Kepulauan Seribu memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Kepulauan ini merupakan wilayah kabupaten administratif dan berada dalam wilayah administrasi Provinsi DKI Jakarta. Belakangan ini, nama Kepulauan Seribu sering muncul di media massa, terutama ekspose salah satu pulaunya, yaitu Pulau Rambut, yang menjadi surga burung karena memiliki sekitar 20.000 ekor burung dari berbagai spesies. Pulau Rambut bukan sekadar surga bagi sejumlah burung, melainkan juga cagar alam dan objek wisata burung yang menarik.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Pulau Rambut memiliki luas sekitar 90 hektare (ha), yang terdiri atas wilayah daratan (45 ha) dan wilayah perairan (45 ha). Wilayah perairan, terutama di pantai, banyak ditumbuhi hutan bakau. Sedangkan dasar perairan banyak ditumbuhi terumbu karang yang sangat indah. Adapun daratan banyak ditumbuhi pepohonan yang menjadi habitat burung-burung.
Tempat ini kerap dijuluki sebagai “surga burung”, karena terdapat sekitar 20.000 ekor burung dari 22 spesies burung air dan 39 spesies burung darat. Sebagian besar merupakan burung penetap yang menghuni Pulau Rambut sejak dulu. Namun ada juga beberapa jenis burung migrasi, terutama ketika di negara asalnya sedang musim dingin. Jika burung migrasi berdatangan, jumlah burung bisa mencapai 50.000 ekor.
Beberapa jenis burung yang menghuni Pulau Rambut antara lain cagak merah (Ardea purpurea), cagak abu (Ardea cinerea), kuntul besar (Egretta alba), kuntul kecil (Egretta garzetta), kuntul karang (Egretta sacra), bluwok (Mycteria cinerea), roko-roko (Plegadis falcinellus), pecuk ular (Anhinga melanogaster), kuntul sedang (Egretta intermedia), dan kuntul kerbau (Bubulcus ibis).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Sejak 1999, Pemerintah menetapkan Pulau Rambut sebagai Cagar Alam berdasarkan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 275/Kpts-II/1999 tanggal 7 Mei 1999.
Ingin ke sana? Untuk menuju Pulau Rambut, Anda dapat berangkat dari beberapa lokasi berikut ini:
- Dari Marina Ancol, dengan speedboat (waktu tempuh sekitar 30 menit).
- Dari Muara Angke, dengan perahu motor (sekitar 90 menit).
- Dari Pelabuhan Kamal, dengan perahu motor (sekitar 60 menit).
- Dari Tanjung Pasir, Tangerang, dengan perahu motor (sekitar 30 menit).
Selama berada di lokasi ini, Anda bisa melupakan sejenak burung piaraan di rumah. Tak perlu lagi memikirkan bagaimana memberi pakan dan extra fooding (EF), atau perawatan lain seperti mandi dan jemur.
Pengunjung bisa menikmati semua aktivitas burung yang beterbangan, hinggap dari pohon ke pohon, ritual mencari makanan, dan sebagainya. Inilah momen berharga untuk membangun persahabatan dengan burung di alam liar.
Sebagai sahabat, Anda tidak boleh marah apabila saat berada di lokasi mengalami kejadian yang tak menyenangkan. Misalnya, ketika sedang asyik jalan-jalan, tiba-tiba kepala kejatuhan kotoran burung yang dilepaskan “sahabat” saat terbang. Karena itu, dianjurkan untuk menggunakan topi, siapa tahu mengalami kejadian seperti itu, he..he..
Untuk memudahkan pengunjung dalam mengamati burung-burung dari kejauhan, pengelola juga membangun menara setinggi 15 meter. Di sinilah pengunjung bisa lebih leluasa melihat aktivitas berbagai jenis burung di Pulau Rambut.
Jadi, kapan Anda mau ke sana?
—
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Menarik infonya dan seharusnya hewan2 juga punya tempat agar tak punah….
di jogja juga ada om yang banyak burung bangau nya, di perempatan UGM jogja sebelah kanan kan ada hutan UGM nya tuh, banyak bgt bangau nya kalau pas makan gudeg daerah situ bisa sambil liat2 burungnya, tapi kalau pas lewat sana bau eeq nyaaaa aduhhhh ga kuat bgt dah
Perempatan UGM yang Pogung, atau Sekip, atau yang mana nih. Kebetulan beberapa redaktur omkicau dulu nyantrik di UGM. Mungkin di depan fakultas kehutanan, atau lapangan bola dan berkuda di belakang fakultas peternakan?
Kalo perempatan ada gudeg ya deretan gudeg mbarek itu berarti hutan yg di utara gedung pusat UGM itu kali ya.
Oh ya, hutan di sebelah utara Gedung Pusat juga milik Fak Kehutanan. Di seberang jalan ada gudeg, tapi Yu Jum (he..he.. lupa rasanya, kalau SGPC sempat mampir belum lama ini).