Dalam artikel tentang siapa murai batu terbaik nasional saat ini, saya menyebutkan salah satunya Aladin milik M Khadafi (Aceh Bintang SF Lampung). Beberapa waktu lalu, Om Dafi bercerita di forum kicaumania.or.id, menceritakan seluk-beluk perawatan Aladin hingga berprestasi seperti saat ini. Ia juga menyertakan dua foto Aladin. Banyak komentar senada tentang gambar Aladin, yang ternyata jauh dari katuranggan ideal, namun bisa berprestasi di tingkat nasional.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Bagi saya pribadi, hal ini sebenarnya tidak mengherankan. Bahkan kalau Anda membaca tulisan saya terdahulu mengenai Tujuh hal yang harus disiapkan dalam penangkaran murai batu, terutama poin ketiga (Siapkan calon induk jantan dan betina), ada penegasan demikian:
Saya pribadi tidak terlalu fanatik dengan katuranggan, karena yang lebih penting bagaimana performa dasar suaranya. Performa ini bisa didengarkan, bukan diramalkan sebagaimana metode katuranggan. Apakah penyanyi yang baik harus berleher jenjang, dengan bahu lebar, agar suaranya yahud? Apakah petinju bertubuh tinggi-besar-berotot pasti hebat?
Padahal kalau kita lihat, penyanyi mungil seperti Ruth Sahanaya punya kualias suara bagus. Tetapi Ermy Kullit dan Regina Indonesian Idol yang bertubuh besar juga punya suara yahud pula. Mike Tyson yang bertubuh lebih pendek dan lebih kecil pun mampu mengalahkan Larry Holmes dan Trevor Berbick yang bertubuh raksasa.
So, itu sebabnya saya tidak terlalu fanatik dengan katuranggan. Katuranggan bisa / boleh saja dijadikan pegangan awal, tetapi bukanlah segalanya. Dalam kontes suara, yang lebih penting adalah bagaimana performa suara burung. Performa suara yang terkait dengan volume dan irama sangat ditentukan oleh faktor genetik (seperti remaja A yang bersuara bass, dan remaja B yang bersuara bariton), sedangkan variasi lagu lebih ditentukan faktor perawatan (terutama pemasteran dan perlakuan pakan).
Sebelum masuk ke pembahasan lebih lanjut, berikut ini beberapa prestasi yang pernah dicetak Aladin sejak 2011 hingga pertengahan 2012 (saat ini usianya sekitar 3,5 tahun).
Beberapa Prestasi MB Aladin (2011 – 2012)
TAHUN | EVENT | PRESTASI |
2011 | MUSI RAWAS | JUARA 2 KELAS BINTANG |
JUARA 3 KELAS EKSEKUTIF | ||
BNR AWARD | JUARA 6 KELAS BEST OF THE BEST | |
JUARA 3 KELAS BRONZE | ||
BUPATI 4 LAWANG | JUARA 3 KELAS BINTANG | |
JUARA 5 KELAS EKSEKUTIF | ||
2012 | PRESIDEN CUP 2 | JUARA 1 KELAS WAPRES |
JUARA 4 KELAS PRESIDEN | ||
JUARA 4 KELAS RAKYAT | ||
ANDI DONK CUP JOGJA | JUARA 1 KELAS SUPER STAR | |
JUARA 6 KELAS SUARA SAKTI |
Penampilannya biasa banget
Mau tahu foto Aladin? Silakan lihat gambar di bawah ini :
Banyak kicaumania yang setelah melihat gambar Aladin jadi terheran-heran, mengapa murai batu yang secara katuranggan tidak ideal justru bisa berprestasi di tingkat nasional. Bahkan ada yang berkomentar seperti ini:
“Kalau dari gambar, secara sepintas murai ini nggak meyakinkan dari segi katuranggan. Tetapi track record lombanya benar-benar dahsyat”.
“Saya orang kesekian yang bilang tampangnya biasa. Saya juga orang yang kesekian bilang prestasinya luarr biassa”.
Om Dafi pun tidak menampik kalau jagoannya dikatakan memiliki postur yang tidak ideal dari aspek katuranggan. Bahkan ia menceritakan masa lalu Aladin:
Ketika masih anakan, burung yang diperoleh dari Meulaboh ini dirawat Ramadhan, adiknya yang tinggal bersama orangtua di Aceh. Tetapi karena posturnya tak meyakinkan, Ramadhan seperti kurang berselera merawatnya. Akhirnya, Om Dafi pun membawa Aladin ke Lampung untuk dirawat sendiri.
Setahun kemudian, Ramadhan kaget melihat penampikan Aladin ketika berlaga di BnR Award 2011. Dalam even bergengsi dan diikuti para murai jawara dari seluruh Indonesia itu, Aladin mampu menjadi juara 3 Kelas Bronze dan juara 6 Kelas Best of the Best.
Kata Om Dafi, banyak orang yang berkomentar tampang Aladin biasa banget (wah kasihan itu burung, sudah dibilang biasa, pakai banget lagi, he..he..). Lebih parah lagi, semasa masih trotolan, Aladin punya kebiasaan buruk sering mencabuti bulu-bulunya sendiri.
“Emosinya juga meledak-ledak ketika hendak dimaster dengan burung master maupun master digital. Kemarahan itu dilampiaskan dengan langsung berkicau sambil nembak-nembak lagu,” ujar Om Dafi.
