Kearifan lokal belum hilang di Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, dan semoga tetap lestari. Penduduk setempat menjadikan hari pasaran Wage sebagai waktu yang dianggap baik untuk menjalankan aktivitas usaha. Tidak heran jika Pasar Pedan selalu penuh sesak di hari Wage, tidak terkecuali area pasar burung yang berada di sisi timur pasar utama. Yuk, kita lihat apa keistimewaan pasar burung di Pedan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sebenarnya Pasar Pedan tak ubahnya seperti wajah pasar tradisional pada umumnya. Suasana memang tidak sesejuk pasar modern seperti mal, supermarket, hypermarket, atau sekadar minimarket. Para pengunjung terkadang berjubel, atau sesekali melewati jalan yang tergenang air hujan.
Tetapi di pasar modern, Anda tidak dapat berinteraksi, menjalankan fungsi sosial yang ideal. Anda hanya bisa melihat produk yang sudah ada harganya, tidak boleh ditawar. Lain halnya dengan pasar tradisional, di mana konsep “pembeli adalah raja” masih ditegakkan. Suara Anda masih didengar dan dihargai.
Coba saja Anda berkunjung ke Pasar Pedan pada hari pasaran Wage, terutama pada area pasar burung, sekitar pukul 08.00 hingga 10.00. Suasana begitu hidup. Meski untuk berjalan saja agak susah, lantaran pengunjung ramai sekali, suasana dinamis tetap terlihat. Tawar-menawar harga, diselingi guyon ringan, memberikan sensasi tersendiri.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Ada satu lorong jalan sepanjang 100-an meter, yang penuh sesak oleh para pengunjung, juga oleh bakul-bakul. Ada yang berdagang di atas motor dengan bronjongannya, ada pula yang jualan secara ombrokan. Sejumlah gantangan burung pun terlihat di sisi kiri dan kanan jalan.
Tetapi yang paling menonjol adalah gantangan burung di salah satu halaman rumah warga. Untuk dapat menggantang burung di sana, Anda cukup membayar Rp 1.000. Ternyata banyak sekali kicaumania yang memanfaatkan jasa gantangan seperti ini, terutama murai batu, kacer, dan cucak hijau.
Prinsip kerjanya sederhana. Anda punya burung bagus yang mau dilego, silakan bayar seribu rupiah dan gantang burung di halaman rumah tersebut. Biasanya akan datang puluhan bahkan ratusan kicaumania untuk memantau burung yang digantang. Kalau cocok, burung berpindah tangan. Uang pun berpindah ke tangan Anda (he..he..).
Sebuah transaksi yang praktis, tidak bertele-tele, bahkan kerap melahirkan burung-burung juara. Nama-nama tenar seperti H Suwadi, Friday TA, dan Agung Lawe pun sering mendapatkan jagoan di tempat ini, dengan model transaksi yang sederhana seperti ini.
“Hampir semua pemain lomba di kawasan Pedan, bahkan Klaten dan Solo, menyempatkan datang setiap Wagean di sini. Ada yang niatnya mau beli burung, jual burung, atau sekadar nongkrong berbagi cerita soal burung,” kata Supri, kicaumania yang setiap Wage juga selalu merapat ke Pasar Burung Pedan.
Selain kualitas burungnya yang relatif bagus, harga di Wagean juga cenderung miring. Wajar jika suasana Wagean di Pasar Burung Pedan selalu penuh sesak.
Penasaran dengan Wagean di Pasar Burung Pedan? Penasaran melihat kualitas burung dan harga miring di sana? Silakan buktikan sendiri! (Waca-Jogja)
—
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
om saya mau pesan ring unt kenari di area pedan di mana ya ,trimakasih sblumnya
wah itu pasar favorit ane ommmm …..kalau pas liburan ramenya minta ampun…jam 12 an siang ttp rame…he22