Di mana-mana orang membeli burung pakai uang, atau minimal barter dengan burung lain. Namun tidak demikian yang dilakukan Hervi Siahainenia, atau akrab dipanggil Papua, penghobi burung kawakan asal Papua yang sejak 1999 mukim di Jogja. Saat membeli lovebird Sniper, dia membayar kepada pemiliknya dengan seekor kucing. Belakangan, Sniper sukses masuk 10 besar dalam Valentine Jogja, tepatnya juara 9 Kelas Bintang Cupido.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Nama Hervi Papua cukup dikenal di kalangan kicaumania Jogja dan sekitarnya, terutama para pemain lawas. Tahun 1999, dia meninggalkan Tanah Papua yang dicintainya, dan hijrah ke Jogja untuk menimba ilmu di Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional (UPN). Di kota yang menenteramkan ini, dia merapat ke komunitas burung berkicau, karena sejak kecil memang menyukai burung terutama jenis paruh bengkok seperti nuri, lovebird, dan sebagainya.
Bersama kawan-kawan penghobi lainnya, dia sering mengikuti berbagai latihan dan lomba. “Waktu itu, yang nama latihan burung rutin adanya ya cuma di Monjali (Monumen Jogja Kembali). Saya pun ikut dibesarkan oleh almarhum Roesbowo, salah seorang tokoh kicaumania Jogja. Karena beliau, saya bisa mengenal dan dikenal oleh para kicaumania di Jogja,” kata Herbi kepada omkicau.com.
Papua juga mendapat banyak ilmu perburungan dari Ronny Stiga dan Toto Gudeg Mbarek. Dari waktu ke waktu, hidupnya hanya dihabiskan untuk kuliah dan ngeluruk dari lomba ke lomba, termasuk mengikuti even di luar kota. Ada pengalaman menarik saat mengikuti Lomba Burung Kusmin Cup di Jepara (2004). Saat itu panitia mencari peserta lomba yang paling jauh. Meski sudah lima tahun mukim di Jogja, Hervi masih menggunakan KTP Papua.
“Dengan menunjukkan KTP Papua, saya berhasil membuktikan diri sebagai peserta terjauh. Tentu saja tak ada peserta lain yang bisa membuktikan lebih jauh dari Bumi Papua,” ujarnya terkekeh, mengenang masa lalunya.
Fokus ke bisnis, perawatan burung ditangani istri
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Namun, karena kesibukan bisnisnya, Papua sempat menghilang dari dunia kicauan. Dia tidak tampak lagi di lapangan lomba. Apalagi setelah mengenal dunia memancing, makin tak ada lagi waktu baginya untuk mengikuti lomba burung.
“Sesungguhnya saya sama sekali tak meninggalkan hobi burung. Di rumah, saya tetap breeding burung, anjing, dan kucing. Tetapi semuanya diurusi istri saya, Putri Wijayanti, yang juga penggemar binatang. Dialah yang mengambilalih semua perawatan, termasuk semua burung lomba yang saya miliki saat ini,” ungkap Hervi Papua.
Awalnya, dia membimbing istri mengenai dasar-dasar perawatan burung. “Sekarang tidak perlu lagi. Dari A sampai Z, istri saya sudah tahu apa yang harus dilakukannya. Dia merawat dengan baik, dengan hati. Jadi, burung nurut sama istri saya.“
Setahun terakhir ini, Papua mulai aktif kembali mengikuti latber dan lomba seputaran Jogja. Beberapa kali sempat ke luar kota seperti Bandung. Jagoan yang sering ditentengnya tidak lain lovebird Sniper. Di kancah latihan dan lomba lokalan Jogja, burung ini sering nyantol juara.
Tetapi, hampir semua rekannya tak tahu kalau yang merawat burung-burungnya adalah sang istri. Sebab ia mesti fokus ke beberapa bisnisnya, antara lain Laundry Washtub di Jalan Pandega Marta Jogja. Hanya Sabtu-Minggu waktu luangnya, itu pun kembali dihabiskannya dari lomba ke lomba. Minggu (5/5) besok, Hervi Papua akan menguji Sniper dalam HUT Ke-1 GPBC Sleman di lapangan Trimulyo Jalan Raya Turi Km 3 Sleman. (Waca Jogja)
—
Salam Sukses, Salam dari Om Kicau.