Common myna (Acridotheres tristis) atau spesies jalak biasa yang ada di Australia dinyatakan bersalah karena terbukti “menyingkirkan” sejumlah spesies burung asli Australia sehingga harus keluar dari habitat aslinya. Atas bukti-bukti tersebut, jalak dihukum dengan mendapat predikat sebagai burung hama terburuk di Australia.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Perdebatan mengenai masalah ini berlangsung selama lebih dari satu dekade. Para ahli burung dan lingkungan hidup mempersoalkan membengkaknya populasi burung jalak di Australia dan negara-negara lain di dunia. Sebaliknya, sejumlah spesies burung asli Australia justru terdepak oleh kehadiran jalak.
Saat ini jalak dimasukkan dalam penilaian Nomor 3 dalam Daftar IUCN sebagai invasi spesies terburuk. Penelitian terbaru di Australia makin menegaskan hal itu, karena keberadan jalak di Negeri Kanguru ini benar-benar memberi dampak negatif terhadap keberadaan spesies burung asli.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Kate Grarock dan rekan-rekan dari ARC Centre of Excellence for Environmental Decisions (CEED ) dan Australian National University (ANU) meneliti 20 spesies burung di Canberra, ibu kota negara, serta menganalisis catatan Orniotologist Group (COG).
COG mendirikan Canberra Bird Survey (GBS) pada tahun 1981, di mana para relawan bertugas melakukan survai terhadap keberadaan burung di dalam dan sekitar kota. Survai dengan jangkauan seluas 3,1 hektare ini dilakukan setiap dua minggu untuk waktu 10 menit. Selama 29 tahun, terkumpul 74.492 hasil survai yang hasilnya mengejutkan.
“Kami menemukan bukti adanya hubungan antara perkembangan dan melimpahnya populasi jalak dengan sarang-sarang dari delapan spesies burung kecil asli Australia,” kata Grarock.
Burung-burung yang paling terpengaruh oleh keberadaan jalak umumnya memiliki kebiasaan bersarang di dalam lubang di pohon. Misalnya kakatua jambul kuning (sulphur-crested cockatoo), crimson rosella, dan laughing kookaburra.
Juga beberapa spesies burung kecil seperti superb-fairy wren, sriated pardalote, rufous whislter, willie wagtail, grey fantail, magpie-lark, burung gereja, silvereye, dan blackbird. Adapun burung-burung besar seperti kacer (magpies), wattlebirds, galahs, ravens, dan currawongs sepertinya tidak mengalami dampak signifikan.
Jalak bukanlah burung asli Australia. Spesies ini dibawa masuk ke Australia tahun 1862, untuk mengendalikan serangan serangga di Melbourne. Tahun 1968, sepasang burung jalak dibawa ke Canberra, dan dari situlah mulai berkembang biak dengan pesat.
Pada awal tahun 1990, populasinya makin berlimpah di seluruh wilayah Australia. Bahkan tahun ini populasi jalak mulai menekan dan mampu mengusir burung pribumi keluar dari habitat asli. Ini menimbulkan kecemasan bagi warga dan pemerintah setempat, juga para pemerhati burung mengenai keselamatan burung asli Australia di habitatnya.
Sejak tahun 2005, ketika jalak mendapat gelar baru sebagai burung hama, beberapa pemerintah setempat memberlakukan pengawasan dan pengkontrolan ketat terhadap keberadaan spesies tersebut. Kekhawatiran mereka terhadap dampak negatif jalak ini bahkan melebihi kekhawatiran terhadap binatang hama lainnya seperti katak tebu, rubah merah, kucing liar, dan kelinci eropa.
Hingga saat ini masih belum jelas apa yang akan dilakukan untuk mengontrol populasi burung jalak ini di beberapa wilayah di Australia. Wah, berbeda dari negeri kita ya, jalak putih justru jadi burung yang dilindungi.
Salam sukses untuk Anda, salam sukses dari Om Kicau.