Melanjutkan sharing pengalaman mengenai kriteria pentet berkualitas, kali ini Duta Ong ingin berbagi kisah mengenai cara membidik pentet rumahan, kemudian merawat dan melatihnya menjadi burung bersuara panjang dan memiliki naluri fighter sejati. Pentet, sebagaimana murai batu dan kacer, pada dasarnya burung fighter. Tetapi burung fighter tak selalu mampu fight di lapangan, karena berbagai faktor.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Duta Ong

Seperti dikisahkan dalam artikel sebelumnya, Om Duta Ong memiliki sedikitnya 36 ekor burung pentet jawara, yang selama lebih dari satu dekade merajai kelas pentet di wilayah Jabodetabek maupun even di Blok Barat lainnya.

Berbeda dari sebagian pemain yang memilih cara-cara instan seperti melakukan take-over terhadap pentet jawara, Om Duta Ong lebih suka berburu pentet rumahan. Tentu tidak semua pentet rumahan bisa disulap menjadi burung jawara. Syarat minimal, burung harus punya prospek untuk dilombakan.

Lalu, bagaimana kiat Om Duta Ong dalam membidik burung pentet prospek agar kelak bisa moncer di berbagai arena lomba?

Praktik yang dilakukannya selama ini adalah lebih sering membeli burung rumahan. Dari bahan inilah, Om Duta Ong bersama mekanik kepercayaannya, Om Tata, akan memoles burung sedemikian rupa sehingga memiliki prospek bagus sebagai burung lomba.

Selama ini, dia tidak pernah mengabaikan aspek katurangan burung prospek. Mulai dari paruh, bentuk kepala, cara berdiri, hingga ukuran badan. Adapun masalah volume tidak menjadi prioritas utama.

Naluri fighter harus tinggi

Tetapi, selain katuranggan, ada yang lebih penting lagi untuk dipantau, yaitu bagaimana karakter burung saat bunyi di hadapan burung sejenis. Sebab ini sangat mempengaruhi durasi kerjanya.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Naluri fighter harus tinggi

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Bahkan, kata Om Duta Ong, selama ini dia sangat fokus pada naluri fighter pentet ketika berhadapan dengan burung sejenis. “Kalau burung memiliki mental tempur yang bagus, atau fighter sejati, itu akan terlihat saat dipertemukan dengan burung sejenis. Dia akan bunyi dan membawakan lagu dengan luwes dan licin,” ujarnya.

Nah, saat membawa irama lagu, jangan lupa perhatikan pula panjang dan pendek lagu yang dinyanyikannya, juga kecepatan atau speed-nya. Kalau lagu yang dibawakannya panjang-panjang, silakan dipilih. Kalau pendek-pendek, sebaiknya bidik pentet prospek di tempat lain. Sebab, karakter suara panjang dan pendek pada pentet cenderung bersifat genetis.

Cermati pula masalah keluwesan dan kelicinan burung saat berkicau. Keluwesan bisa disederhanakan sebagai harmonisasi lagu. Adapun kelicinan adalah proses perpindahan dari satu lagu ke lagu lainnya yang terjadi secara halus dan pas, sehingga enak didengar.

Jadi, fokus utama dalam membidik pentet prospek adalah memiliki naluri fighter sejati, di mana burung tidak takut berhadapan dengan burung sejenis, sehingga tetap rajin bunyi dan mampu membawakan lagunya dengan luwes.

Fokus kedua adalah memilih burung yang bisa membawakan lagi secara panjang-panjang, luwes, dan licin.

Bagaimana dengan volume?

“Volumenya tidak mutlak harus keras dan tembus. Volume cukup pun masih bagus juga, sebab nantinya bisa didongkrak melalui pemberian extra fooding dan perawatan sehari-hari,” tuturnya.

Demikian pula jika materi isian atau masternya belum lengkap, Anda tak perlu risau dulu. Sebab, hal tersebut bisa dibenahi sambil jalan, dengan cara memaster pentet dengan burung-burung isian yang dikehendaki.

Tata, mekanik andalan Duta Ong.

Setelah burung prospek dengan beberapa kriteria tersebut ditemukan, dipilih, dan dibeli, tugas selanjutnya tinggal melakukan perawatan harian dan pemasteran secara rutin. Salah satu kunci utama dalam mencetak pentet jawara, menurut Om Duta Ong, adalah rutin melakukan mandi dan jemur. (d’one)

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.