara insting bisa memenuhi kebutuhan mineral dan vitamin, dengan cara memilih pakan yang dibutuhkan. Di sangkar atau kandang penangkaran, kebutuhan itu belum tentu terpenuhi dalam jumlah cukup pada makanan yang diberikan manusia.
Padahal, setiap kekurangan jenis mineral tertentu dan jenis vitamin tertentu akan menimbulkan ketidakseimbangan hormon di dalam metabolisme tubuh burung. Akibatnya, burung seringkali berperilaku tidak wajar, termasuk mencabuti bulu-bulu ekornya.
Sebagian besar kicaumania dan penangkar berpengalaman lebih mengandalkan pemberian vitamin dan mineral pabrikan, untuk memastikan kecukupan kedua nutrisi penting tersebut. BirdMineral dan BirdVit bisa menjadi solusi terbaik untuk memastikan kecukupan mineral dan vitamin pada jenis burung apapun.
Kelima, cendet merasa tidak nyaman dengan lokasi di sekitarnya.
Terkadang kita kurang memperhatikan barang-barang yang ada di sekitar gantangan sangkar, dan terlihat oleh burung. Misalnya saja payung, topi, dan sejenisnya. Tanpa disadari, keberadaan benda-benda tersebut dianggap cendet sebagai ancaman, misalnya disangka binatang predator.
Solusinya? Gampang! Singkirkan saja benda-benda tersebut, pindahkan ke tempat lain yang tak terlihat oleh pandangan cendet.
Sekali lagi, telusuri satu persatu penyebabnya. Bisa jadi, hanya satu fakto penyebabnya, tetapi bisa juga akumulasi dari dua faktor atau lebih. Selamat menelusuri….
Salam nancep dari Om Kicau.