Mengembangbiakkan burung kicauan di dalam kandang penangkaran tentu akan lebih mudah jika burung dalam kondisi sudah berjodoh, apalagi menjadi pasangan sejati. Dalam praktiknya, masih banyak kicaumania yang belum memahami bagaimana menjodohkan dan menyatukan burung dalam kandang penangkaran. Padahal, ini merupakan salah satu penentu keberhasilan dari sebuah penangkaran. Tips kali ini mengenai beberapa metode penjodohan burung yang bisa dilakukan, khususnya untuk penangkar pemula atau penghobi rumahan yang ingin mendapatkan anakan hasil breeding sendiri.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Proses penjodohan burung jantan dan burung betina merupakan langkah awal yang harus dilalui seorang penangkar, selain kesiapan mental dan pembuatan kandang beserta perlengkapan di dalamnya. Proses perkawinan, peneluran, pengeraman telur, dan perawatan anakan hanya bisa dilalui jika kedua induk burung sudah berjodoh.
Untuk menjodohkan burung, ada beberapa metode yang bisa dipilih untuk dilakukan, yang popular antara lain :
- Menempelkan sangkar burung jantan dan burung betina.
- Menggantung sangkar burung jantan di kandang ternak yang berisi burung betina.
- Menjodohkan burung dalam kandang koloni.
Menempelkan sangkar burung jantan dan burung betina
Sebagian besar penangkar burung senang menggunakan metode ini. Burung jantan dan burung betina yang akan dijodohkan ini dimasukkan dulu dalam sangkar terpisah, tetapi kedua sangkar diletakkan dalam posisi menempel atau saling berdekatan. Cara ini dianggap lebih mudah, serta tidak menyita tempat. Proses penempelan bisa berlangsung selama beberapa hari (umumnya 1-2 minggu), sampai kedua burung menunjukkan tanda-tanda berjodoh.
Proses ini bisa dilakukan untuk beberapa jenis burung seperti kenari, murai batu, kacer, cucak hijau, lovebird, dan sebagainya. Yang dilakukan penangkar adalah menempelkan atau menggantung kedua sangkar secara berdekatan.
Penggantungan sangkar bisa dilakukan dengan menempelkannya ke dinding / tembok, atau digantung di gantangan. Penangkar biasanya akan mengatur birahi dari kedua burung tersebut agar lekas berjodoh.
Burung jantan idealnya sudah berusia 2 tahun atau lebih, atau sudah mengalami dua kali masa mabung. Adapun burung betina berusia 1 tahun atau lebih, atau sudah pernah sekali mabung. Dengan umur tersebut, organ reproduksi induk jantan dan betina benar-benar sudah matang, siap kawin, dan siap berkembang biak, sehingga proses penjodohan bisa lebih mudah dan lebih cepat.
Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam penjodohan melalui metode ini, berikut panduan singkat dari Om Kicau :
- 1 minggu sebelum sangkar ditempelkan, kedua induk diberi extra fooding (EF) dengan porsi lebih banyak daripada porsi sebelumnya. Misalnya, jika burung jantan biasa diberi jangkrik sebanyak 5 ekor pada pagi dan sore hari, maka seminggu sebelum penjodohan bisa ditingkatkan menjadi 7-8 ekor pada pagi dan sore harinya. Adapun untuk burung betina bisa ditingkatkan menjadi 10-15 ekor yang diberikan pada pagi dan sore harinya.
- Setelah merampungkan treatment di atas, sangkar dari kedua burung ditempelkan, dengan posisi ujung tenggeran kedua sangkar saling menempel. Hal ini untuk memudahkan pemantauan mereka, misalnya apakah keduanya sering berdekatan termasuk saat istirahat / tidur. Tempelkan kedua sangkar selama beberapa hari, sambil tetap memantau perkembangan yang terjadi.
- Jika burung jantan mulai berbunyi dengan gaya merayu betinanya (gaya merayu tersebut tergantung dari jenis burung), sementara burung betina menanggapinya dengan menggetar-getarkan kedua sayapnya (ngleper), itu menunjukkan kedua burung sedang dalam kondisi birahi.
