Salah satu burung terbaik ketika berlaga di IKPBS Special Open Solo, Sabtu (26/1) lalu, adalah anis merah Suarez milik Fahmi Kobelco dari Jogja Team. Penampilannya dan caranya membawakan lagu mengundang decak kagum para pelomba lainnya dan penonton yang hadir di Balekambang. Suarez membawakan lagu dibarengi dengan teler yang ndoyong, goyangan cepat dan mentok, serta neken-neken. Mau tahu cara perawatannya?
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Melihat prestasinya selama ini yang terus menunjukkan grafik peningkatan, termasuk dalam gelaran terakhir di IKPBS, banyak yang memprediksi apabila Suarez bakal menjadi bintang baru di kelas anis merah. Kalau belum bisa ke level nasional, setidaknya jagoan Fahmi ini diprediksi dapat memenangi pertarungan di Blok Tengah.
Sebelum dibawa ke Jogja, sesungguhnya Suarez sudah mencetak prestasi yang bagus di Blok Barat, terutama di kawasan Banten seperti Serang dan Cilegon. Bahkan ia pernah menjadi juara 2 dan juara 4 dalam even nasional IBC Kemayoran.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Suarez juga menjadi juara 2 dalam Bandung Road to Sentul, beberapa pekan lalu. Setelah itu menjadi juara 1 dan juara 3 dalam even Serang Bersatu. “Sebenarnya Suarez sering juara di wilayah barat, terutama Serang dan Cilegon, namun tidak pernah diekspose media,” ujar Fahmi kepada Tabloid Agrobur.
Meski para pelomba dan penonton di IKPBS Solo menganggap Suarez memiliki kualitas atau materi yang mumpuni, Fahmi sendiri merasa penampilan jagoannya saat itu belum maksimal. Jika mengacu pada kondisi top form selama ini, sebenarnya Suarez baru mengeluarkan 60 % kemampuannya di Solo.
“Itu sebabnya, saya ingin menjajalnya lagi dalam Valentine Jogja, tanggal 17 Februari mendatang, kemudian dilanjutkan ke Sentul pada tanggal 3 Maret mendatang,” kata Fahmi.
Memahami karakter Suarez
Mengenai perawatan harian Suarez, Fahmi hanya menyesuaikan dengan karakter dasar dari burung itu sendiri. Mengingat burung ini sejak awal punya semangat tempur tinggi, fighter sejati, dia tidak berani memberikan jangkrik terlalu banyak.
Bahkan Anda boleh percaya, boleh juga tidak percaya, kalau Suarez dalam satu minggu cuma diberi 2 ekor jangkrik! Ha? Cuma dua ekor jangkrik? “Betul! Jangkrik hanya diberikan pada hari Senin dan Rabu, masing-masing hanya satu ekor. Burung ini memang fighter, jadi pemberian jangkrik sengaja dibatasi,” jawab Fahmi.
Sebaliknya, kalau beberapa pelomba menggunakan buah bervariasi antara pepaya, apel, dan pisang, Fahmi justru hanya memberikan pepaya setiap hari. Hal ini dimaksudkan untuk mengendalikan karakter yang selalu fight.
Karakter anis merah yang selalu fight biasa disebabkan emosinya yang terlalu tinggi, atau sering juga dijuluki “galak”. Jika tidak dikelola dengan baik, anis merah yang sudah emosional justru melempem ketika ada burung sejenis di dekatnya. Jika burung dengan emosi tinggi dipacu terus dengan jangkrik, dikhawatirkan malah over birahi (OB) yang akan membuatnya makin drop saat lomba.
Pepaya juga biasa diberikan kepada AM, setidaknya 1-2 hari setelah lomba (Senin dan Selasa), untuk meredakan sisa birahinya yang muncul pada hari lomba. Selebihnya, pemberian buah dapat divariasi dengan apel dan pisang.
Tetapi tidak demikian dengan Suarez. Menurut Fahmi, jagoannya setiap hari mengkonsumsi pepaya, sehingga emosi dan birahinya tidak meledak-ledak.
Meminimalisasi risiko
Memberikan jangkrik dengan porsi minimalis dan memberikan buah yang melulu pepaya setiap hari memang berisiko menurunkan birahi anis merah. Meminjam istilah Om Arda Pandawa, anis merah di arena lomba mesti berada pada kondisi emosi dan birahi yang tepat, sehingga bisa menampilkan performa terbaiknya.
Anis merah dengan emosi rendah-birahi tinggi, emosi tinggi-birahi rendah, emosi normal-birahi tinggi / rendah, atau emosi tinggi / rendah-birahi normal, sama-sama bisa dikelompokkan sebagai kondisi yang tidak ideal untuk dilombakan.
Fahmi pun menyadari hal ini. Untuk meminimalisasi risiko tersebut, dia selalu memadukan antara asupan pakan dan perawatan tertentu sebelum burung turun di arena lomba, antara lain:
- Sebelum lomba, Suarez mesti dicas dengan peserta lain.
- Digantang paling belakangan. Sebab begitu digantang, Suarez langsung teler. Kalau sudah angkat bunyi, kemudian di sebelahnya ada orang menggantang burung, Suarez akan merasa terganggu dan sering oncleng, setelah itu susah nampil kembali.
Ini bisa menjadi pelajaran bagi sobat kicaumania lainnya, terutama penggemar anis merah. Apabila Suarez berada di tangan kita, dan kita tidak mengenali karakter dasar dari burung ini, mungkin kita beranggapan Suarez adalah burung yang galak dan mudah OB sehingga tidak perlu diturunkan ke arena lomba.
Namun di tangan orang yang tepat seperti Fahmi, sebagaimana kisah anis merah Juventus, Suarez justru bisa dikelola menjadi burung jawara.
—