Jam menunjukkan pukul 14.45. Suprapto Suryodarmo, penata tari dan pimpinan Padepokan Lemah Putih Solo, mulai menyiapkan diri. Kain kuning dibentang memanjang. Tiga orang lantas duduk bersila. Seorang memainkan seruling yang biasa untuk mengiringi reog, dan dua orang lainnya menabuh gendang. Itulah episode awal peresmian Taman Pasar Burung Depok Solo, Rabu (27/3) sore, yang berlangsung sangat meriah, dan melibatkan partisipasi warga Solo, termasuk para pedagang burung.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Mbah Suprapto dan seorang penari perempuan kemudian duduk bersila, saling berhadapan. Di tengah keduanya ada kendi, seikat padi, dan setangkai daun beringin. Selanjutnya, peranti gamelan lainnya pun mulai ditabuh.
Sejumlah penari lain masuk lapangan. Sekumpulan anak kecil menari reog. Beberapa penari Lemah Putih dengan tubuh gemulai menari pelan dengan ritme sangat halus. Suprapto menamakan kreasi tariannya ini sebagai Umbul Donga Pasar Depok.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Detik-detik menjelang pukul 15.00 tiba. Rombongan kirab memasuki halaman Taman Pasar Burung Depok. Di bagian depan terdapat satu kelompok yang terdiri atas remaja hingga anak kecil, mengenakan pakaian laiknya Solo Batik Carnival, diikuti rombongan Kuda Kepang, rombongan pedagang Pasar Depok, dan rombongan reog di barisan pamungkas.
Pada saat bersamaan hujan turun, meski tak terlalu deras. Sebagian warga yang menonton mulai menepi, mencari tempat teduh. Proses peresmian pasar berjalan sekitar 45 menit, sambil menunggu kehadiran Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
Begitu Pak Wali datang, hujan reda. Satu demi satu acara pun dijalankan, mulai dari sambutan Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Surakarta Subagyo, Ketua Ikatan Pedagang Burung Taman Pasar Burung Depok (IKPBS) Suwarjono, dan Wali Kota.
Laporan Kepala DPP tak jauh beda dari apa yang sudah ditulis pada Stop Press di omkicau.com kemarin (27/3). Sementara Pak Wali menekankan, selain bangunan yang mentereng, perubahan nama dari Pasar Burung Depok menjadi Taman Pasar Burung Depok juga harus mengubah pola pikir para pedagang. Misalnya, bagaimana konsisten merawat bangunan pasar agar tetap bersih dan rapi. Selain itu, bagaimana para pedagang harus selalu ramah dan jujur kepada calon konsumen.
Para pedagang diminta agar mampu menjalankan kesehariannya supaya bisa jadi Rerajut Ati: slogan dari pasar tradisional di Solo. Peresmian yang sudah melewati pukul 15.00, dalam almanak Jawa dianggap sudah memasuki Kamis Legi.
“Ini juga ada pesannya, agar pasar yang baru ini bisa legi (manis), sehingga bisa mendatangkan banyak semut yang akan memberikan rezeki kepada para pedagang, kepada masyarakat Solo pada umumnya,” ujar Pak Wali, yang disambut aplaus tepuk tangan tamu undangan dan masyarakat yang menonton.
Selanjutnya, Hadi Rudyatmo menandatangani prasasti peresmian pasar, menyerahkan SK Sertifikat Hak Penempatan (SHP) kepada perwakilan pedagang, lalu menerima tali asih dari pedagang berupa sepasang kenari warna merah dan putih.
Pak Wali pun membuka selubung papan nama, sedangkan pengguntingan pita oleh Kepala DPP, diawali dengan pelepasan burung merpati dan puluhan burung lainnya. Acara selanjutnya adalah pemotongan tumpeng dan peninjauan bagian dalam pasar.
Saat peninjauan itulah, Pak Wali melihat genangan air di saluran pembuangan air, pertanda bakal ada yang macet. Ia pun langsung menginstruksikan segera dilakukan perbaikan, sekaligus memberikan pesan agar para pedagang benar-benar menjaga pasar, dan jangan membuang sampah ke saluran air.
Di luar, masyarakat mulai menyerbu aneka makanan dan minuman pada sejumlah pedagang angkringan atau hik yang sengaja didatangkan panitia. Hiburan kuda kepang dan reog kembali berlanjut. Bahkan acara hiburan terus berlangsung hingga malam hari, dengan sajian campursari.
Om Kicau hanya berharap, semoga kemeriahan tak berhenti pada seremoni peresmian belaka, tapi terus berlanjut dengan keramaian pasar sepanjang hari. Ini hanya bisa terjadi jika stok burung lengkap, harga terjangkau, dan (seperti pesan Pak Wali) kebersihan dan kenyamanan pasar selalu terjaga. (Waca Jogja)
Galeri foto peresmian Taman Pasar Burung Depok Solo