Aplikasi audio burung dalam bentuk mp3 yang diputar melalui smartphone, misalnya yang popular saat ini adalah iSpiny, ternyata dapat menghentikan burung-burung di alam liar dalam melakukan tugas-tugas pentingnya. Tugas penting yang dimaksud antara lain memberi makanan kepada anak-anak burung. Ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Royal Society for the Protection of Birds (RSPB) di Kawasan Cagar Alam Brownsea Island, Poole Harbourt, Dorset, Inggris, sebagaimana diberitakan bbc.co.uk, Rabu (12/6). Praktik ini sering dilakukan para pengunjung saat melakukan bird watching di kawasan tersebut.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kawasan cagar alam ini dikelola Dorset Wildlife Trust (DWT), yang kini mulai aktif mengampanyekan larangan bagi pengunjung untuk membunyikan aplikasi peniru suara burung seperti smartphone. Menurut manajemen DWT, banyak pengunjung yang membunyikan audio suara panggilan burung nightjar (keluarga Caprimulgidae) di kawasan itu.
Akibatnya, banyak burung nightjar asli yang segera mendatangi sumber suara, dengan meninggalkan anak-anak yang sedang dilolohnya. Pengunjung sengaja menggunakan aplikasi suara itu agar burung asli segera mendekat, sehingga mereka bisa memotret nightjar.
“Tetapi, tugas-tugas penting burung seperti meloloh anaknya pun terganggu. Apabila pengunjung menyadari, sesungguhnya mereka telah melakukan perusakan (konservasi),” kata Tony Whitehead, petugas humas RSPB.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Menurut Tony, pengunjung seperti itu sungguh egois. Mereka lebih mementingkan untuk memperoleh gambar, tetapi tidak menunjukkan rasa hormat terhadap kelestarian burung. “Selama musim kawin dan berkembang biak, mestinya jangan menggunakan alat pemutar suara burung,” tambah Tony.
Hal ini dibenarkan pula oleh Chris Thain, manajer Cagar Alam Brownsea Island. Penggunaan aplikasi suara burung ini bisa merusak spesies, tidak cocok untuk cagar alam, serta sangat membahayakan spesies yang sensitif seperti nightjar,” tutur Chris.
Bagaimana tanggapan dari pabrikan aplikasi peniru suara burung? Dr Hilary Wilson, pengembang aplikasi dari iSpiny, menegaskan bahwa alat peniru suara burung yang diciptakannya itu merupakan alat untuk pembelajaran dalam mengidentifikasi suara burung.
“Aplikasi kami bertujuan untuk membantu para bird watcher (pemantau burung) dalam belajar dan mengidentifikasi suara burung, baik suara nyanyian maupun panggilan. Kami menyadari aplikasi ini bisa disalahgunakan untuk memancing burung agar mendekatinya,” terangnya.
Apakah aplikasi itu merusak burung piaraan dalam sangkar? Tentu tidak. Alat ini justru efektif kalau dipakai untuk memaster burung kicauan, baik untuk dilombakan maupun sekadar dijadikan penyanyi di rumah, sehingga tidak pernah dipakai untuk burung penangkaran. Memang ada burung indukan dalam kandang penangkaran dimaster?
Persoalannya, apakah produk ini sudah sampai di Indonesia ya? Mohon informasi dari sobat kicaumania yang sudah memilikinya.