Berangkat dari penangkaran burung cucakrowo, kini Yaqisa Bird Farm milik Imam Iswahyudi (Bekasi) mencoba memperluas bidang garap ke murai batu. Di rumahnya saat ini ada 6 kandang indukan cucakrowo dan 7 kandang murai batu. Beberapa produk MB dari Yaqisa BF sudah ada yang moncer dalam lomba di kawasan Bekasi. Semua induk jantan murai batu yang digunakannya pernah berprestasi di lapangan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Untuk memperoleh calon induk berkualitas, Om Imam benar-benar selektif. Dia rutin memantau berbagai even latber maupun lomba, demi mencari burung jawara. Jika belum pernah berprestasi di lapangan, ia tak akan memilihnya sebagai calon induk jantan.
Dari hasil perburuan yang dilakukannya bersama beberapa rekan kicauamnia, Om Imam akhirnya bisa memiliki sejumlah pejantan tangguh dan berprestasi, yang kini menghuni kandang penangkarannya di kawasan Harapan Indah, Bekasi.
Induk jantan yang digunakan Yaqisa BF umumnya murai batu lampung super, dengan ekor panjang. Beberapa induk dijodohkan dengan sistem monogami. Namun karena ingin mencoba metode lain, ada juga induk jantan yang menjalani sistem poligami.
Umumnya, sistem poligami dalam penangkaran murai batu adalah setiap induk betina memiliki kandang masing-masing, dan menunggu giliran untuk dijodohkan dan dikawini burung jantan yang dijadikan subjek poligami. Jika induk jantan sudah berjodoh dengan induk betina A, kemudian induk betina bertelur, maka induk jantan mulai dipisah saat induk betina mengerami telur-telurnya. Selanjutnya, induk jantan tersebut dimasukkan ke kandang induk betina B. Demikian seterusnya.
Yang dipraktikkan Om Imam tidak demikian. Ia menerapkan sistem poligami yang tak lazim, di mana satu kandang digunakan bersama oleh 1 ekor induk jantan dan 2 ekor induk betina. Kebetulan kedua betina dirawat bersama dalam satu kandang sejak kecil, sehingga tidak saling menyerang.
Hasilnya, induk jantan mau mengawini kedua betina. Kedua induk betina juga sama-sama sudah bertelur. Hanya saja, seekor induk betina sudah berproduksi dengan menghasilkan 3 ekor anakan. Sedangkan induk betina yang satu lagi, meski bertelur, belum bisa menghasilkan anakan.
Catatan Om Kicau:
Melihat penuturan Om Imam bahwa induk jantan sudah mengawini kedua betina, ada beberapa kemungkinan mengapa seekor induk betina belum juga berproduksi. Pertama, organ reproduksi induk betina belum benar-benar matang, atau bisa juga mengalami gangguan.
Kedua, induk jantan memiliki preferensi (pilihan) tersendiri terhadap 2 ekor induk betina dalam satu kandang. Usai mengawini kedua betina untuk kali pertama, MB jantan akan kembali mengawini induk betina yang lebih disukainya, dan meninggalkan induk betina yang kurang disukainya. Jika ovulasi terjadi setelah 25 jam masa kawin, maka telur yang dihasilkan induk betina yang kurang disukai kemungkinan besar bersifat fertil (gabuk).
Tetapi, sekali lagi, tidak semua induk jantan di Yaqisa BF menjalani praktik poligami. Apa yang dilakukan Om Imam ini merupakan ekspresi kreativitasnya yang perlu diacungi jempol.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Ukuran kandang dan aksesorisnya
Penempatan kandang di dak lantai atas membuat burung merasa tenang nyaman dalam berproduksi. Konstruksi kandang penangkaran murai batu di Yaqisa BF hampir sama seperti kandang penangkaran cucakrowo.
Satu unit kandang dibagi menjadi beberapa petak kandang tertutup. Setiap petak berukuran 2 x 1,2 m2 dengan tinggi 3 meter. Ukuran kandang seperti ini membuat induk murai baru lebih leluasa bergerak bebas ke atas, karena memang dibuat tinggi.
Kotak sarang terbuat dari kayu atau triplek dan ditempatkan di pojok atas. Untuk indukan yang berpoligami, Om Imam menyediakan 2 kotak sarang karena di dalam kandang ada dua ekor induk betina.
Bak mandi, seperti pada penangkaran lainnya, ditelakkan di lantai / dasar kandang. Tempat kroto dibatasi bak air, guna mengindari kerumunan semut. Ada pepohonan kecil di dalam kandang untuk membantu menjaga kelembaban kandang. Apalagi di lantai atas, udara terasa lebih panas.
