Dalam pemeliharan dan penangkaran burung murai batu, tentu tidak pernah dari berbagai masalah. Namun justru dari sinilah kita memperoleh pengalaman, sekaligus secara bertahap dapat meningkatkan status dari pemula menjadi advance, syukur-syukur menjadi master seperti Andy Donk Jogja, Mr Gunawan Solo, atau Akia Jambi. Terkadang permasalahan yang muncul sepele, misalnya kaki murai batu mengalami kram atau keseleo. Pernah mengalami hal ini? Bagi yang belum mengalami, berikut ini tips singkat mengatasi kaki murai batu yang kram atau keseleo.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

TENGGERAN DIUSAHAKAN AGAK KASAR AGAR BURUNG TERHINDAR DARI KEMUNGKINAN TERPELESET

Tidak bisa dimungkiri, murai batu merupakan salah satu jenis burung berkicau yang sangat agresif. Burung ini selalu terlihat “marah” setiap melihat burung sejenis, apalagi kalau musuhnya berkicau. Ia pasti memberi respon melalui gerakan yang agresif, dan balik mengeluarkan kicauan terbaiknya.

Dalam kondisi tidak ada lawan pun, agresivitasnya kerap terlihat, dengan membolak-balik tubuhnya di atas tenggeran, meloncat ke dasar sangkar, lalu menclok lagi di tenggeran, dan seterusnya. Bukan tidak mungkin jika dalam pergerakan itu burung terpeleset, terutama pada tenggeran yang licin.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Saat terpeleset, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi pada kakinya (kita tidak membahas bagian tubuh yang lain), yaitu kram dan keseleo. Terkadang, gejala ini justru sudah muncul sebelum burung terpeleset. Artinya, karena faktor kelelahan atau sebab lain, murai batu mengalami kram dan / atau keselo pada salah satu atau kedua kakinya, kemudian saat terbang dan akan hinggap ke tenggeran terpeleset.

Kram atau keseleo juga bisa disebabkan salah satu atau kedua kaki murai batu menyangkut pada jeruji sangkar. Ketika ia hendak terbang meninggalkan jeruji sangkar, dengan gerakan cepat, kakinya tersangkut dan menimbulkan cedera seperti itu.

Jika kita tidak mencermatinya dengan seksama, terkadang sulit untuk memastikan apakah kaki murai batu mengalami kram dan keseleo atau tidak. Karena itu, sesekali perlu dipantau bagaimana kondisi kaki burung ini saat bergerak.

Jika cederanya agak ringan, burung seperti terlihat biasa, bahkan masih bisa berkicau. Tetapi kalau cedera agak parah, burung mengalami penurunan aktivitas, lebih sering diam di tenggeran atau di dasar sangkar, bahkan mulai jarang berkicau.

Ada dua cara untuk mengatasi masalah seperti ini. Untuk burung yang biasa dipegang, siapkan wadah yang berisi air hangat dicampur dengan garam secukupnya. Metode ini sebenarnya sudah lama diterapkan pada manusia, untuk menghilangkan keletihan.

Jika burung yang belum pernah atau belum terbiasa dipegang, Anda bisa menggunakan hand sprayer yang diisi dengan air hangat dicampur dengan garam secukupnya. Semprotkan larutan garam itu ke kaki burung yang keram.

Metode pengobatan ini perlu dilanjutkan dengan mengoleskan minyak buah pala pada kaki burung. Khusus untuk burung yang belum terbiasa dipegang, minyak pala bisa dimasukkan dalam hand sprayer mini (misal botol bekas parfum yang sudah dicuci bersih), dan disemprotkan ke kakinya.

Tindakan pengobatan ini juga harus dibarengi dengan penjemuran secukupnya, untuk memperoleh asupan provitamin D dari sinar matahari pagi, yang bisa membantu proses penyembuhan. Selama menjalani masa perawatan, burung tetap mendapat perlakuan pakan yang sama.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.