Setelah lama mempelajari karakternya, Om Dafi tidak mau memaster Aladin dalam kondisi normal. Ia baru melakukannya ketika Aladin sedang mabung, dengan isian berikut ini :
- Cililin
- Kenari
- Rambatan
- Siri-siri
- Lovebird
- Cucak jenggot
- Kapas tembak
- Kolibri ninja
“Alhamdulillah, makin hari saya makin tahu bagaimana tabiat Aladin, juga bagaimana cara merawat dia sehingga bisa nampil di lomba,” kata Khadafi.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Di rumah, Aladin hanya didampingi beberapa burung master saja. Artinya tidak ada murai batu lainnya. Namun, Om Dafi tidak berani mengatakan apakah ini resep yang paling benar atau tidak. Sebab ada juga MB mania yang memiliki beberapa murai batu dalam satu rumah, dan tidak ada masalah.
Ocehan Aladin di rumah pun biasa-biasa saja, cuma “glang-kling-klung glang-kling-klung”. Dia hanya mau mengeluarkan lagu ketika marah mendengar suara burung masterannya, itu pun jarang sekali. Tetapi kalau di arena lomba, setiap ketemu musuh-musuhnya, pasti ngelagu habis-habisan.
Ketika Aladin rontok bulu (molting), Om Dafi melakukan perawatan sesuai dengan kondisi burung mabung pada umumnya. Hanya saja, yang menjadi patokan adalah apakah perawatan yang kita lakukan berdampak pada ketenangan dan kenyamanan burung.
Sebab kondisi burung ketika mabung pada tahun ini belum tentu sama dengan burung ketika mabung pada tahun sebelumnya, atau bahkan pada tahun berikutnya. Intinya, apabila burung selama masa mabung merasa nyaman, berarti perawatan masa mabung yang kita berikan kepadanya sudah tepat.
Kata kunci: perawatan dan mengenal karakter burung
Dari berbagai penjelasan di atas, bisa dipetik pelajaran bahwa untuk menghasilkan burung yang berprestasi, kata kuncinya adalah perawatan dan mengenal karakter burung. Karakter setiap individu burung tidak selalu sama dengan individu burung lainnya, meski spesiesnya sama.
Dalam berbagai tulisan, sering saya sebutkan bahwa performa suara burung ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan, dengan perkiraan rasio 30% faktor genetik dan 70% faktor lingkungan.
Faktor lingkungan terdiri atas berbagai hal, mulai dari lingkungan kandang / sangkar, pakan berkualitas dan seimbang, manajemen kesehatan, pemasteran, perawatan harian seperti mandi dan jemur, perawatan menjelang lomba, dan perawatan pada hari lomba.
Nah, bagaimana perawatan harian, perawatan menjelang lomba, dan perawatan pada hari lomba yang biasa diterapkan Om Dafi terhadap Aladin? Ini yang sangat menarik untuk kita pelajari. Mungkin tidak selalu pas dengan MB Anda di rumah, tetapi setidaknya kita bisa meniru sebagian dari apa yang dilakukan Om Dafi.
Perawatan harian
- Pukul 07.00: jangkrik 4 ekor, kemudian dijemur 15 menit, dan diangin-anginkan.
- Kalau jadwalnya mandi (lihat Jadwal mandi), ya dimandikan dan dijemur lagi sekitar 2 jam, setelah itu dianginkan dan diberi kroto sebanyak 2 sendok makan.
- Burung masuk kandang umbaran, dengan panjang 3 meter.
- Pukul 17.00, burung dimasukkan kembali ke sangkar harian, diberi jangkrik 2 ekor.
- Pukul 18.00, burung dikerodong dan ditempatkan bersama burung master.
Jadwal mandi:
- Dua hari sekali: Selasa, Kamis, dan Sabtu.
- Mandi hanya dilakukan pagi hari, sore tidak pernah mandi (sekali lagi, ini hanya faktor kebiasaan; beberapa MB mania memandikan burungnya sore hari).
Perawatan menjelang lomba :
- Kamis :
Burung dimandikan dan hanya dijemur hingga kering, kemudian dikerodong dan ditaruh di tempar sepi. Porsi jangkrik 5 ekor pada pagi hari, dan 6 ekor sore hari. Porsi kroto tetap sama (2 sendok makan). - Jumat :
Burung masih dikerodong. Porsi jangkrik 6 ekor pagi, dan 7 ekor sore. Porsi kroto tetap 2 sendok makan. - Sabtu :
Burung tetap dikerodong. Porsi jangkrik mengalami perubahan drastis: 7 ekor pagi, 6 ekor siang, dan 10 ekor pada sore hari. Porsi kroto tetap 2 sendok makan. - Minggu :
Lihat perawatan pada hari lomba
Perawatan pada hari lomba
- Pagi hari, burung dimandikan di rumah, atau di tempat penginapan jika berlomba di luar kota.
- Berikan jangkrik 6 ekor dan kroto 2 sendok makan.
- Setiba di arena lomba, burung diberi tambahan jangkrik 2 ekor.
- Menjelang tampil di sesi I, burung dibersihkan dan diberi 3 ekor ulat hongkong.
- Setelah main sesi I, burung diberi jangkrik 1 ekor. Biarkan beristirahat selama 15 menit, setelah itu tambahkan lagi 5 ekor jangkrik.
- Sebelum tampil di sesi II, tambahkan 3 ekor ulat hongkong.
- Setelah main sesi II, berikan lagi 1 ekor jangkrik. Biarkan istirahat 15 menit, dan tambahkan 5 ekor jangkrik.
- Menjelang main sesi III, berikan 5 ekor ulat hongkong.
- Demikian seterusnya.
—
Salam sukses, salam dari Om Kicau.