Untuk memenuhi kebutuhan extra fooding (EF), Om Imam memberikan jangkrik tanpa batas atau semaunya burung. Kroto dan cacing juga diberikan sepuasnya, terutama saat berproduksi di musim kemarau.
Jika menggunakan model ad libitum (tanpa batas), berapa konsumsi jangkrik untuk setiap pasangan indukan? “Mungkin sekitar 50 sampau 100 ekor jangkrik dalam sehari, bahkan bisa lebih jika indukan sedang bawa anak. Begitu pula dengan cacing. Jadi, jangkrik dan cacing ditempatkan di bak khusus dengan porsi yang banyak, terutama saat indukan baru menetas. Dengan begitu, burung akan tetap kondisi prima,” ujarnya.
Berdasarkan pengalamannya selama ini, pemberian EF yang cukup turut memacu kondisi indukan. Burung akan senantiasa fit dan siap kawin, terutama setelah anakan diangkat atau dipanen bersama sarangnya. Selain itu, EF cukup juga mendongkrak produktivitas. Saat ini, jumlah telur yang dihasilkan seekor induk MB berina rata-rata 3 butir.
Perkenalan indukan di kandang umbaran
Untuk memulai proses penjodohan, Om Imam menempatkan induk betina dalam kandang umbaran. Induk jantan dimasukkan dalam sangkar khusus yang ditempatkan di dalam kandang umbaran. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada keduanya agar saling mengenal terlebih dulu.
Proses perkenalan biasanya berlangsung selama 1 minggu. Ketika sudah saling mengenal, burung betina mulai berani mendekati sangkar burung jantan. Setelah kelihatan berjodoh, burung jantan dikeluarkan dari sangkarnya, sehingga bebas berkeliaran dalam umbaran bersama burung betina.
“Biasanya langsung berjodoh. Namun pada saat penjodohan ini, kita harus selalu aktif memantau, karena dikhawatirkan kedua burung saling menyerang. Begitu ada yang mulai menyerang, bisa jantan maupun betina, keduanya harus dipisahkan lagi,” kata Om Imam.
Kalau sudah jodoh dan kawin, induk betina akan segera bertelur, selanjutnya mengerami telur-telurnya selama 14 hari. Untuk memantau apakan telur sudah menetas, Om Imam memanfaatkan kamera CCTV. Cara ini mengadopsi dari penangkaran cucakrowo yang sudah berjalan selama ini. “Melalui kamera CCTV, kita lebih mudah memantaunya,” ujarnya.
Pengelolaan anakan murai batu
Anakan yang baru menetas dibiarkan tetap dalam perawatan induknya. Jika umurnya sudah 8 hari, baru dipanen dan dipindahkan ke sangkar khusus yang dilengkapi lampu penghangat, sekaligus dilakukan pemasangan ring / cincin berkode Yaqisa.
Cara memanennya sederhana. Anakan bersama sarangnya diangkat dari kandang induk, lalu dimasukkan ke sangkar yang dilengapi lampu penghangat. Pada malam hari, sangkar anakan dikerodong untuk mengurangi pengaruh udara dingin.
Indukan yang anaknya sudah dipanen biasanya akan kembali berproduksi sekitar sati minggu berikutnya. “Masa panen bisa dipercepat menjadi 4 hari, jika induk terlalu agresif dan suka buang anakan. Jika masa panen tidak dipercepat, saya khawatir bakal terjadi sesuatu yang buruk,” tutur Om Imam.
Piyikan pasca-panen sudah bisa langsung diberikan pakan berupa jangkrik dan kroto. Pada umur 1 bulan anakan murai batu sudah mulai belajar makan sendiri.
Om Imam mengaku baru dua tahun menekuni murai batu. Karena itu, produk murai batu Yaqisa BF selama ini baru tersebar di kalangan teman-teman dan beberapa pelomba. Produknya terbilang laris-manis, karena kualitas anakan bisa diandalkan. Bahkan anakan yang masih berumur 1 – 2 minggu biasanya sudah dibawa pelanggan tetapnya. Harga yang dibanderolnya sekitar Rp 3 juta – Rp 3,5 juta / ekor umur 1 bulan. (d’one)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
klu indukan jantan setelah disatukan mengejar betina yg terus lari klu didekati, apakah itu jodohnya? sibetina lari sambil bersiul.
Artikel bagus neh mas, , , ,
Saya senang bacanya, jadi bahan ref buat saya yg baru mau memulai , , , ,
Tp mas boleh kasih saran dikit, foto isi dalam kandang mas, biar penempatannya + isi-isi kandangnya pas mas , , , ,
Thanks mas,,,,
Maaf merepotkan mas , , ,
^_^