PERMASALAHAN DENGAN PARUH
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Semua spesies dari keluarga burung paruh bengkok, tidak terkecuali lovebird, memiliki paruh atas yang terdiri atas beberapa tulang yang melekat pada “engsel” yang menyambung ke tempurung kepala. Karena itu, paruh bagian atas parrot bersifat fleksibel atau bisa digerakkan. Ini berbeda dari manusia dan mamalia, di mana hanya rahang bawah yang bisa digerakkan.
Paruh lovebird ditutupi oleh selubung zat tanduk. Sebagaimana kuku, paruh terdiri atas jaringan hidup dan terus tumbuh memanjang keluar.
Dalam proses perpanjangan paruh, terkadang dijumpai beberapa retakan kecil di lapisan terluar paruh. Ini hal biasa dan tak perlu panik. Tetapi ada beberapa kondisi yang membuat paruh burung pecah atau rusak, terutama akibat :
- Penyakit PBFD (Psittacine Beak and Feather Disease)
- Paruh kering / mengelupas
- Memar akibat cedera
- Memar akibat infeksi jamur
- Paruh cacat, baik sejak lahir maupun karena malnutrisi (kekurangan gizi)
1. Penyakit PBFD
PBFD (Psittacine Beak and Feather Disease) disebabkan circovirus yang menginfeksi dan membunuh sel-sel bulu dan paruh burung. Virus ini juga merusak sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, burung mudah sekali diserang penyakit akibat infeksi bakteri dan kuman penyakit lainnya.
Penyakit ini pertama kali dijumpai pada kakatua, tetapi akhirnya dijumpai pula pada semua keluarga burung paruh bengkok (parrot). Burung penderita PBFD biasanya mengalami kematian.
PBFD dapat ditularkan dari burung sakit ke burung sehat. Karena itu, mengkarantina burung sakit merupakan cara pencegahan terbaik. Sejauh ini belum ada obat yang mampu menyembuhkannya. Vaksin PBFD pun saat ini baru dalam taraf pengembangan.
Celakanya, burung penderita tidak langsung menunjukkan gejala klinis, tetapi sudah bisa menularkan penyakitnya kepada burung lain.
Gejala klinis lebih mudah dijumpai pada burung muda, meski dapat juga dijumpai pada burung dewasa, antara lain :
- Terjadi kelainan bulu
- Terjadi kelainan paruh
- Beberapa bulu hilang rontok
Beberapa burung sudah mati sebelum menunjukkan gejala di atas. Biasanya diawali dengan adanya beberapa tanda di berikut ini :
- Burung kehilangan nafsu makan
- Burung mengalami diare dan regurgitasi (muntah)
Karena gejala klinis yang agak unik pada PBFD, maka segera pindahkan burung-burung yang muntah dan nafsu makannya berkurang drastis ke kandang karantina, sebelum penyakit menyebar ke burung lain yang masih sehat.
Mengidentifikasi penyakit PBFD
Banyak penangkar lovebird yang masih kesulitan membedakan antara PBFD dan penyakit lain yang berkaitan dengan bulu. Seperti dijelaskan di atas, penyakit ini biasa dijumpai pada lovebird anakan maupun burung muda. Padahal, kebiasaan mencabut bulu hanya dijumpai pada lovebird dewasa. Nah, jika Anda menjumpai lovebird anakan atau lovebird muda sering mencabuti bulu-bulunya, kemungkinan besar burung terserang PBFD. Segera singkirkan dulu dari kandang, sambil mengamati gejala-gejala klinis lainnya seperti dijelaskan di atas.
Bagaimana jika lovebird dewasa terlihat botak? Apakah ini karena dicabuti sendiri, atau terserang PBFD? Hal termudah untuk mengamatinya adalah dengan melihat bagian atas kepalanya. Jika botak, maka itu jelas akibat PBFD. Sebab, burung tidak mungkin mencabuti bulu di bagian atas kepalanya.
Cara penularan PBFD
Sebagian besar PBFD disebabkan burung menelan atau menghirup partikel debu yang mengandung circovirus. Partikel debu yang sangat halus sangat mudah menempel pada bulu, sekresi tembolok, dan kotoran burung.
