Dalam beberapa tahun terakhir ini, sebagian kicaumania di Indonesia telah memanfaatkan belalang sebagai extra fooding (EF) alternatif. Ia bisa berperan sebagai pengganti jangkrik bagi burung kicauan seperti murai batu, kacer, dan sebagainya. Selain sebagai pengganti (substitusi), belalang juga bisa difungsikan sebagai EF pelengkap (komplementer). Artinya belalang dan jangkrik bisa diberikan bersama-sama. Apakah manfaat belalang sebagai pakan burung kicauan?
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Belalang termasuk jenis serangga yang memiliki sayap lurus (orthoptera) yang berevolusi sejak 300 juta tahun lalu. Selain belalang, serangga yang termasuk kelompok orthoptera antara lain jangkrik dan kecoa.
Belalang terdiri atas beragam jenis, mulai dari belalang sembah, belalang ranting (kayu), belalang setan, hingga belalang daun. Tetapi yang banyak dicari untuk pakan burung (juga ayam) adalah belalang kayu (Valanga nigricornis) yang memiliki warna dominan hijau, serta belalang setan (Tetrix undulata) yang memiliki warna dominan cokelat. Kedua spesies belalang ini dianggap yang paling bagus untuk pakan burung.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Berdasarkan pengalaman mereka, belalang diyakini dapat meningkatkan kualitas suara burung kicauan. Selain itu, burung yang terbiasa makan belalang akan memiliki warna bulu yang lebih berkilau. Namun ketika belalang dan kelabang makin sulit didapatkan di pasar burung, para kicaumania beralih kepada jangkrik yang lebih mudah didapatkan.
Berikut ini kandungan nutrisi inti belalang berdasarkan hasil penelitian :
- Protein kasar 62 gram /100 gram.
- Serat kasar 12,4 gram /100 gram.
- Lemak kasar 15,5 gram /100 gram
Di luar nutrisi inti tersebut, belalang juga mengandung beberapa asam amino essensial, serta beberapa mineral penting seperti kalsium, fosfor, kalium, dan sodium (natrium), serta beberapa jenis vitamin.
Kandungan protein sebesar 62 gram ini tercatat paling besar dibandingkan dengan jenis serangga lainnya. Karena itu, belalang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi gizi buruk pada burung, khususnya burung yang mengalami dada nyilet / kurus.
Kandungan vitamin E serta asam amino pada belalang juga bisa membantu proses pertumbuhan bulu pada saat mabung. Di luar masa mabung, pemberian belalang juga bisa membuat bulu-bulu burung lebih halus dan berkilauan. Adapun sodium, kalium, kalsium dan fosfor memainkan peran krusial dalam keseimbangan cairan tubuh serta aktivitas enzim serta membantu pertumbuhan bulu dan tulang.
Melihat fakta gizi tersebut, maka pemberian belalang sangat baik untuk membantu pertumbuhan burung, khususnya trotolan, serta membantu melancarkan metabolisme burung kicauan, membantu burung pada saat mabung.
Hanya saja, pemberian belalang secara berlebihan juga tidak baik bagi burung. Berdasarkan pengalaman, jika porsi belalang terlalu tinggi, burung sering mengalami alergi. Jadi, efek negatif ini juga perlu dicermati sehingga porsi pemberiannya harus proporsional, setidaknya jangan terlalu berlebihan.
Dampak alergi pada burung antara lain sering menggaruk-garuk bulunya, bahkan mencabuti bulunya sendiri. Ada juga burung yang kemudian menolak ketika diberikan belalang.
Bagaimana mengatur pemberian belalang secara proporsional agar manfaat bisa diperoleh, namun efek buruk bisa dihindari? Setelan yang benar-benar pas lebih bersifat individual, atau tergantung karakter burung. Tapi Om Kicau menyarankan, agar frekuensi pemberiannya cukup 2-3 kali dalam seminggu, dan porsinya cukup 1-2 ekor saja. Ini berlaku untuk burung yang sudah dewasa.
Adapun untuk burung kicauan yang masih bakalan, terapi belalang bisa diberikan dengan porsi lebih banyak daripada jangkrik. Misalnya, sebelum terapi, burung muda biasa diberi 5 ekor jangkrik per hari. Nah, ketika menjalani terapi belalang, Anda bisa memberinya 2 ekor jangkrik dan 3 ekor belalang.
Bisa juga menggunakan metode pemberian berselang-seling. Misalnya hari ini full jangkrik, maka besoknya full belalang, masing-masing 5 ekor. Hal ini bertujuan agar burung tidak “ketagihan” belalang. Sebab, jika pasokan belalang di pasaran sedang kosong, bisa repot juga Anda, he.. he.. he…
Khusus untuk burung lomba, biasanya para pemain enggan memberi belalang kepada gaconya, dengan alasan takut ketagihan, sehingga bisa membuat performa burung menurun jika tak diberi belalang.Namun, bisa saja Anda bereksperimen, khususnya terhadap gaco anyar. Dalam hal ini, Anda bisa mengkombinasi pemberian jangkrik dan belalang untuk rawatan harian saja.
—
—