Tren lovebird sampai saat ini masih mengarah lutino mata merah, albino, blorok dan aneka jenis pastel. Permintaan terhadap warna-warna eksotik ini dari hari ke hari terus meningkat. Hal inilah yang membuat beberapa lovebird lovers berminat terjun di dunia breeding dengan mengikuti tren tersebut. Salah seorang di antaranya adalah Tjung Efendi (Tangerang). Selain masih aktif di lapangan, dia juga mulai fokus ke penangkaran lovebird.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Tjung Efendy mengawali hobi burung dengan rutin membawa beberapa jenis kicauan di arena lomba. Bukan hanya lovebird, tetapi juga kenari. Dalam even Ronggolawe Cup di Cibubur, 12 Mei lalu, gaconya yang bernama Velos tampil sebagai juara 1 di Kelas Kenari Semi-isian Eb-Odjoss.
Adapun untuk lovebird, dia punya beberapa amunisi yang sering mencorong di lapangan, salah satunya adalah Kuda Jingkrak. Beberapa waktu terakhir, di sela-sela aktivitasnya sebagai pemain, dia mulai tekun di kandang penangkaran lovebirdnya.
Tjung tak mau main-main dalam usahanya. Saat ini sudah ada 100 lebih pasangan induk lovebird di penangkarannya. Dia membaginya dalam beberapa kelompok kandang, yang disesuaikan dengan keindahan warna dan kualitas suara. Artinya, sebagian produknya ada yang berkualitas lomba, dan sebagian lagi sebagai burung hias.
Dalam penangkaran burung cantik ini, Tjung menggunakan dua jenis kandang, yaitu kandang koloni (menampung beberapa ekor burung) dan kandang battery-soliter (hanya menampung 1 pasangan induk).
Ada beberapa ukuran kandang koloni yang ditempatkan di dua rumah berbeda. Setiap kandang diisi puluhan pasang induk lovebird dengan aneka jenis dan warna. Kandang ini biasa digunakan untuk mencetak lovebird aneka warna, mulai dari lutino, blorok, albino, hingga pastel kuning, violet, dan warna standar lainnya.
Sedangkan kandang battery-soliter digunakan untuk mencetak warna-warna eksotik, seperti lutino dan silangan antara blorok (pied) dan lutino. Penggunaan kandang battery-soliter memang agak rumit bagi penangkar pemula, khususnya dalam proses penjodohan. Tetapi ini harus dilakukan, karena di kandang koloni kita tidak bisa memaksa blorok memilih pasangannya yang lutino.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Kandang-kandang besar itu ditempatkannya di lantai bawah dan lantai dua rumahnya, kawasan Perumahan Taman Cibodas, Tangerang. Agar burung kecukupan sinar matahari, sekaligus manjaga kesehatan burung secara keseluruhan, maka sebagian atap ditutup fiber tembus pandang. Sirkulasi udara didesain pun sedemikian rupa sehingga burung merasa nyaman dan tidak kepanasan.
“Penangkaran model kandang koloni memang lebih mudah. Burung bisa mencari dan menemukan pasangan masing-masing sesuai dengan selera. Apabila sudah benar-benar berjodoh, pasangan indukan dipindahkan ke kandang battery-soliter,” kata Tjung.
Biasanya, dia memanen anakan pada umur 2 minggu atau lebih, karena dirasa lebih aman dalam melewati masa kritis. Anakan lalu ditempatkan dalam boks khusus hingga mulai bisa makan sendiri, atau sekitar umur 1,5 bulan.
Memaksimalkan masa produksi berikutnya
Banyak penangkar lovebird yang terlalu bernafsu memacu produktivitas indukan dengan cara keliru. Begitu anakan dipanen, kedua induk tetap dibiarkan berada dalam sangkar yang sama, dengan harapan bisa segera kawin dan kembali bertelur.
Upaya memaksimalkan produktivitas indukan memang menjadi keharusan bagi setiap penangkar, tetapi kualitas anakan dan terutama kesehatan indukan jangan terabaikan. Di sinilah diperlukan “seni menangkar”, termasuk dalam penangkaran lovebird.
Idealnya, selesai panen anakan, indukan diistirahatkan selama 3 hari. Caranya, induk jantan dan induk betina dimasukkan dalam sangkar terpisah, tetapi tetap berdekatan. Hal ini untuk mempertahankan kesetiaan kedua indukan, tetapi menunda proses kawin selama 3 hari.
Selama masa istirahat, Anda bisa membersihkan kandang, menyemprot seluruh bagian kandang dengan desinfektan khusus untuk burung seperti FreshAves, agar kandang tak didatangi bakteri, jamur, dan parasit, khususnya tungau kulit, tungau merah, dan kutu yang sering mengganggu kandang indukan. Larutkan 5 gram serbuk FreshAves dalam 1 liter air, masukkan dalam botol sprayer, dan semprotkan ke seluruh bagian kandang yang sebelumnya sudah dibersihkan dari segala kotoran.