- Apabila salah satu burung masih belum bereaksi terhadap calon pasangannya, pemberian jangkrik bisa ditingkatkan untuk burung yang kurang memberikan reaksi atau bersikap acuh tak acuh.
- Pada beberapa hari berikutnya, Anda bisa mengamati kondisi burung di malam hari. Apakah posisi mereka saat istirahat / tidur berdekatan? Jika ya, maka bisa diteruskan ke tahap berikutnya, yaitu memasukkan burung jandan dan burung betina ke dalam kandang penangkaran yang sudah disiapkkan sebelumnya.
Menggantung sangkar burung jantan di kandang ternak yang berisi burung betina
Dalam metode ini, diperlukan kandang penangkaran yang agak besar, dengan pintu yang cukup untuk memasukkan sangkar harian. Sangkar ini berisi burung jantan, yang akan digantung di dalam kandang penangkaran. Adapun burung betina dibiarkan bebas dalam kandang penangkaran (tanpa sangkar).
Note:
Kalau kandang penangkaran terlalu kecil, dan sangkar tidak bisa dimasukkan, solusinya adalah menempelkan sangkar ke kawat ram yang menjadi dinding depan kandang penangkaran.
Usahakan penempelannya tepat di dekat ujung tenggeran yang ada di dalam kandang, sehingga kedua burung punya kesempatan untuk saling berdekatan.
Bisa juga menaruh sangkar burung jantan di lantai depan kandang penangkaran, meski frekuensi kontak kedua burung menjadi lebih sedikit.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Baiklah, saya mengasumsikan Anda menggantung sangkar burung jantan di dalam kandang penangkaran yang sudah diisi burung betina. Siapkan beberapa kotak sarang yang sudah diisi bahan sarang, dan sebagian bahan sarang bisa ditebar di lantai kandang. Ini untuk mengantisipasi jika burung betina sewaktu-waktu muncul birahi dan siap untuk dikawinkan.
Biasanya metode ini digunakan penangkar untuk mengatasi burung jantan atau betina yang terlalu agresif / galak.Dengan cara seperti ini, kondisi birahi dan emosi kedua burung bisa diatur sedemikian rupa sehingga burung dapat menerima pasangannya.
Perlu diingat, sangkar burung jantan baru dimasukkan setelah burung betina mendiami kandang penangkaran selama beberapa hari (sekitar 1 minggu), agar ia bisa beradaptasi dengan dengan lingkungan kandang. Setelah merasa tenang dan nyaman, baru dimasukkan sangkar burung jantan.
Selama proses penjodohan, pemantauan harus dilakukan secara rutin. Ada kalanya burung jantan terlihat agresif atau selalu mencoba menyerang burung betina dengan menempel pada jeruji sangkar. Sebaliknya, bisa juga burung betina yang agresif, dengan menghampiri dan mencoba menyerang burung jantan.
Jika itu terjadi, maka pengaturan kondisi birahi bisa diterapkan dengan mengurangi jatah EF untuk burung yang berlaku agresif tersebut. Contoh, burung jantan terlihat sangat agresif. Anda bisa mengurangi porsi pemberian jangkrik, menjadi 1/2 atau 1/3 bagian yang diberikan kepada burung betina. Jika betina biasa diberi 15 ekor jangkrik, maka jantan bisa dikurangi menjadi 5-7 ekor saja. Selama itu pula, perkembangan mereka harus tetap dipantau.
Apabila burung jantan yang sudah tenang, bahkan selalu ingin mendekati burung betina yang menghampiri sangkarnya, atau burung betina selalu bertengger di sangkar burung jantan, maka pertahankan kondisi ini selama beberapa hari hingga stabil. Sebab terkadang kedua burung hanya rukun dalam 1-2 hari saja, setelah itu kembali berlaku agresif.
Jika kondisi rukun bisa stabil sampai 1 minggu, bisa dilanjutkan ke proses berikutnya, yaitu burung jantan dikeluarkan dari sangkar sehingga bebas berada di kandang penangkaran bersama burung betina.
Tetapi jika setelah rukun beberapa hari, kemudian burung jantan “kumat” dan menjadi agresif serta menyerang burung betina, maka Anda bisa membuat terapi kejutan untuk burung jantan. Terapi kejutan ini bisa dilakukan dengan menyemprot burung jantan menggunakan hand-sprayer. Terapi ini diyakini efektif untuk meredam emosi dan birahi berlebih dari burung jantan.
