Terapi ini merupakan penemuan Om Iman Raptor, salah seorang penangkar murai batu (MB) di Jakarta. Ceritanya, dia sudah beberapa kali mengalami kegagalan dalam menangani bulu ekor dan sayap. Om Iman pernah mencoba metode tusuk jarum, atau pengolesan bawang putih dan margarin ke bekas tempat bulu ekor tumbuh, namun semuanya gagal.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Namun ketiga percobaan yang gagal itu justru membuahkan gagasan brilian, ketika Om Iman mengkombinasi beberapa cara tersebut dengan perlakuan vitamin B-kompleks, kalk (calcium lactat), dan belalang hijau. Hasilnya, semua bulu yang semula bermasalah akhirnya bisa tumbuh dalam waktu sekitar 2 minggu, dan terlihat lebih segar. Burung pun menjadi rajin bunyi.

Terapi ini bisa digunakan untuk mengatasi bulu ekor, bulu sayap, dan bulu di bagian tubuh lain yang selama 1-5 bulan tak pernah tumbuh pasca mabung, atau bulu lepas di luar masa mabung. Terapi ini secara teoritis juga dapat diterapkan pada jenis burung lain, meski Om Iman selama ini menerapkannya pada murai batu.

Bahan yang diperlukan

  1. Vitamin B-kompleks atau bisa juga BirdVit
  2. Kalk / kalek (calcium lactat) atau bisa juga dengan BirdMineral
  3. Belalang hijau
  4. Bawang putih
  5. Jarum
  6. Larutan alkohol

Produk kalk yang biasa digunakan untuk ayam bangkok

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Belalang hijau mengandung vitamin E yang berguna untuk pertumbuhan bulu.

Metode terapi

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

  1. Ambil jarum yang biasa digunakan untuk menjahit, kemudian celupkan ke dalam larutan alkohol agar steril.
  2. Tusukkan jarum secara pelan-pelan, dan hati-hati, ke pori-pori bekas tempat tumbuhnya bulu. Jika kasusnya terjadi pada bulu ekor, tusukkan jarum ke pangkal ekor pada tempat tumbuhnya bulu tersebut.
    Penusukan ini dimaksudkan untuk membuka jalan bagi tunas / bakal bulu yang baru. Bulu-bulu ini tidak mau tumbuh, karena pori-pori tersumbat. Perlu diingat, metode ini harus dilakukan sampai keluar darah sedikit. Jika darah keluar dari pori-pori bekas tumbuhnya bulu, berarti sumbatan sudah terbuka.
  3. Olesi bekas luka dengan bawang putih. Sebaiknya bawang putih diulek / digerus terlebih dulu, sehingga keluar cairan yang bisa dioleskan ke bekas luka.
  4. Teteskan vitamin B-kompleks, atau multivitamin, langsung ke paruh burung murai batu. Apabila Anda menggunakan BirdVit, masukkan 2-3 tetes ke paruh burung.
    Anda juga bisa menggunakan vitamin B-kompleks (dalam bentuk cair) yang biasa dikonsumsi manusia (misalnya Becombion Drops untuk bayi, cukup 1 tetes).
  5. Berikan kalk / kalek (calsium lactat) dengan porsi seukuran biji kacang hijau, 3 hari sekali. Bahan ini kaya kalsium dan sangat bagus untuk pertumbuhan tulang dan bulu. Kalk lazim digunakan pula untuk asupan ayam bangkok.
    Anda bisa membeli kalk di apotik. Ada yang dijual dalam bentuk generik dalam botol kecil, berisi tablet, dengan harga Rp 15.000. Ada juga bentuk paketan isi 10 butir, dengan harga sekitar Rp 8.000.
  6. Berikan extra fooding (EF) belalang hijau, yang banyak mengandung vitamin E, dengan porsi 1 ekor setiap hari.

Jika terapi ini dijalankan secara rutin selama 2 minggu, hasilnya akan mulai terlihat. Bulu ekor, atau bulu sayap, atau bulu di bagian tubuh lainnya yang semula tidak / sulit tumbuh mulai bermunculan. Burung yang semula tidak / jarang bunyi lantaran tidak pede juga menjadi lebih rajin bunyi.

Selain itu, murai batu juga terlihat lebih sehat, bahkan bulu-bulunya nampak lebih segar. Terapi ini bisa berjalan sesuai dengan skenario, apabila kondisi bulu yang sulit / tidak tumbuh belum melewati 5 bulan. Jika sudah melewati 5 bulan, mungkin dibutuhkan waktu lebih dari 2 minggu untuk melihat hasilnya.

Selamat mencoba.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.