Menangkar anis kembang bagi Hery bukan sekadar mengejar kuantitas, tetapi sudah mengarah ke kualitas produksi. Meski popularitas burung ini mulai meredup, lelaki yang tinggal di Kampung Cikoneng, Anyer, Banten, ini tetap konsisten dengan apa yang dijalaninya selama ini. Tak terasa, sejak kali pertama menangkar anis kembang (tahun 2000), sudah ratusan ekor anakan produksi Hery BF yang tersebar ke sobat kicaumania di berbagai kota.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Saat ini ada belasan pasang induk di kandang penangkarannya, kawasan Pantai Anyer, Banten. Enam pasangan di antaranya sudah berproduksi teratur. Untuk menghasilkan anakan bermutu, dia memilih beberapa induk betina unggulan untuk dipasangkan dengan induk jantan berkualitas terbaik.
“Maksud indukan terbaik disini adalah sudah memiliki jam terbang di arena lomba dan pernah berprestasi,” kata Hery. Salah satu kandang favoritnya adalah Kandang Abah, yang berisi anis kembang Abah dan betina pasangannya.
Induk jantan ini diberi nama Abah, karena dia memperolehnya dari Abah Endang, salah seorang tokoh kicaumania di kawasan Rangkasbitung, Pandeglang, Banten. Abah sudah puluhan kali menjuarai lomba, dan kini saatnya “mencetak” anakan yang kelak diharapkan bisa meneruskan prestasinya.
Abah sudah enam tahun terakhir ini dimasukkan ke kandang penangkaran, setelah pensiun dari arena lomba. Sudah beberapa kali dipasangkan dengan induk betina unggulan. Beberapa anaknya juga pernah juara, bahkan hingga kini masih moncer di kawasan wilayah Banten, terutama Serang dan Cilegon. Misalnya Wisanggeni, Panji, Bhirowo, Bandrex, dan sebagainya.
Selain itu, beberapa produknya juga sukses di tangan para pengorbit anis kembang. Misalnya Bima dan Berlian yang diorbitkan Sarino, pengorbit AK jawara asal Solo yang kini mukim di Cilegon.
“Dari tangan Pak Sarino, sejumlah anis kembang dari tempat saya melejit di berbagai arena lomba. Bahkan Matahari, anis kembang jawara Cilegon, pun diorbitkan oleh Pak Sarino,” tambah Hery.
Keturunan Abah punya suara besetan hutan
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Anis kembang Abah memang layak dijadikan induk jantan berkualitas. Anak-anaknya punya kekhasan tersendiri, yaitu jika sudah gacor, maka suaranya masih asli besetan hutan alami. Tidak tercampur dengan suara isian yang lain. Sebab Abah, sang bapak, suara dasarnya juga masih asli besetan hutan murni.
Karena keunggulan inilah, anakan dari Kandang Abah laris manis. Ini tak lain irama lagu-lagu anak-anak burungnya benar-benar alami, dengan suara khas besetan hutan. “Meski sejak piyikan berdekatan dengan anis merah, tetap saja suaranya kalau sudah dewasa murni suara hutan,” ujar Hery.
Dalam mencetak anakan besetan hutan, selain membutuhkan induk jantan dengan suara dasar hutan alami, juga perlu di-cross dengan betina bersuara kristal. Biasaya, induk betina yang dipasangkan dengan Abah memiliki ciri khas Kristal, rajin ngeriwik kasar, panjang-panjang, dan tidak terputus. Badan atau postur induk betina juga mesti bagus. “Badan kecil dan ramping, itu bagus,” kata pemilik ring HR Anyer ini.
Berdasarkan pengalamannya, seekor induk berkualitas bisa dilihat dari warna bulu sayap (plat putih di sayap tidak putus), serta paruh tebal agak panjang dan sedikit melengkung. Indukan dengan ciri seperti itulah yang sering menghasilkan anakan berkualitas pula, seperti Bima, Bandrex, dan Berlian yang kini sudah di tangan para kicaumania.
Hery mengembangkan pola reproduksi anis kembang dengan model poligami. Model seperti ini memang berisiko bagi pasangannya. Sebab, jika tidak cocok, induk jantan dan induk betina bisa saling menyerang. Namun karena indukan digunakan sudah lama produksi, hal itu tidak bermasalah. Lain halnya jika induk betina belum pernah berproduksi.
Dalam model poligami, begitu induk betina bertelur, induk jantan langsung diangkat dan dipindahkan ke kandang betina yang lain. Detail mengenai perkawinan anis kembang model poligami bisa dilihat di sini.
Anakan menetas, penuhi cacingnya
Karena induk jantan sudah diangkat sejak induk betina mengeram, maka anakan / piyikan yang menetas akan dirawat sendirian oleh induk betina. Saat itulah kebutuhan extra fooding (EF) akan meningkat, seperti jangkrik, kroto, dan terutama cacing.
Selama bawa anak, kebutuhan cacing harus selalu dipenuhi. Sebaliknya, kebutuhan buah harus dikurangi atau bahkan dihentikan sementara, sehingga induk betina hanya meloloh anakan cukup dengan cacing saja.
Anakan dirawat induknya sampai umur 1 minggu. Selanjutnya, anakan dipanen dan dipindahkan ke kotak inkubator atau kandang khusus yang dilengkapi dengan lampu penghangat.
Ketika anakan dipanen, maka induk betina sudah bisa dijodohkan kembali. Sekitar 1 minggu kemudian, induk betina sudah bisa bertelur lagi. Yang penting. selama proses penjodohan ulang, porsi jangkrik ditambah. Dalam sehari bisa sampai 10 – 20 ekor per pasangan yang sedang dijodohkan. Ditambah kroto dan cacing secukupnya. (d’one)