Lakukan hal ini terus menerus setiap hari, sampai burung jantan tidak agresif lagi dan mulai menerima pasangannya. Tetapi jika burung jantan yang berubah agresif ini dulunya burung jinak (terbiasa dipegang manusia), maka ia bisa dimasukkan kembali ke dalam sangkarnya. Ulangi lagi proses perjodohannya dari awal.
Dalam beberapa kasus, ada juga burung jantan atau burung betina yang selalu agresif dan menyerang calon pasangannya, meski sudah dilakukan berbagai terapi. Untuk kasus yang sebenarnya jarang terjadi ini, Om Kicau hanya bisa menyarankan lebih baik menggantinya dengan burung lain.
Menjodohkan burung dalam kandang koloni.
Menjodohkan burung dalam kandang koloni hanya bisa diterapkan untuk burung non-fighter seperti finch, kenari, lovebird, parkit, pleci, dan sebagainya. Caranya bisa dengan memasukkan seekor burung jantan ke dalam kandang koloni yang berisi beberapa ekor burung betina.
Kandang koloni ini hanya digunakan sebagai media penjodohan sementara, bukan untuk kandang penangkaran. Burung jantan akan memilih pasangan yang disukainya. Tanda sudah berjodoh bisa dilihat dari aktivitas dan tingkah polah mereka yang selalu bersama-sama, mulai dari saling memberi makan, saling merapikan bulu, dan tidur berdempetan. Jika terlihat kondisi seperti itu, maka pasangan tersebut bisa dipindah ke kandang penangkaran.
Apabila Anda belum berkesempatan membangun kandang penangkaran model soliter (1 kandang hanya diisi 1 pasangan), maka kandang koloni bisa juga dimultifungsikan sebagai kandang penangkaran. Jadi, sediakan beberapa gelodok atau kotak sarang, seperti terlihat dalam gambar penangkaran gelatik jawa (Padda oryzivora) milik Om Kicau di bawah ini. Tetapi, mohon diingat, metode ini hanya bisa diterapkan untuk burung non-fighter.
Apakah boleh memasukkan burung jantan lebih dari seekor ke kandang koloni yang berisi beberapa ekor burung betina? Tentu saja boleh, para penangkar pemula pun kerap melakukannya terutama untuk lovebird dan parkit. Namun kemungkinan terjadi persaingan antarburung jantan tetap ada, karena beberapa burung non-fighter tetap memiliki sifat menjaga wilayah teritorial, seperti cucak hijau, cucak rante, dan sejenisnya.
Dalam metode kandang koloni dengan menggunakan burung jantan lebih dari seekor, maka apabila sudah terlihat ada pasangan yang akur dan saling mencumbu, bisa langsung dipindahkan ke kandang penangkaran. Namun, untuk penangkar pemula, lebih disarankan menggunakan 1 ekor pejantan dulu dalam kandang koloni.
Prasarana penting dalam penjodohan burung
Ada atau tidak ada masalah dalam proses penjodohan burung, setiap penangkar idealnya menyiapkan suplemen khusus untuk burung indukan atau calon indukan. Suplemen inilah yang kini makin dicari banyak penangkar, bahkan sangat direkomendasi sejumlah penangkar, yaitu BirdMature. Berikut ini beberapa manfaat penggunaan BirdMature (BMR) untuk indukan / calon indukan:
- Membantu mengatasi burung yang sulit dijodohkan atau dipasangkan, akibat birahi kurang maupun terlalu agresif.
- Meningkatkan angka fertilitas telur, yaitu persentase jumlah telur yang fertil (subur) dari semua telur yang dikeluarkan induk betina dalam satu periode peneluran (clutch). Hal ini akan meningkatkan jumlah telur yang menetas.
- Meningkatkan daya tetas (hatchability), yaitu persentase jumlah telur yang menetas dari semua telur fertil. Hal ini juga akan meningkatkan jumlah telur yang menetas.
- Bisa diberikan kepada anakan / piyikan burung, agar pertumbuhannya bagus dan selalu dalan kondisi sehat.