Selain itu, bersihkan pula kotak sarang. Bahan sarang diangkat dan dibuang. Sedangkan kotak sarang dibersihkan dari kotoran yang melekat (dilap dengan kain basah), kemudian dijemur sehingga relatif lebih steril dari kuman. Setelah kering, masukkan bahan sarang yang baru.
Wadah pakan dan wadah air minum, serta tenggeran yang kotor, juga harus dibersihkan. Semua pekerjaan ini jangan dianggap sepele, karena dari kandang dan aksesoris kandang yang kotorlah, berbagai kuman baik dalam bentuk virus, bakteri, jamur, dan parasit akan mudah masuk ke kandang.
Kini kandang penangkaran sudah bersih dan relatif steril dari kuman, dan siap digunakan lagi sebagai tempat bagi induk jantan dan betina dalam menjalankan tugas reproduksinya.
Namun, sebelum dimasukkan ke kandang, induk jantan dan induk betina yang berada di sangkar berbeda namun berdekatan ini harus dipulihkan stamina dan kebugarannnya. Jika tidak, maka produktivitasnya akan cepat menurun sebelum waktunya.
Untuk memulihkan energi dan stamina, Anda bisa menggunakan multivitamin yang bisa dibeli di toko pakan burung, serta suplemen khusus untuk induk yang sedang produksi. Daripada repot-repot menggunakan dua produk sekaligus, Anda bisa menggunakan BirdMature yang mengandung multivitamin, multimineral, dan pendongkrak birahi induk jantan maupun betina.
Produk ini dapat diberikan saat kedua induk diistirahatkan selama 3 hari. Setelah energi dan staminanya pulih, serta birahinya berada dalam kondisi optimal, pasangan indukan ini bisa dimasukkan kembali dalam kandang penangkaran yang sudah dibersihkan.
Selama berada di kandang penangkaran, penggunaan BirdMature bisa dilanjutkan, dan baru dihentikan ketika induk betina sudah bertelur. Dengan treatment seperti ini, tingkat fertilitas telur bisa meningkat, daya tetas telur (hatchability) juga meningkat, dan kualitas anakan yang menetas lebih bagus, relatif lebih sehat, dan tidak mudah sakit.
Sekitar 2-3 hari disatukan kembali dalam kandang penangkaran, induk jantan biasanya akan mengawini pasangannya. Selanjutnya, 4-5 hari berikutnya, induk betina akan kembali bertelur. Demikian seterusnya.
Pakan anakan dan indukan
Menurut Tjung Efendi, masa perawatan anakan sejak dipanen (umur 2 minggu) bisa berlangsung sampai burung berumur 1,5 bulan. Saat itu, anakan sudah bisa makan sendiri. Memasuki umur 2 bulan, dia akan memindahkan burung muda ke kandang koloni, agar pertumbuhannya lebih cepat dan sehat.
Boleh tahu resep pakan untuk anakan sebelum bisa makan sendiri? “Saya hanya memberi adonan halus bubur Sun, atau sereal yang biasa digunakan untuk bayi. Tambahkan sedikit air hangat, kemudian diaduk hingga merata. Pemberian adonan bisa dilakukan setiap saat, terutama ketika anakan teriak-teriak tanda lapar,” kata Tjung.
Cara ini, menurut dia, lebih aman karena pakan anakan selalu terkontrol. Lain halnya jika masih diasuh induknya. Jika jumlah anaknya terlalu banyak, maka yang sering diloloh lebih dulu adalah anakan yang menetas lebih awal. Anakan yang bontot, atau kakaknya si bontot, sering terabaikan sehingga pertumbuhan badannya cenderung lambat dan tidak seragam.
Adapun untuk kebutuhan pakan indukan tak jauh berbeda dari yang dilakukan penangkar lovebird lainnya. Pakan terdiri atas biji-bijian (juwawut, millet dan sejenisnya), ditambah extra fooding seperti kangkung, jagung muda, dan sebagainya. Sebagaimana artikel yang pernah dimuat omkicau.com, dia setuju bahwa pemberian kangkung lebih mempercepat produksi.
Semula, sebagian besar produk Tjung lebih sering dimanfaatkannya sendiri untuk lomba, atau dibeli beberapa kawan pemain lainnya. Kini, setelah penangkarannya mulai mapan, dia sudah berani go public, dalam arti produknya juga dipasarkan untuk umum. “Sudah banyak produk saya yang beredar di luar,” jelas Tjung .
Berapa banderolnya, Om?
Harga bervariasi, tergantung jenis burungnya. Anakan lutino mata merah umur 3-4 bulan, misalnya, sekitar Rp 7,5 juta per pasang. Anakan pastel kuning sekitar Rp 3 juta – Rp 3,5 juta per pasang. Adapun anakan blorok rata-rata dibanderol Rp 3 juta per ekor. (d’one)