Di beberapa pasar burung, khususnya di Jawa, kini banyak beredar ciblek alang-alang. Banyak kicaumania yang masih bingung mengenai burung ini, karena penampilannya sepintas mirip dengan ciblek gunung, atau mirip juga dengan prenjak cokelat Variasi lagu dan volume ciblek alang-alang juga terdengar hampir mirip dengan ciblek gunung, dan sama-sama bagus untuk masteran murai batu, kacer, pentet, cucak hijau, pleci, dan burung kicauan lainnya di rumah.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ciblek alang-alang sebenarnya merupaka nama yang dipopularkan kalangan kicaumania. Sebab nama asli burung ini adalah prenjak padi (Prinia inornata). Di mancanegara disebut plain prinia, atau juga yang menyebutnya brown wren warbler. Karena nama resminya prenjak padi, maka burung ini termasuk dalam keluarga prenjak-prenjakan (Cisticolidae). Di Jawa Barat (Sunda) ciblek alang-alang sering disebut ciblek eurih (update berdasar komentar pengunjung pada artikel ini).
Ada yang menganggap prenjak padi sama dengan cici padi. Padahal keduanya merupakan spesies berbeda, dari genus yang berbeda pula, meski masih satu famili, yaitu keluarga Cisticolidae. Ciblek alang-alang jauh lebih besar daripada cici padi (Cisticola juncidis). Panjang ciblek alang-alang sekitar 14-15 cm, cici padi hanya 10 cm. Ekor cici padi juga jauh lebih pendek daripada prenjak padi .
Penampilan ciblek alang-alang sekilas mirip prenjak cokelat. Bedanya, ciblek alang-alang mempunyai warna bulu yang lebih pucat di bagian punggung dan sayap. Sebagian kicaumania menyebut ciblek alang-alang mirip ciblek gunung, tetapi bodi lebih keci sedikit.
Postur tubuh ciblek alang-alang memang lebih kecil daripada ciblek gunung / prenjak gunung (Prinia atrogularis), tetapi sedikit lebih besar daripada ciblek biasa / prenjak jawa (Prinia familiaris). Ketiganya masih memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat, jadi wajar jika muncul banyak kesamaan atau kemiripan di antara mereka.
Variasi lagu dan volume ciblek alang-alang juga hampir sama dengan ciblek gunung, tetapi terdengar lebih reseh. Hanya saja, daya tarung atau fighter ciblek gunung masih unggul. Ciblek gunung merupakan tipikal burung petarung, sehingga ketika ditrek dengan spesies yang sama, atau spesies ciblek yang lain jauh lebih unggul. Itu sebabnya, ciblek gunung sering menjadi persoalan ketika diikutkan dalam lomba di kelas ciblek. Kalau mau lihat performa ciblek gunung yang sudah jadi, silakan klik halaman ini.
Meski gaya tarungnya tidak sebagus ciblek gunung, ciblek alang-alang tetap bagus untuk dijadikan burung piaraan di rumah, atau sebagai burung master bagi murai batu, kacer, pentet, cucak hijau, dan sebagainya. Sebab hampir semua spesies dari keluarga prenjak-prenjakan bagus dijadikan masteran, terutama karena tembakan dan suaranya yang ngebren.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Untuk membedakan antara ciblek alang-alang dan ciblek gunung sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan mengamati warna kaki (shank). Warna kaki ciblek alang-alang kekuningan, sedangkan ciblek gunung agak merah jambu. Beberapa perbedaan lain bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Namun untuk membedakan jenis kelamin jantan dan betina tidak mudah, apalagi saat masih muda, karena burung ini termasuk tipe monomorfik.
Ras dan wilayah persebaran
Ciblek alang-alang memiliki wilayah persebaran yang terbatas di kawasan oriental, yaitu mulai dari Asia Tengah, wilayah selatan China, dan Asia Tenggara. Ada 10 subspesies / ras dari spesies ini, dan hanya satu yang ada di Indonesia (itupun hanya di Jawa), yaitu Prinia inornata blythi. Berikut 10 subspesies ciblek alang-alang dan wilayah persebarannya :
- Prinia inornata terricolor (Hume, 1874): ujung timur Afghanistan (Jalalabad) dan Pakistan barat, sisi timur melintasi India barat-laut, sampai wilayah baratdaya Nepal.
- Prinia inornata inornata (Sykes, 1832): wilayah tengah dan tenggara India (dataran di selatan Sungai Gangga).
- Prinia inornata franklinii (Blyth, 1844): wilayah baratdaya India (Karnataka selatan, Kerala, Tamil Nadu barat).
- Prinia inornata insularis (Legge, 1879): burung endemik Srilangka.
- Prinia inornata fusca (Hodgson, 1845): wilayah timur Nepal, Bhutan, Bangladesh, timurlaut India, dan baratdaya Myanmar.
- Prinia inornata blanfordi (Walden, 1875): wilayah timur, utara dan tengah Myanmar, wilayah baratlaut Thailand, dan wilayah selatan China (Yunnan barat).
- Prinia inornata extensicauda (Swinhoe, 1860): wilayah selatan dan timur China, wilayah utara Laos dan Vietnam.
- Prinia inornata flavirostris (Swinhoe, 1863): burung endemik Taiwan.
- Prinia inornata herberti (Stuart Baker, 1918): wilayah selatan Myanmar, wilayah tengah dan timur Thailand, Kamboja, wilayah tengah dan selatan Laos dan Vietnam.
- Prinia inornata blythi (Bonaparte, 1850): burung endemik di Jawa.
Habitat dan kebiasaan
Ciblek alang-alang atau prenjak padi hidup dalam kelompok kecil. Mereka sering berkicau sambil bertengger di pepohonan, batang rumput dan alang-alang, atau terkadang berkicau saat terbang. Mereka umumnya hidup di dataran rendah, tetapi ada juga yang hidup di dataran tinggi hingga 1.500 meter dari permukaan laut.
Mereka sering membuat sarang di padang rumput, hutan terbuka, semak belukar, kebun, dan alang-alang. Jumlah telur mencapai 3-6 butir.
Kalau Anda melihat beberapa gambar di internet mengenai warna ciblek alang-alang yang terkadang berbeda, itu karena dipengaruhi faktor cuaca dan musim kawin. Pada musim dingin atau penghujan, tubuh bagian atas berwarna lebih cokelat daripada biasanya (cokelat kelabu suram). Demikian juga ketika burung dewasa memasuki masa kawin.
Bahkan panjang ekornya pun dipengaruhi musim. Pada musim kemarau, ekornya akan terlihat lebih panjang daripada musim penghujan.
Video burung ciblek alang-alang
Berikut ini video burung ciblek alang-alang dalam sangkar, milik Om Astra Jingga :