Kicauan burung gelatik wingko (Parus cinereus cinereus) kini sudah jarang lagi terdengar di pekarangan rumah atau lahan perkebunan seperti beberapa tahun lalu. Apa sebabnya, Anda tentu sudah bisa menebaknya sendiri. Ya, karena laju pertumbuhan populasi di alam liar tak sebanding dengan jumlah gelatik wingko yang ditangkap untuk dipelihara atau diperjualbelikan. Nasib gelatik wingko tak jauh berbeda dari burung ciblek, pleci, dan gelatik jawa. Jika kita masih menginginkan anak-cucuc kelak bisa memelihara gelatik wingko, maka penangkaran harus dilakukan sejak sekarang, Bagaimana cara penangkarannya, ikuti panduan Om Kicau berikut ini.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Gelatik wingko merupakan burung yang mudah ditangkarkan, seperti halnya burung kenari. Produktivitas indukan juga tinggi. Di alam liar pun, rentang waktu masa berbiaknya lebih lama daripada beberapa jenis burung lainnya.
Di beberapa negara, beberapa kerabat dekat dari gelatik wingko seperti gelatik batu sejati (Parus major) kerap “dipelihara” secara alami. Burung bebas berkeliaran di halaman, dan sesekali terbang ke taman kota atau ke tempat lain yang disukai. Mereka akan kembali ke pekarangan rumah untuk makan, karena sang pemilik rumah selalu menyediakan feeder berisi makanan, terutama pada pagi dan sore hari.
Gelatik batu sejati di Inggris, misalnya, umumnya bersarang di halaman rumah karena pemilik rumah menyediakan tempat bersarang. Penangkaran alami ini bahkan tidak butuh waktu lama. Dalam beberapa hari, kotak sarang tersebut sudah terisi dengan penghuninya yang baru, yaitu induk gelatik dan telur-telur yang dihasilkannya.
Sifat dan karakter burung yang termasuk dalam genus Parus memang mudah beradaptasi dengan lingkungan dan manusia. Demikian pula dengan tiga spesies gelatik batu yang ada di Indonesia, termasuk gelatik wingko. Dengan mental dan keberaniannya, tidaklah sulit untuk menangkarkan burung ini.
CARA MENANGKAR GELATIK WINGKO
Dalam penangkaran gelatik wingko dibutuhkan sepasang burung yang sudah mencapai umut dewasa kelamin. Burung jantan sebaiknya berusia lebih dari 1,5 tahun, sedangkan betina sekitar 1 tahun. Untuk mengetahui bagaimana membedakan jenis kelamin burung jantan dan burung betina, silakan perhatikan dulu gambar berikut ini :
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Apa yang Anda lihat pada gambar di atas? Burung gelatik wingko jantan memiliki garis hitam yang tegas, lebar, dan memanjang hingga ke daerah sekitar kloaka (vent). Makin dewasa, makin tebal pula garis hitam tersebut. Sedangkan gelatik wingko betina memiliki garis hitam yang sempit (tidak lebar), dengan warna hitam yang agak memudar, dan garis tersebut cenderung putus-putus. Penampilan burung muda (jantan dan betina) mirip dengan gelatik wingko betina dewasa.
Penjodohan burung
Setelah mendapatkan sepasang gelatik wingko yang dewasa, tahap berikutnya adalah perjodohan. Perjodohan bisa dilakukan dengan cara menempelkan kedua sangkar burung jantan dan burung betina selama beberapa hari. Jika beberapa hari kemudian mereka terlihat saling mendekati, atau terkadang saling mengejar, maka sudah waktunya untuk menyatukan mereka ke dalam kandang penangkaran.
Informasi lebih detail mengenai penjodohan burung bisa dilihat kembali pada artikel di sini.
