Melihat kreativitas dan keseriusan Panitia KLI Cup dalam menggelar Gathering Akbar: Lomba Suara & Kecantikan Lovebird di Taman Kuliner Jogja, Minggu (23/6) lusa, beberapa korporasi tidak ragu-ragu memberikan dukungan material dan non-material kepada panitia yang dikomandani Raden Sanjoyo. U-Bye Pasopati dan Raja Fauna, misalnya, menyumbang 10 ekor lovebird pied (blorok) blue series, yang peruntukannya diserahkan sepenuhnya kepada panitia.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
“Terima kasih atas support dan sumbangan lain dari para sponsor, baik untuk doorprize maupun keperluan lain. Panitia KLI Cup 2013 juga mengingatkan kembali kepada semua calon peserta, tiket untuk semua kategori atau kelas bisa langsung ke bagian reservasi. Jadi tidak harus melalui korwil,” tambah Yoyok.
Bagi peserta dari Jogja dan sekitarnya, Taman Kuliner Jogja yang berada di Kelurahan Condong Catur, Kecamatan Depok, Sleman, tentu sudah sering disinggahi. Tetapi bagi peserta dari luar kota, apalagi yang belum pernah ke lokasi lomba, berikut ini denah yang bisa dijadikan panduan Anda.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
—
Dua hal baru dalam KLI Cup 2013
Ada dua hal baru dalam penyelenggaraan KLI Cup 2013. Pertama, inilah kontes kecantikan lovebird pertama oleh KLI setelah sebelumnya pernah diadakan hal serupa pada event One Stop Lovebird Festival. Sebab, dalam KLI Cup, ada dua jenis lomba, yaitu kontes suara serta kontes kecantikan.
Kontes suara sudah biasa, karena hampir semua event organizer (EO) lomba burung berkicau juga membuka kelas lovebird. Tetapi selama ini belum pernah diadakan lomba khusus kecantikan / body lovebird. Di Eropa, kontes lovebird justru didominasi kategori kecantikan / body, bukan suara.
Hikmah yang bisa dipetik adalah mulai muncul upaya untuk makin meneguhkan eksistensi lovebird sebagai burung hias. Lovebird dikenal sebagai burung multifungsi, yaitu bisa dijadikan burung lomba, burung hias, sekaligus teman / sahabat untuk bermain-main di rumah.
Kedua, KLI Cup 2013 juga menjadi even perdana yang melombakan lovebird berdasarkan jenisnya. Sebab dalam kontes suara maupun kontes kecantikan, panitia memisahkan antara lovebird klep dan non-klep.
Bukan sekadar Gathering bagi para pegiat Komunitas Love Bird Indonesia, tapi ini juga sekaligus gathering untuk seluruh pecinta lovebird, apakah itu yang sudah tergabung dalam KLI atau yang belum, atau siapa saja yang merasa senang atau pengin tahun tentang love bird bisa bergabung di acara tersebut.
“Pemisahan ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada lovebird non-klep agar makin eksis. Selama ini, non-klep dianggap kelas dua, kalah kelas dari klep. Padahal ada juga lovebird non-klep yang bagus, baik dalam urusan suara maupun kecantikan,” kata Mas Muda Gunawan, panitia inti lainnya.
Yang menarik adalah Kelas Beauty pada Lomba Kecantikan, karena para pemain dan penonton bakal menyaksikan perkembangan terbaru mengenai hasil mutasi warna yang dilakukan para penangkar dan / atau pemain. Sebab burung yang berlaga dalam kelas ini antara lain lovebird hijau, hitam, pastel, dan olive. Sedangkan di Kelas Plus, bakal berlaga puluhan lovebird lutino, albino, pied (blorok), red suffision, half sider, dan mutasi. Khusus untuk kecantikan, burung harus dimasukkan ke kandang berstandar internasional, yang sudah disiapkan panitia dan gratis.
Dukungan terus mengalir
Mulanya panitia harus bekerja ekstra keras untuk menyiapkan semua ini. Yoyok selaku ketua panitia, dibantu sejumlah pegiat KLI Jogja seperti Mas Muda Gunawan dan Om Kustomo, pontang-panting mengumpulkan dukungan, terutama terkait pengumpulan dana agar even ini bisa terselenggara.
Seiring dengan perjalanan waktu, mereka pun dibuat kaget dengan dukungan yang terus mengalir. “Awalnya kami berangkat dari nol, dengan persiapan mepet, terutama dari sisi pendanaan. Bahkan dana publikasi yang begitu penting dan strategis pun kami dapatkan menjelang deadline,” kata Yoyok.
Saat ini dukungan itu terus bermunculan, mulai dari sponsor berupa materi, hingga komitmen untuk berpartisipasi dalam even tersebut. Ada juga yang mengaku belum punya jago, namun ingin datang untuk melihat. Tidak sedikit pula yang berencana datang khusus untuk membeli burung juara, baik dalam lomba suara maupun lomba kecantikan.
“Ya, banyak yang ingin datang untuk memantau dan melihat. Katanya pengin tahu keistimewaan dan keunikan lovebird-lovebird yang akan turun di lomba kecantikan. Apalagi pesertanya tak hanya dari Jawa, tetapi juga dari luar pulau seperti Bali, Kalimantan, dan Sumatera,” imbuh Om Gunawan.
Sigit WMP, tokoh kicaumania muda dari Klaten, juga memutuskan bakal datang ke KLI Cup di Jogja. Padahal, agenda lomba burung berkicau pada hari yang sama cukup padat. “Ingin tahu lovebird yang bakal turun di kontes kecantikan. Tapi sekalian menurunkan gaco saya di lomba suara,” kata Sigit.
Meski demikian, Sigit WMP sudah berbagi tugas dengan krunya. Jadi, sebagian kru akan mengikuti Kapolres Cup Kebumen, sebagian lagi ke even Danyonarmed 11 Magelang, Minggu (23/6) lusa.
Panitia KLI Cup mengucapkan terima kasih kepada beberapa mitranya yang sudah memberikan dukungan sejak awal, antara lain KLI Korwi Jabodetabek, Bregas, Pekanbaru, Lampung, Bogor, Bali, Madura, Surabaya, USA (Ungaran-Semarang-Salatiga-Ambarawa), dan Solo Raya.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Suryo Ferary, Antok 999 Sragen, Wahyu WS BF, Benz KLI, Luckito Suryadi, Wandy Kez, Om Duto (omkicau.com), Haryanto Tole KLI, Irwan Budi S KLI, Pak Suro KLI, KMYK, Topsong, dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. (Waca Jogja)
Selamat berlomba, semoga semuanya berjalan lancar.
—