Muda usianya, tetapi cukup luas pengalamannya dalam penangkaran burung murai batu (MB). Itulah Hasan, pemuda 26 tahun, yang kini sukses menangkar MB di Purwokerto. Sejak SMP (2006) dia sudah beternak kenari, dan setahun kemudian beralih ke murai batu sampai sekarang.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kini di penangkarannya terdapat 16 kandang produktif. Ia berencana menambah empat kandang lagi, sehingga menjadi 20 kandang. Tinggal mencari induk jantan saja. Calon induk betina cukup banyak, karena selama ini tidak dijualnya.
Sampai saat ini, penangkaran yang diberi nama TnT Bird Farm sudah menghasilkan sekitar 300 ekor murai batu yang tersebar ke berbagai daerah di Indonesia. Memang masih jauh jika dibandingkan dengan Global Fauna Farm, yang setiap bulan bisa memproduksi 380 anakan. Tetapi untuk pemuda seusia Hasan, ini prestasi yang membanggakan.
Kandang TnT Bird Farm terlihat sederhana. Setiap kandang memiliki ukuran 100 cm x 100 cm. Bentuk dan ukuran kandang, menurut dia, tidak jadi persoalan besar. Yang terpenting induknya berkualitas, agar anakan yang dihasilkannya pun berkualitas.
Mengatasi Indukan Kanibal
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Salah satu kendala yang dihadapi Hasan adalah ketika melihat induk murai batu yang kanibal. Tetapi pengalamanlah yang menempanya untuk tetap bertahan. Untuk menyiasati induk yang kanibal, ia harus memisahkan anaknya dan melolohnya sendiri.
Karakter MB memang bermacam-macam, ada yang pengasih-penyayang terhadap anaknya, tetapi ada juga yang kanibal dan tega membunuh anaknya sendiri. “Ketika berhadapan dengan murai kanibal, kita meski ekstra hati hati dan telaten, agar anakan selamat dari kematian,” ujar Hasan, seperti diberitakan Tabloid BNR.
Terhadap indukan yang sejak awal diketahui kanibal, ia sudah meningkatkan kewaspadaannya menjelang telur menetas. Dengan telaten, dia menunggu hari-hari penetasan. Begitu menetas, piyik pun langsung diambil dan dipindahkan. Bisa dibayangkan, betapa sulit meloloh piyik umur 1 hari.
Selama ini, sudah ada beberapa MB produk penangkarannya yang menjuarai lomba. Ke depan, ia akan terus berusaha menjaga agar kualitas ternakannya bisa meningkat.
Untuk meningkatkan kualitas indukan, ia rajin datang ke berbagai lomba untuk mencari MB juara. Selain itu, untuk menggenjot produksi yang berkualitas, ia pun melakukan praktik poligami terhadap indukan yang bagus.
Dari hasil penangkaran MB inilah, Hasan yang masih membujang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk membiayai kuliahnya. Wuih, inspirasi yang menarik bukan?
Salam dari Om Kicau!