Kandang penangkaran
Untuk menangkar gelatik wingko, Anda bisa menggunakan kandang aviary, kandang soliter, atau sangkar harian. Untuk kandang soliter, Anda bisa menggunakan kandang penangkaran kenari. Jika menggunakan sangkar harian, kotak sarang bisa diletakkan di dalam maupun di luar sangkar. Apabila menggunakan kandang aviary, kotak sarang bisa diletakkan di tempat yang paling tinggi.
Kotak sarang yang digunakan mirip dengan kotak sarang yang digunakan dalam penangkaran lovebird atau parkit, yaitu berbentuk glodok dengan lubang kecil yang sesuai ukuran tubuhnya yaitu 2,5 – 3,5 cm sebagai pintu masuk dan keluar.
Bahan untuk membuat sarang antara lain serat nanas, kapas, rumput, rambut, bulu, wol, dan sebagainya. Sebagian bahan dimasukkan ke dalam kotak sarang, sedangkan sisanya diletakkan di dasar kandang untuk memancing naluri indukan di awal masa reproduksi.
Meski posturnya mungil, gelatik wingko ketika sedang berkembang biak akan berubah menjadi sangat agresif. Jadi sangat dianjurkan untuk tidak menggabungkan pasangan gelatik wingko dengan burung sejenis, atau burung jenis lain, dalam satu kandang penangkaran.
Setelah induk betina bertelur sebanyak 4 – 7 butir, burung jantan akan berjaga di luar sarang, atau mencari dan memberi pakan kepada burung betina yang sedang mengerami telur. Selama itu pula, pakan yang diberikan harus full serangga seperti jangkrik berukuran kecil dan ulat hongkong. Berikan pakan tersebut secara ad libitum (tanpa batasan). Jadi burung bisa mengkonsumsi serangga sebanyak yang ia mau.
Setelah dierami induk betina selama 12 – 15 hari, telur-telur akan menetas menjadi piyikan. Pada tahapan ini, kedua induk akan merawat dan memberi makan anak-anaknya. Pada masa itu pula, kedua induk akan bergotong-royong mengeluarkan kotoran dalam sarang, agar anak-anaknya merasa nyaman dan sarang bisa terhindar dari parasit atau bakteri.
Burung gelatik dikenal sangat menjaga kesehatan anak-anaknya. Ini terbukti dari penelitian di mana burung dari jenis ini juga menyimpan puntung rokok di dalam sarangnya, guna mencegah parasit masuk ke sarang mereka (bisa dibaca kembali di sini).
Setelah berusia 16 – 22 hari, burung muda mulai meninggalkan sarangnya, meski belum mampu mencari makan sendiri. Namun beberapa hari kemudian, biasanya umur 25 hari, mereka sudah bisa mandiri dan bisa dipisahkan dari kedua induknya.
Gelatik wingko dikenal sangat produktif. Sekitar 1 minggu setelah anak-anaknya mandiri, induk betina akan bertelur lagi. Tetapi kondisi tubuh indukan sebenarnya mulai melemah. Karena itu, lebih dianjurkan untuk memisahkan kedua induk selama 1-2 hari, tetapi sangkar keduanya tetap didekatkan.
Saat itulah kedua induk perlu diberi suplemen untuk mengembalikan kondisi tubuhnys, sekaligus untuk meningkarkan fertilitas dan daya tetas. Suplemen yang bisa Anda gunakan antara lain BirdMature. Masa istirahat 1-2 hari bagi kedua induk bisa dimanfaatkan untuk membersihkan kandang penangkaran, termasuk kotak sarang. Bahan sarang yang lama sebaiknya dibuang, diganti dengan bahan sarang yang baru.
Setelah kondisinya kembali membaik. Burung bisa disatukan kembali dalam kandang penangkaran. Karena selama masa istirahat burung tetap berdekatan, maka tidak diperlukan proses penjodohan ulang. Seminggu setelah kumpul bareng, biasanya induk betina akan bertelur kembali. Demikian seterusnya.
—