Karena burung sering bersolek / berdandan, dengan merapikan bulu-bulu menggunakan paruhnya, maka sangat dimungkinkan virus dalam partikel debu yang menempel pada bulu ikut tertelan. Masa inkubasi virus di dalam tubuh burung bervariasi, tergantung spesies dan umur burung. Tetapi, PBFD lebih sering dialami burung muda yang berumur kurang dari 2 tahun. Sedangkan burung dewasa atau berumur lebih dari dua tahun memiliki risiko terserang lebih kecil.
2. Paruh kering / mengelupas
Paruh burung yang kering dan sebagian mengelupas menunjukkan burung mengalami kekurangan nutrisi, khususnya asam amino jenis metionin. Hal ini biasanya disertai dampak ikutan, antara lain pertumbuhan bulu sangat lambat dan masa mabungnya pun sangat lama.
Gangguan kesehatan ini memang tidak terlalu berbahaya, tetapi jika dibiarkan bisa membuat nafsu makan burung menurun. Ini jelas membuat burung akan terlihat kurus. Menurut beberapa ahli kesehatan unggas, perbaikan nutrisi pun membutuhkan waktu lama (9-12 bulan) sehingga kondisi bulu dan paruh bisa normal.
Metionin banyak terkandung dalam biji wijen, ikan, dan daging. Adapun buah dan sayuran sedikit sekali mengandung metionin, kecuali bayam, kangkung, kentang dan jagung rebus. Sebagian besar kacang-kacangan, meski kadar proteinnya tinggi, sebenarnya juga rendah metionin.
Bagi penangkar yang biasa menggunakan jagung muda dan kangkung bisa sedikit lebih tenang, sebab potensi burung mengalami gangguan paruh kering atau terkelupas setidaknya bisa diminimalkan.
3. Paruh memar / kehitaman akibat cedera
Seperti halnya kuku, paruh pun bisa mengalami memar ketika mengalami cedera sehingga terlihat kehitaman. Cedera ini bisa disebabkan paruh digigit atau ditusuk burung lain. Bisa juga paruh terluka akibat menabrak jeruji kandang.
Jika terjadi pada burung yang paruhnya berwarna hitam, gejala seperti ini agak sulit diamati. Tetapi sebenarnya tetap dapat dilihat, karena terjadi perubahan struktur pada jaringan paruh yang lebih dalam.
Untuk kasus seperti ini, Anda bisa mengamati apakah burung masih mau makan. Jika nafsu makan masih bagus, biarkan saja memar ini sembuh dengan sendirinya. Tetapi kalau burung sudah malas makan, karena rasa sakit pada paruhnya yang memar, untuk sementara pakan bisa diberikan dengan cara diloloh. Demikian pula dengan air minumnya. Pada kondisi seperti ini, pemberian BirdMineral sangat membantu proses penyembuhan, terutama efek dari kandungan kalsium dan fosfor dalam produk ini.
4. Paruh memar / kehitaman akibat infeksi jamur
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Hal ini biasanya disebabkan infeksi jamur yang menyerang bagian dalam paruh. Akibatnya, burung mengalami rasa sakit pada paruhnya, dan mulai malas makan. Untuk sementara waktu, Anda harus melolohkan pakan dan air minum agar burung tidak kekurangan energi dan nutrisi lainnya.
Pengobatan bisa menggunakan BirdCream, yang dioleskan tipis-tipis pada paruhnya, dua kali sehari, selama beberapa hari sampai menunjukkan gejala perbaikan. Obat ini hanya dianjurkan jika burung sudah tak mau lagi mengambil makanan dari wadah pakan.
Kalau burung masih bisa mengambil makanan sendiri, maka selama 3 jam setelah diolesi BirdCream, wadah pakan harus disingkirkan dulu. Boleh juga diberi makanan dengan cara diloloh. Hal ini untuk menjaga agar makanan tak terkontaminasi obat luar.
Menurut Dr Margaret A Wissman, ahli kesehatan burung, pemberian suplemen bernutrisi tinggi juga bisa membantu mempercepat proses penyembuhan. Karena itu, disarankan menggunakan BirdVit, dan Bird Mineral selama 7 hari berturut-turut, kemudian pada pekan kedua diturunkan menjadi 3x dalam seminggu.
Rincian penyebab lovebird berdada nyilet :
- Masalah Pakan: Kualitas dan kuantitas
- Penyakit Gondok Burung
- Keracunan Logam Berat
- Permasalahan dengan Paruh
- Gangguan Parasit
- Infeksi Bakteri, Virus, dan Jamur
—
—
Salam sukses, Salam dari Om Kicau.