Kotoran burung (feces) memang menjijikkan. Tetapi dari kotoran itulah kita bisa memperoleh informasi yang akurat mengenai kondisi kesehatan burung, apakah sehat atau sakit! Karena feces mencerminkan keadaan umum dari kondisi kesehatan burung.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Bangsa burung (Aves) memiliki muara tunggal yang disebut kloaka. Sebagian kicaumania menyebutnya dubur / anus, padahal dubur hanya dimiliki manusia, hewan mamalia, dan beberapa hewan non-burung lainnya.
Disebut muara tunggal, karena kloaka merupakan tempat bertemunya tiga saluran yang akan keluar dari tubuh burung:
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
- Saluran terakhir dari sistem pencernaan (tractus digestivus).
- Saluran terakhir dari sistem urinaria atau perkencingan (tractus urinarius).
- Saluran terakhir dari sistem reproduksi (tractus urogenetalis).
Ketiga saluran itu bersatu dalam kloaka. Ketika burung membuang kotoran (bersama urin), pasti melalui kloaka. Ketika burung jantan mengeluarkan sel sperma saat mengawini betina, atau ketika burung betina bertelur, pasti melalui kloaka juga.
Kotoran burung bisa digunakan untuk mendeteksi kondisi kesehatan burung. Berikut ini beberapa tampilan kotoran burung yang sering kita lihat (Untuk referensi lain, cek juga Pengenalan Penyakit Burung berdasar Kondisi Faces, Urine dan Uret):
1. Kotoran normal
Tampilannya lembek (tidak cair dan tidak padat). Bentuk feces normal adalah melingkar-lingkar (coil), sesuai dengan bentuk dan ukuran ususnya. Adapun warna normal cokelat atau hijau, tetapi masalah warna ini sangat tergantung dari bahan pakan yang dikonsumsi.
Tampilan kotoran seperti ini menandakan sistem pencernaan burung bekerja dengan baik. Artinya, bisa disimpulkan burung dalam keadaan sehat.
2. Kotoran dengan kombinasi warna putih
Jika semua atau sebagian besar kotoran berwarna putih, seperti kapur, Anda perlu mewaspadai bahwa burung terserang berak kapur.
Tetapi jika hanya ada sedikit kotoran putih, itu tidak perlu dicemaskan, karena itu merupakan efek dari air seni (urin) burung yang sering dikeluarkan bersamaan feces. Bagian yang berwarna putih adalah asam urat (uric acid). Urin terbentuk dari dua komponen: air dan asam urat.
3. Ada bercak hitam (darah) di sela-sela kotoran
Ini merupakan pertanda burung dalam kondisi over birahi (OB). Salah satu penyebab utamanya adalah terlalu banyak mengkonsumsi ekstra fooding melebihi porsi sewajarnya.
4. Kotoran terlalu encer
Kotoran yang terlalu encer tidak selalu mencerminkan burung mengalami diare. Kemungkinan karena burung terlalu banyak mengkonsumsi air minum, terutama saat cuaca sedang panas-panasnya.
Selama burung masih rajin berkicau, itu bukan masalah yang berarti. Tetapi jika kotoran encer terjadi bersamaan dengan burung mulai malas berkicau, ada kemungkinan mengalami diare.
5. Kotoran berceceran ke mana-mana
Itu menandakan burung masih liar. Biasanya dijumpai pada burung hasil tangkapan, dan belum beradaptasi dengan baik dengan lingkungan barunya. Ini juga bukan masalah gawat, teruskan perawatan seperti biasa sampai burung menjadi lebih jinak.
6. Kotoran menumpuk di satu tempat
Ini menunjukkan burung tidak aktif bergerak, dan bisa dijadikan tetenger kalau kondisinya kurang sehat.
7. Kotoran sejajar dengan tenggeran
Jika sebagian besar kotoran terlihat sejajar dengan posisi tenggeran, ini merupakan pertanda burung sudah mapan tinggal di dalam sangkar dan senang di tenggeran. Artinya, burung dalam keadaan sehat.
Selain pengamatan kotoran, kondisi kesehatan burung juga bisa dipantau melalui perubahan perilaku dan pengamatan organ tubuh luar.
Salam dari Om Kicau.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
mantaplah……siiiip
makasih infonya, tambah ilmu baru lagi