Banyak orang mengira mesin tetas hanya digunakan untuk menetaskan telur ayam, itik, atau puyuh. Adapun burung lebih mengandalkan penetasan alami, yaitu melalui induk betina yang mengerami telur-telurnya. Pada beberapa jenis burung, induk jantan pun ikut mengerami telur serta mengasuh anak-anaknya. Belakangan ini muncul beberapa penangkar yang menggunakan mesin tetas, misalnya Global Fauna Farm yang fokus di penangkaran murai batu. Mesin yang digunakan supercanggih, belum diproduksi di negara kita, tentu sangat mahal (mencapai ratusan juta rupiah). Sebenarnya Anda bisa bikin sendiri mesin tetas, bahkan dari barang bekas. Tidak percaya?
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sebelum masuk ke proses pembuatan, perlu diketahui terlebih dulu bagaimana prinsip kerja sebuah mesin tetas, yaitu menghangatkan telur dalam suhu tertentu hingga telur bisa menetas. Suhu hangat ini bisa diambil dari sumber lampu berdaya 40 Watt, sebagai pengganti tubuh hangat induk saat mengerami telurnya.
Ruangan di dalam mesin tetas, meski hangat, tetap membutuhkan sirkulasi udara yang lancar. Dalam hal ini, kita bisa menggunakan kipas / fan kecil yang biasa digunakan dalam perangkat komputer (PC), kipas ini juga berfungsi untuk mengatur kelembaban didalam inkubator. Sedangkan untuk mengetahui suhu di dalam ruang mesin tetas, kita gunakan thermometer baik model biasa atau digital.
Temperatur yang ideal dalam inkubator
Temperatur atau suhu ideal yang diperlukan dalam mesin tetas adalah sekitar 98 -100.3 °F atau 36,5 – 38 °C. Apabila suhunya “meleset” sedikit rendah dari kisaran tersebut, biasanya tidak memberikan efek signifikan.
Misalnya, saat mesin tetas dioperasikan, aliran listrik satu kampung mati beberapa jam. Mesin tetas masih menyimpan panas beberapa saat, kemudian berangsur-angsur menurun selama aliran listrik belum menyala. Tentu kalau terkena giliran pemadaman sampai setengah hari lebih, risiko kegagalan penetasan bisa saja terjadi, terutama pada 3 hari pertama telur dimasukkan ke mesin tetas, dan 3 hari terakhir sebelum telur menetas.
Bagaimana jika suhu “meleset” di atas kisaran normal? Ini justru yang berbahaya, karena akan mematikan sel benih (discus germinalis), atau embrio yang merupakan pengembangan dari sel benih di dalam telur. Iru sebabnya, pengadaan thermostat dalam mesin tetas sangat diperlukan. Peranti yang banyak dijual di poultry shop (khususnya toko besar) ini secara otomatis akan mematikan lampu ketika suhu di dalam mesin tetas mencapai batasan maksimal (misalnya 38 °C).
Bahan baku pembuatan mesin tetas
Kali ini kita akan membuat mesin tetas dengan menggunakan boks styrofoam, yang biasa digunakan untuk menyimpan minuman dingin / es batu. Adapun bahan baku yang diperlukan adalah sebagai berikut :
- Kotak / boks styrofoam.
- Pipa PVC dan ring untuk dijadikan tongkat pemutar telur.
- Botol bekas obat (2 buah).
- Satu set lampu bohlam dengan total daya 40 Watt.
- Kabel listrik secukupnya, selang, dan botol air mineral.
- Fan / kipas angin mini yang biasa digunakan untuk komputer / PC.
- Thermostat (bisa dibeli di poultry shop).
- Thermometer (boleh analog / biasa maupun digital).
- Kawat ram.
- Spons dan nampan atau mangkuk
- Adaptor 12 Volt untuk menghidupkan kipas angin bekas komputer.
- dan lain-lain yang disertakan dalam gambar di di bawah ini.
