Peta persaingan murai batu jawara di Sumatera sesungguhnya lebih sering terjadi antara Jambi dan Lampung. Kalau Lampung terkonsentrasi pada M Khadafi (Aceh Bintang SF), dengan jagoan Aladin dan Racun, peta kekuatan Jambi tersebar cukup luas. Yang paling dominan antara lain Akia (Happy Birthday dan Tanaka), Aphing (Anata), dan Yongka Samuel yang sudah setengah tahun ini memiliki Panglima. Selepas kepergian Kusut, yang di-take-over Dedy Jaya, kini Yongka fokus ke Panglima dan siap menebar ancaman baru di Sumatera.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Yang patut diapresiasi adalah bagaimana persahabatan antar-pelomba di Jambi. Akia, Aphing, dan Yongka sama-sama anggota Jambi Team. Mereka semua bersahabat. Tapi soal perlombaan, mereka juga sama-sama tidak mau kalah. Ketiganya bahkan menjadi kekuatan Jambi dalam berbagai even tingkat nasional, khususnya untuk kelas murai batu.
Namun, berbeda dari Akia yang sering tampil di Jawa, Yongka karena kesibukannya lebih suka mengadu jagoannya di wilayah Sumatera. Minggu (24/3) lalu, Panglima berhasil menjadi juara 2 Kelas VIP dalam Lomba Burung Berkicau Musi Palembang 2013 di halaman Gedung Dekranasda kompleks Jakabaring, Palembang.
Prestasi ini diikuti rekannya, Aphing, yang membawa lovebird Venus dan tampil sebagai juara 1 di Kelas Favorit. Seperti dijanjikan kepada omkicau.com, Aphing berencana mengangkat Venus ke berbagai arena lomba, setelah cukup lama malang melintang dari latber ke latber. “Syukur saja, begitu main di provinsi lain, eh malah bisa juara pertama,” kata Aphing.
Merosot di akhir lomba
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Bertarung melawan puluhan jawara dari berbagai provinsi, Panglima mengeluarkan berbagai isiannya seperti suara cililin, kapas tembak, dan lovebird. Sayangnya, menjelang akhir lomba, penampilannya sedikit merosot sehingga juri menetapkannya sebagai runner-up di bawah MB Kiamat milik Edy Daging (Lampung).
Mengenai penampilan Panglima yang merosot di akhir lomba, Yongka sebagaimana dilaporkan Om Kelana Lana untuk omkicau.com, mengatakan energi jagoannya terlalu terforsir di hotel tempatnya menginap. “Sebelum berangkat, Panglima bunyi terus sehingga penampilannya agak menurun di akhir lomba,” ujarnya.
Meski demikian, ia tetap merasa puas dengan raihan Panglima. Bukan karena dia mengantungi Rp 3,5 juta sebagai hadiah atas kemenangan Panglima, tetapi karena jagoannya ini dari hari ke hari mulai menunjukkan perkembangan pesat. Karena itu, dia yakin dalam beberapa even ke depan, Panglima bakal berprestasi seperti Kusut.
Di tangan Yongka, Kusut pernah dijuluki sebagai rajanya murai batu dari Sumatera. Semua even yang diikutinya nyaris tak terkalahkan, mulai dari Bupati Bukittinggi Cup, Walikota Pekanbaru Cup, Galaksi Cup di Lubuk Linggau, Bupati Lahat Cup, Kapolda Sumatera Selatan Cup, dan sebagainya.
Yongka memang dikenal sebagai pengorbit murai batu jawara. Ketika membeli Kusut, burung ini sebenarnya bagus, tetapi irama lagunya tidak beraturan. Pelan-pelan ia mendandaninya, sampai akhirnya Kusut memiliki irama, lagu, dan isian yang bervariasi, dan selalu stabil dari awal sampai akhir.
Kini, setelah Kusut di-take-over Dedy Jaya, Yongka bisa lebih fokus ke Panglima. “Burung ini juga bagus, namun masih membutuhkan beberapa polesan, terutama agar penampilannya selalu stabil dari awal hingga akhir lomba. Kalau kelak sudah seperti Kusut, Panglima bakal menjadi ancaman murai batu jawara lainnya di Sumatera,” tuturnya.
—
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.