Tungau kantung udara (KU), atau dalam bahasa veterinari disebut air sac mites, adalah penyebab umum yang mengakibatkan burung menjadi sulit bernafas. Parasit ini sering menyerang burung kenari, finch, dan beberapa jenis burung lainnya. Bisa dibayangkan bagaimana ketika seorang penyanyi susah bernafas. Jangankan untuk bernyanyi, untuk bersuara pun megap-megap. Nah, seperti itu pula burung berkicau ketika terserang kutu yang sulit dilihat dengan mata telanjang tersebut.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Tungau KU memiliki nama ilmiah Sternostoma tracheacolum. Ia menghabiskan sebagian besar siklus hidupnya dalam tubuh burung. Siklus hidupnya dari telur hingga dewasa hanya memakan waktu 6 hari.
Dalam siklus hidupnya yang pendek, tungau KU sering kelayapan naik-turun dalam sistem pernafasan burung. Meski umurnya pendek, ia begitu mudah berkembang biak ketika kita tidak melakukan upaya pemberantasan.
Air sac mites juga memiliki sifat sangat menular, terutama ketika burung terlihat saling meloloh, baik ketika bercumbu dengan pasangannya, atau indukan yang sedang memberi makan anaknya. Kandang yang kotor juga menjadi sumber infeksi dari penyebaran tungau ini.
Gejala yang timbul
Gejala infeksi yang diakibatkan tungau KU sangat bervariasi, tergantung dari jenis burung dan tingkat infeksinya. Gejala umum yang terlihat antara lain suara parau, bahkan kehilangan suara, disertai ekor yang terlihat sering naik-turun.
Parasit ini memang lebih sering menyerang pada burung pemakan biji-bijian seperti kenari dan finch. Tetapi ketika terjadi interaksi antara burung yang terserang dan burung sehat, meskipun bukan burung sejenis, maka penularan penyakit pun mudah terjadi.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Tindakan pencegahan
Pencegahan agar burung terbebas dari tungau kantung udara adalah menjaga kebersihan kandang / sangkar burung. Untuk menjaga dari kemungkinan terburuk, gunakan obat antikutu yang mengandung permethrine dan piperonyl butoxide.
Permethrine dikenal sebagai pestisida aman yang sudah diujikan untuk penyemprotan nyamuk demam berdarah di berbagai wilayah di Indonesia. Berdasarkan ujicoba itu, permethrine terbukti mempunyai aktivitas insektisidal yang sangat tinggi baik untuk lalat, nyamuk, kutu, tungau, dan insekta pengganggu yang lain. Kecepatan kerjanya tinggi dan efek residualnya sangat rendah, sehingga aman untuk hewan peliharaan maupun manusia.
Salah satu produk obat antikutu, antitungau, antisemut, antiparasit, maupun antijamur yang mengandung permethrine dan piperonyl butoxide adalah FreshAves. Setiap 5 gram FreshAves dicampur dengan 1 liter air, dan larutannya digunakan untuk menyemprot seluruh tubuh luar burung, sela-sela dan dasar kandang / sangkar, atau lingkungan sekitar kandang yang dicurigai sebagai tempat persembunyian kutu dan tungau.
Adapun tindak pencegahan yang bisa dilakukan terhadap burung-burung sehat, ketika dijumpai ada seekor burung yang terserang tungau TU, maka burung yang terinfeksi harus dikarantina di tempat lain sambil diobati (lihat Tindakan Pengobatan).
Sedangkan burung-burung yang masih sehat segera disemprot dengan FreshAves. Demikian pula dengan kandangnya. Ini untuk menekan kemungkinan penularan tungau kantung udara ini. Prosedur penggunaannya sama seperti penjelasan sebelumnya.
Tindakan pengobatan
Untuk mengobati burung yang terkena air sac mites atau tungau kantung udara, gunakan obat yang mengandung ivermectin, misalnya BirdFresh. Cara menggunakannya dengan dioleskan ke bagian tengkuk kiri dan kanan pada burung yang terserang tungau KU.
Selain bisa menghilangkan air sac mite pengganggu saluran pernafasan, obat spesial ini juga akan menghilangkan serak dan gangguan pernafasan lain, sehingga burung bisa bernyanyi kembali, menghibur Anda di rumah, atau berlaga di arena lomba.
Beberapa burung yang terlihat tidak nagen / suka turun tangkringan, tiba-tiba berhenti teler (misalnya pada anis merah). mudah ngebagong / nguda laut / ngebatman, diduga juga karena gangguan tungau kantung udara. Itu sebabnya, ketika diolesi BirdFresh selama 3-4 hari, tungau tersebut biasanya akan mati dan terbuang melalui feces atau kotorannya.
Burung, kucing, anjing, dan hewan piaraan lainnya pada dasarnya adalah makhluk hidup: sama seperti manusia. Mereka terkadang bisa riang sehingga rajin berkicau, tapi bisa juga sakit yang membuatnya mogok bunyi.
Salam sukses untuk Anda, salam sukses dari Om Kicau.