Secara umum pemasangan atau instalasi dari mesin tetas bisa dilihat pada rangkaian di bawah ini :
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Berikut skema pemasangan semua bahan baku :
Cara pembuatan
Pertama, kita akan membuat jendela untuk memantau bagian dalam mesin tetas dari luar. Caranya dengan memotong bagian tengah dari penutup boks styrofoam, kemudian dilapisi dengan kaca transparan.
Setelah kaca ditempelkan, selanjutnya membuat beberapa lubang di setiap dinding boks, untuk lubang ventilasi udara, lubang kabel, penampungan air, dan untuk alat pemutar telur.
Pada gambar di bawah ini ada 2 lubang ventilasi udara, 1 lubang untuk penampungan air, 1 lubang untuk kabel, dan 2 lubang pada sisi kiri-kanan untuk alat pemutar telur.
Siapkan beberapa buah spons / busa, kemudian dimasukkan dalam wadah / nampan kotak dan diletakkan di bagian dasar boks styrofoam.
Langkah berikutnya mengambil kawat ram, kemudian dilipat seperti dalam gambar di bawah ini. Panjang dan lebar kawat disesuaikan dengan ukuran boks styrofoam yang Anda dapatkan.
Sekarang masukjan kawat yang sudah dipotong ke dalam boks. Berikutnya, masukkan selang yang sudah disambung dengan botol air mineral ke dalam lubang yang sudah dibuat.
Waktunya kita membuat penopang untuk tempat menyimpan telur, atau bisa juga disebut sebagai rak telur. Ada dua cara yang bisa dilakukan dalam pembuatan rak telur:
Pertama, rak telur biasa seperti gambar di bawah ini.
Kalau menggunakan model pertama, maka telur perlu ditempatkan dalam egg tray sederhana seperti gambar di bawah ini. Model ini nampaknya hanya cocok untuk menetaskan telur ayam dan itik, karena susah untuk mendapatkan egg tray kecil untuk telur burung.
Kedua, sama seperti model pertama, namun tidak menggunakan egg tray. Sebagai gantinya, Anda dapat menambahkan sekat dari bahan tripleks. Model ini bisa digunakan untuk penetasan telur burung. Sekat ini akan mengamankan telur saat diputar, terutama jika jumlah telur yang ditetaskan sedikit. Selain dari tripleks, sekat juga bisa dibuat dengan menggunakan benang bagor yang kedua ujungnya dipakukan pada rangka rak telur. Pastikan posisi benang pada ketinggian sekitar 2/3 dari panjang telur.
Setelah rak telur selesai dibuat, kini saatnya disatukan dengan batang pipa PVC, yang akan dihubungkan dengan alat pemutar telur. Jadi siapkan dua buah ring yang sesuai dengan diameter PVC tadi. Jika tidak ada, Anda bisa mengakalinya dengan menggunakan potongan seng atau alumunium yang bisa menjepit batang pipa tersebut.
Masukan pipa PVC ke lubang di sisi kanan atau kiri yang sebelumnya sudah dbuat. Sangkutkan papan penopang ini pada tongkat PVC, hingga bergantung di tengah. Setelah dirasa kuat dan pas, barulah kita kencangkan dengan menggunakan baut.
Tahap pertama sudah selesai.
Sekarang kita beralih ke tahap selanjutnya, yaitu merangkai instalasi listriknya.
Tempelkan kipas angin kecil / fan yang bisa dibeli di toko komputer. Pasangkan juga lampu dan thermostat. Cara pemasangannya bisa dilihat kembali pada gambar di atas.
Yang harus diperhatikan, dalam gambar diatas digunakan kipas 220 V. Tetapi di sini kita tidak menggunakan kipas tersebut, dengan alasan penghematan listrik. Jadi, kita akan menggunakan kipas dengan daya 12 V DC, di mana kabel-kabel dari kipas ini tidak dihubungkan dengan lampu dan thermostat, tapi menggunakan adaptor 12 VDC.
Tadi sudah dijelaskan soal pembuatan 2 lubang untuk ventilasi udara. Sekarang tutup lubang ventilasi itu dengan dua botol bekas obat. Sebelum digunakan, potong dulu ujung dari botol tersebut agar berlubang.
