Sebagian besar burung murai batu (MB) yang dipelihara dan dilombakan di Indonesia berasal dari spesies yang sama, Copsychus malabaricus, meski terkadang dengan subspesies berbeda. Misalnya MB Aceh / Medan (C.m. tricolor), MB ekor hitam (C.m. melanurus), dan MB Borneo (C.m. suavis). Di wilayah utara Kalimantan, tepatnya Sabah dan sekitarnya, juga ada subspesies lagi yaitu Copsychus malabaricus stricklandii. Sebagian kicaumania Malaysia juga menyebutnya sebagai murai Borneo, meski ada juga yang menyebutnya murai batu Sabah, MB kepala putih, atau chai. Performanya tidak kalah garang dari murai batu di Indonesia.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

MB KEPALA PUTIH (DARI ARAH DEPAN

MB KEPALA PUTIH (ARAH BELAKANG)

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Murai batu kepala putih, atau white-crowned shama semula dikelompokkan sebagai spesies tersendiri dengan nama ilmiah Copsychus stricklandii, berdasarkan taksonomi yang dibuat CG Sibley dan BL Monroe dalam buku Distribusi dan Taksonomi Burung se-Dunia (Penerbit Yale University Press, New Haven, AS; 1990).

MB KEPALA PUTIH DI ALAM BEBAS

Bahkan disebutkan ada 2 subspecies dari Copsychus stricklandii, yaitu Copsychus stricklandii stricklandii dan Copsychus stricklandii barbouri. Tetapi pada tahun 2004, Collar menemukan bukti kalau MB kepala putih bukanlah spesies tersendiri, melainkan subspesies dari Copsychus malabaricus (white-rumped shama) dengan nama Copsychus malabaricus stricklandii. Nama inilah yang sekarang resmi dicatat dalam Taxomic Serial Number (TSN) dengan nomor 559433.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Secara umum, penampilan MB kepala putih hampir sama dengan murai batu Borneo. Ekornya sama-sama pendek. Selain itu, 2 pasang bulu ekor utama (terlihat lebih panjang dari 4 pasang bulu ekor lainnya) berwarna hitam. Sedangkan 4 pasang ekor lainnya putih dan tersembunyi di bagian dalam.

Perbedaan mencolok terlihat pada bagian mahkota, atau bagian atas kepala, yang berwarna putih. Sedangkan MB Borneo, juga MB lain dari Lampung, Binjai, Nias, Medan, dan Aceh tetap hitam. Artinya, dua pasang ekor utamanya (yang panjang) berwarna hitam, sedangkan 4 pasang ekor lainnya berwarna putih dan tersembunyi di balik ekor utama.

Seperti dijelaskan, ketika masih dianggap sebagai spesies tersendiri, ada dua subspecies MB kepala putih, yaitu Copsychus stricklandii stricklandii dan Copsychus stricklandii barbouri. Tapi sekarang keduanya menjadi sub-subspesies, dengan nama ilmiah C.m. stricklandii stricklandii dan C.m. stricklandii barbouri.

Stricklandii memiliki ciri seperti diuraikan dalam penjelasan mengenai MP kepala putih. Khusus barbouri, ada tengara yang mudah dilihat, yaitu warna putih pada bagian perbatasan punggung dan bulu ekor. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut ini :

MB KEPALA PUTIH JENIS BARBOURI

Performa suara keduanya sangat menarik, garang, bahkan sering diadu dengan murai batu Medan / Aceh, meski sekadar ditrek. Belakangan, mulai muncul usaha di Malaysia untuk menyilangkan antara white-crowned shama dan white-rumped shama, khususnya MB dari Aceh / Medan. Tujuannya untuk menghasilkan varian baru yang memiliki suara sebagus MB kepala putih, namun dengan ekor panjang sebagaimana MB Aceh / Medan.

Berikut ini tayangan video mengenai kegarangan MB kepala putih :

Nah, kalau yang ini video tentang MB kepala putih yang ditrek dengan MB biasa (white-rumped shama) :

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.