Untuk hasil yang lebih maksimal, sangat disarankan untuk mengawalinya dengan terapi BirdMineral terlebih dulu, ketika burung dalam tahap awal penangkaran. Pemberian dilakukan selama 6 hari berturut-turut. Setelah itu, baru diterapi dengan BirdMature sesuai dengan jenis produk yang digunakan (lihat Tiga bentuk BirdMature di bagian selanjutnya pada artikel ini).
Setelah pemberian BirdMature sesuai dengan waktu yang dianjurkan, tunggu perkembangannya selama 7-15 hari berikutnya. Biasanya burung sudah dalam kondisi birahi optimal, mau berjodoh, dan aktif kawin. Tetapi, apabila belum ada perubahan pada kondisi burung selama masa tersebut, pemberian bisa diulangi selama 7 hari lagi, dan tunggu perkembangan selama 7-15 hari.
Tiga bentuk BirdMature
BirdMature tersedia dalam tiga bentuk, yaitu cair, serbuk dalam sachet, dan pasta di dalam kapsul jelly. Kandungannya yang sama, tetapi cara penggunaannya berbeda-beda, disesuaikan kebiasaan / pola makan dari burung yang ditangkarkan
1. Penggunaan BirdMature bentuk cair
- Cara penggunaannya diteteskan langsung ke paruh burung indukan atau calon indukan, khususnya untuk burung pemakan biji. Tetapi cara ini tidak disarankan untuk burung yang belum / tidak terbiasa dipegang (kecuali sangat terpaksa).
- Bisa juga dioleskan ke telur puyuh rebus (misalnya kenari), kemudian diberikan kepada burung.
- Untuk burung pemakan serangga, BMR dispetkan ke tubuh jangkrik, atau diteteskan ke kroto. Setelah itu, diberikan kepada burung yang biasa diberi pakan serangga.
- Untuk burung indukan atau calon indukan bertubuh kecil (kenari dan finch), dosisnya 2-3 tetes, dan diberikan setiap hari selama 5-10 hari.
- Untuk burung indukan / calon indukan berukuran sedang (murai batu, kacer, cucakrowo, cucak hijau, dan yang seukuran), dosisnya 3-5 tetes, dan diberikan setiap hari selama 5-10 hari.
- Untuk anakan / piyikan burung jenis kecil, dosisnya 1 tetes setiap hari selama 7 hari berturut-turut, dan setelah itu dapat diulangi seminggu sekali sebanyak 1-2 tetes.
- Untuk anakan / piyikan burung jenis sedang, dosisnya 2 tetes setiap hari selama 7 hari berturut-turut, dan setelah itu bisa diulangi seminggu sekali sebanyak 2-3 tetes.
2. Penggunaan BirdMature bentuk serbuk dalam sachet
- Sachet dibuka, dan ambil serbuk dengan dosis 1/2 isi sachet. Larutkan serbuk BMR dalam 50 cc / ml air minum (wadah minum burung ukuran normal), dan berikan untuk burung jantan dan betina.
- Bisa juga menaburkan serbuk ke permukaan buah atau dicampur dengan kroto dan diberikan kepada burung.
- Pemberian BMR dilakukan selama 4-6 hari berturut-turut untuk burung jantan dan betina yang sedang dijodohkan, atau setelah anakan dipanen (untuk indukan yang sudah bawa anak).
- BirdMature yang sudah dilarutkan jangan digunakan lewat hari.
3. Penggunaan BirdMature bentuk pasta dalam kapsul jelly (BirdHormone)
- Buka selongsong kapsul jelly, kemudian pasta dioleskan ke permukaan buah untuk burung-burung pemakan buah.
- Diberikan selama 4-6 hari untuk burung jantan dan betina.
Khusus untuk pengguna BMR yang memiliki uneg-uneg atau masalah dalam penangkaran burung, jangan sungkan-sungkan untuk menceritakannya kepada Om Kicau. Caranya kirim keluhan Anda melalui email ke redaksi@omkicau.com. Insya Allah, Om Kicau akan memberikan bantuan dan panduan semampunya.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
mb sy kl di pasangkan baik2saja tapi kl mau di beri pakan jangkrik saling rebutan bahkan saling nyerang apa perlu di pisah atau di lanjutkan lagi om