Pembuatan sudah menuju tahap akhir.
Sekarang kita rapikan kabel-kabel yang berada di luar boks. Misalnya menyambung kabel untuk listrik dan kabel untuk kipas yang bersumber dari adaptor. Perlu diperhatikan, penyambungan kabel listrik harus rapi dan hati-hati untuk mencegah korsluiting atau hal-hal tak diinginkan lainnya.
Jika sudah beres, kita masukkan thermometer (pengukur suhu) dan hygrometer (pengukur kelembaban). Letakan thermometer di atas permukaan kawat nampan yang sudah diisi spons dengan air secukupnya. Setelah itu, setting ulang thermostat.
Cara menyetel thermostat relatif mudah, karena kita tinggal memutar baut untuk mengencangkan atau mengendorkan batas antara dua lempengan thermostat. Kedua lempengan inilah yang akan memutus atau menyambung aliran listrik untuk lampu.
Pengujian bisa dilakukan dengan menutup mesin tetas, kemudian menghidupkan mesin tetas. Biarkan suhu di dalam mesin tetas meningkat, dan sampai batas tertentu akan mati dengan sendirinya. Saat mati iniah kita bisa melihat (melalui kaca jendela mesin tetas) berapa suhunya. Jika, misalnya tercatat 40 °C, berarti Anda mesti mengendurkan baut. Silakan dicoba lagi, sampai akhirnya lampu mesin tetas mati pada suhu 38 °C.
Untuk memantau kelembaban di dalam mesin tetas, Anda bisa melihat hygrometer atau mengamati air yang ada dalam nampan berisi spons. Kelembaban untuk penetasan telur sekitar 70 – 75 %. Jika spons kering, biasanya kelembaban mulai menurun. Saat itulah Anda mesyi menambahkan air melalui botol air mineral yang sudah dipasang. Jadi tidak perlu membuka-tutup mesin tetas.
Berikut ini adalah beberapa gambar dari hasil kreasi mesin tetas rumahan dari backyardchicken. Silakan diamati dan dijadikan inspirasi untuk Anda berkreasi sendiri dirumah.
sumber gambar dan referensi : backyardchicken.com
Selamat berkreasi, semoga bermanfaat.
—
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
kalau saya masih menggunakan tripleks dan reng untuk membuat mesin penetas telur, jadi masih sangat sederhana sekali. di sini saya mendapat tambahan ilmu yang luar biasa. terima kasih sudah berbagi dan salam kenal 🙂
Menarik sekali tulisan ttg mesin tetas kreasi sendiri ini om. Pengen coba membuatnya. Hanya ada bbrp hal yg saya belum fahami om. Mohon penjelasannya.
1. Kipas yg dipasang didalam mesin tetas rancangan om Aries ini ada 2 ya? difungsikan semua atau gimana?
2. Dalam gambar yg udah jadi, sptnya ada bbrp botol kaca (mirip botol bekas selai). Itu fungsinya apa dan bgm penempatannya?
ada dua pilihan kok om, jika tidak ada kipas arus DC (12V) bisa menggunakan kipas AC (220 V) jadi cuma satu saja yang digunakan dengan skema seperti di gambarnya. botol kaca sama fungsinya dengan menjaga kelembaban jika tidak ingin repot-repot memasukan air. masukan beberapa botol berisi air, kalau kelembaban kurang botol bisa ditambah, kalau terlalu lembab botol bisa diambil satu, hampir sama dengan kipas om, itu cuma optional / pilihan untuk memudahkan saja.
Jadi itu cm opsional aja ya om? Oya 1 lagi, cara melubangi dinding box utk menempatkan botol bekas obat pake apa/gimana caranya ya? Trims banget utk jwbnnya…
box styrofoam kebanyakan dibuat dari busa styrofoam om, ada juga yang lapisan luarnya dilapisi lagi dengan plastik seperti yang di gambar. jadi untuk motongnya bisa menggunakan berbagai cara, termasuk menggunakan panas solderan untuk membuat lubang kemudian baru dipotong sesuai pola menggunakan gergaji triplek (biar rapi) atau bisa juga menggunakan pisau biasa om.
