Menarik sekali melihat perjalanan hidup Aries Setiadi (37 tahun), yang akrab disapa Om Didik. Pada masa remaja, dia dikenal sebagai salah seorang atlet tenis meja andalan dari Provinsi Jambi, bahkan beberapa kali menjuarai turnamen tenis meja tingkat provinsi. Saat ini dia  menjadi pegawai negeri sipil. Memanfaatkan sebagian waktu luangnya, sejak awal 2012, Om Didik mencoba penangkaran burung murai batu (MB), dan ternyata berkembang pesat hingga kini.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Om Didik ketika menjuarai turnamen tenis meja di Jambi.

Om Didik bukan sekadar mencoba. Tetapi sejak awal dia sudah menyiapkan bekal pengetahuan dari sejumlah penangkar senior. Setelah persiapannya mantap, Om Didik langsung membangun kandang penangkaran di rumahnya, Jalan Sersan Muslim, Jambi Selatan. Di kalangan penangkar, ia biasa disapa Didik 88, mengingatkan pada nomor rumahnya.

Sebagaimana dilaporkan Om Kelana Lana dari Jambi untuk omkicau.com, Om Didik memulai usaha ini dengan mengoleksi 6 pasangan induk murai batu. Setiap petak kandang berukuran 2 x 1 m2 dan tinggi 2 m, yang diisi sepasang induk.

Om Didik di depan kandang penangkaran MB.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

“Materi indukan beragam. Ada yang dari Aceh, Medan, Sumatera Barat, dan Jambi. Tetapi semuanya memiliki trah juara, baik induk jantan maupun betina, agar bisa menghasilkan anakan berkualitas,” kata Om Didik.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Mungkin karena pergaulannya yang cukup luas, dari waktu ke waktu makin banyak kicaumania yang mengenal anakan MB produksi Didik 88 Bird Farm. Perluasan usaha pun dilakukan secara bertahap. Kini, setahun setelah menjalankan breeding murai batu, jumlah pasangan induk sudah berkembang menjadi 12.

Dari 12 pasang induk, saat ini yang sudah produksi baru 7 pasang. Setiap bulan bisa menghasilkan 12 ekor anakan. Setiap induk rata-rata menghasilkan 3 ekor piyik. Umur 1 bulan, anakan dengan ring Didik 88 langsung dipesan pembeli, dengan harga rata-rata Rp 1,5 juta – Rp 2 juta.

Tahun ini berencana memperluas kandang (Foto: Tabloid BnR)

“Konsumen umumnya masih dari wilayah Jambi. Biasanya mereka booking dulu, karena sampai saat ini produksi belum bisa mengimbangi tingginya permintaan konsumen,” jelasnya. Itu sebabnya, Om Didik berencana memperluas kandangnya, apalagi sisa lahan di rumahnya masih cukup luas.

Om Didik bersyukur, istri dan anak-anaknya sangat mendukung usaha penangkaran murai batunya. Itu yang membuatnya selalu termotivasi untuk terus belajar mengenai murai batu. Padahal, menurut sejumlah kicaumania Jambi, Om Didik sudah termasuk pakar MB di provinsi tersebut.

Dalam penangkaran murai batu, hal terpenting adalah bagaimana melakukan seleksi indukan, proses penjodohan, menekan mortalitas (angka kematian) pada piyik yang baru menetas, hingga perawatan anakan sehingga bisa diprospek sebagai burung lomba. Semua itu benar-benar dikuasai Om Didik. (Kelana Lana)

Anakan murai batu Didik 88 Bird Farm Jambi.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.