Mungkin Anda masih asing dengan nama burung cep-cep. Seperti apa burungnya, silakan dilihat pada foto yang menyertai artikel ini. Burung ini ada yang menamainya sebagai kelintang, dan disebut-disebut sebagai burung asli Bangka. Adry Riady, kicaumania asal Bangka, membagikan cerita soal burung cep-cep untuk para pembaca omkicau.com. (Update artikel: Burung ini bukan hanya burung lokalan bangka, tetapi tersebar di berbagai negara. Di Indonesia, antara lain ada di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Bali [meski jarang]. Coba silakan cek pada artikel Lagu aseli burung cep-cep atau cucak kurincang tak seheboh lagu hasil pemasteran.)
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Burung cep-cep di pasaran dulunya hanya dihargai sekitar Rp 3.000 per ekor, untuk bahan yang baru ditangkap dari alam. Sekitar tiga tahun lalu, untuk kali pertama Adry memasukkan burung ini dalam lomba, bahkan langsung dimasukkan kelas utama atau bergengsi pada lomba Bupati Cup.
Setelah itu popularitasnya langsung melesat. Harga bakalan naik berlipat-lipat dari Rp 3.000 menjadi sekitar Rp 100.000 per ekor.
Namun, belakangan ini, sejumlah EO di Bangka kembali menghilangkan kelas cep-cep. Mungkin karena pesertanya dianggap kurang ramai, sehingga sebagian EO merasa rugi kalau membuka ini.
Sampai akhirnya Adry kembali menggelar lomba Speed Racer Cup, tanggal 18 November lalu, dengan niat untuk mengangkat burung lokal Bangka. Bahkan ia langsung membuka dua kelas.
“Ternyata pesertanya cukup ramai. Dua kelas itu diikuti rata-rata 45 ekor. Sekarang burung cep-cep bisa kembali terdongkrak pamornya. Sejumlah EO lain pun sudah akan kembali membuka kelas cep-cep ke kelas utama atau unggulan,” tutur Adry.
Saat ini harga cep-cep kembali melesat, apalagi burung yang sudah mau tampil di lomba. Jagoan Mr King milik Suppy, misalnya, langsung ditawar Rp 20 juta usai memborong juara di Speed Racer Cup. Namun Supi belum ingin melepasnya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Perawatan sederhana
Perawatan burung cep-cep, menurut Adry, relatif sederhana. Sehari-hari cukup diberi pisang, termasuk ketika mau lomba. Perawatan lainnya sama seperti burung kicauan yang lain, yaitu jemur dan mandi, meski masing-masing burung memiliki kebiasaan yang tidak selalu sama.
Gaya cep-cep membawakan lagu mirip kenari, tetapi dengan warna lagu yang berbeda. “Saya sulit untuk menggambarkannya, tapi saya akan mencoba untuk belajar merekamnya, baik suara, atau dalam bentuk video, sehingga bisa berbagi dengan teman-teman semua. Biar para kicaumania di seluruh Indonesia benar-benar tahu seperti apa sih burung cep-cep,” tambah Adry.
Pada kasus burung Mr King milik Suppy BC, Adry menyebut gaya tempurnya mirip murai batu yang lagi ngeplay: sambil bunyi, kepalanya naik-turun. Yah, kita tunggu saja kiriman video mengenai burung cep-cep. Siapa tahu dari Bangka akan mewabah di seluruh Indonesia. (Waca-Jogja)
Salam sukses dari Om Kicau.