Oke. Trims banget om Aries…
apakah barang bekas bebas atau barang tertentu … kemudian peletakkan yang tepat seperti apa??
barang yang akan dipakai bebas menggunakan barang bekas apa saja termasuk kulkas yang sudah rusak, lemari pakaian, box sabun, peti, dan sebagainya
sangat kreatif,tapi apakah sudah teruji berhasil menetas…trimakasih om kicau inspirasinya
selama telur tersebut subur dan suhu dalam inkubator sudah sesuai begitu juga dengan kelembaban dan proses balik telur yang rutin pasti akan menetas om 🙂
Tanya : Selama proses penetasan fan dihidupkan terus atau tidak. Thanks
kipas harus tetap hidup om, dalam peralatan inkubator kipas memilik jalur yang sama dengan lampu. tujuannya untuk memberikan kelembaban dengan meniupkan ar/busa yang terdapat didalam inkubator itu
Om.. saya mau tanya, kalo sistem putar telur itu mutlak harus ya?
yg saya tangkap, tujuan diputar itu untuk memanasi telur atas dan bawah dengan lampu.. klu misal saya pake lampunya 2 (atas dan bawah), sama aja gak yah hasilnya?? Mohon pencerahannya.. Trims..
regards,
Bima Bandung
sistem putar itu mutlak tapi tidak juga harus selalu ada dalam setiap inkubator ada juga yang melakukannya secara manual. tujuan diputar bukan untuk memanasi telur bawah dan atasnya om, tapi untuk membuat embrio tetap hidup dengan merubah posisi telur setiap beberapa jam,, jadi telur tersebut tidak dibolak-balik. klo menggunakan dua lampu maka kelembaban akan hilang dan telur malah bisa gagal menetas om 🙂
Mantab banget mas hasil karyanya bisa di pergunakan teknologinya untuk para UKM di wilayah Pulau Pari nih mas
sangat bermanfaat… bisa nggak ya pesen g sudah jadi 1 buah…??
diproduk aja om aku pesen 1 buah…
kalau buat sendiri repot om….
Om mau tanya,jumlah telur idealnya brpa ya??
trs harga termostat dan termometer di pasaran brpa…?Trims……
om kicau aku mau nanya? uku membuat inkubator dengan kayu triplek tebal 1cm dengan ukuran 60x30x35 dan suhu saya buat stabil 38c, setelah aku uji coba samapai sekarang hari ke22 belum juga ada yang netas telur ayam kampung, mau tanya berapa suhu ideal stabilnya?
Suhu ideal untuk telur ayam dalam inkubator di kisaran 37,2 – 38 celcius, suhu yang om atur sudah cukup, masa inkubasi sekitar 19 – 21 hari, klo gagal menetas kemungkinan berasal dari kelembaban yang kurang dan telur sering di putar ( bolak-balik) atau malah tidak diputar sama sekali (jarang) sebaiknya telur dibalik setiap dua kali sehari. dan masalah telur yang akan ditetaskan juga kalau kotor sebaiknya jangan dicuci om, kalaupun mau dicuci ya didalam inkubatornya. karenanya kebersihan kandang juga harus diutamakan.
Om duto, kalau beli thermostat sama thermogyrometer di wilayah Solo, ada toko dan alamatnya om?
di toko aquarium yg lengkap banyak dijual thermostat om, buat ngatur suhu air di akuarium
kreatif sekali ni dari barang-barang bekas pun kita bisa membuat mesin tetas, jadinya bisa menghemat biaya dan tidak perlu beli mesin tetas yang harganya mencapai jutaan…
izin mmebookmark tulisan anda, terima kasih 🙂
di produk aja om he he pasti mumer . tks
Sangat bermanfaat sekali. Kalau beli yg sudah siap ada gak ya Om,,,, dan berapa nominalnya,,,,,. Trimakasih.
bermanfaat
beli jd aj om ada gk y?
wehhh ,,, boleh juga nich di coba heee,,, thx infonya
Top Markotop…