Sejumlah burung jawara tumbang di Sentul

Inilah indahnya lomba burung berkicau, sebab burung jawara tidak selamanya bisa juara. Jika selalu juara, tentu lomba bakal kehilangan makna. Hal inilah yang terlihat pada even Ngabuburit yang digelar Maxwell dan BnR di lapangan Mall Belanova, Sentul City Bogor, Minggu (21/7). Even ini berkelas nasional, karena diikuti gaco-gaco papan atas dari tiga blok (barat, tengah, timur), bahkan beberapa burung jawara dari Sumatera dan Kalimantan.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Para pemain lintas- blok dan pulau bisa tumplek-blek di Sentul, lantaran Bang Boy (ketua Yayasan BnR) memimpin langsung kepanitiaan, sekaligus penanggung jawab lomba ini. Tidak mengherankan jika suasana kemeriahannya tak kalah dari gelaran nasional lainnya seperti Piala Raja, Valentine PBI, maupun BnR Award beberapa waktu lalu. Yang menarik, banyak sekali gaco papan atas yang bertumbangan di sini. Di kelas murai batu, misalnya, Happy Birthday milik Akia Jambi dan Racun milik M Khadafi (Aceh Bintang SF Lampung) gagal menjadi juara 1. Happy Birthday yang diistirahatkan selama tiga minggu justru tampil kurang maksimal, dan harus puas menjadi juara ketiga Kelas Habiture. Ini membuktikan bahwa gaco yang berkali-kali jawara di even nasional ini memang harus sering diturunkan, sesuai dengan naluri fighter-nya. Penampilan murai batu Racun juga kurang maksimal, sehingga hanya menempati urutan ke-6 di Kelas Habiture dan urutan 11 di Kelas River View. Justru gaco Khadafi lainnya, Bro, moncer di urutan ketiga pada Kelas Habiture. Juara Piala Raja 2013, murai batu Kiamat milik Sona (Lampung) pun tercecer di urutan ke-11 Kelas Habiture. Beruntung pada sesi lainnya, Kelas River View, Kiamat kembali ke puncak penampilannya dan berhasil menjadi juara 1. Yang berjaya di kelas utama, Habiture, justru murai batu Evo milik Yadi Eka Jaya dari Sumedang. Sebuah hasil yang mengejutkan, namun di satu sisi justru makin meramaikan persaingan di kelas murai batu. Gaci lain yang mencorong adalah Sultan Mandala. Murai batu muda besutan Herry IP / Memed dari Kobac Team Jakarta itu tampil impresif, ketika turun di Kelas Green Valley. Padahal, lawan-lawannya adalah burung sarat prestasi seperti Suara Sakti, murai batu legendaris milik Mr Andy Donk Jogja, dan New Sensasi milik H Budiono yang beberapa waktu lalu menjuarai EB-Odjoss Bird Champion. Sultan Mandala berhasil menjuarai kelas ini, diikuti Sagitarius milik Bonni N (Jawara BC). Suara Sakti dan New Sensasi harus puas menjadi juara 3 dan juara 4. Sejak awal digantang, Sultan Mandala seperti nyaris tanpa kehabisan materi. Variasi lagu mewahnya dibawakan seperti ngekek lovebird, yang terdengar nyusun beberapa kali. Lalu muncul pula tonjolan jangkri dan tembakan rio-rio.

Herry IP, kicaumania kawakan yang juga pelatih ganda putera Pelatnas PBSI Cipayung, mengakui kalau burung orbitannya ini masih muda. Tetapi materinya sudah bagus. Tidak heran jika banyak pemain lain yang meliriknya. “Tetapi saya masih sayang, buat mainan dululah,” ujar Herry IP. Kenari milik Kalimantan

Dua kelas kenari disapu bersih oleh gaco-gaco asal Kalimantan, yaitu Rubicon milik Fitri BKS Samarinda, Kaltim, dan Peragawan milik H Rihan Variza dari HRVRT SF Binuang, Kalteng. Rubicon berhasil menjadi juara 1 di Kelas Centronia, menyisihkan Peragawan di urutan ketiga dan Snow White milik Andre / Waqi Wafi di ururan keempat. Sebaliknya, di Kelas Green Valley, giliran Peragawan yang menjadi juara 1. Rubicon di posisi ketiga, dan Snow White lagi-lagi harus puas di urutan keempat. Kejutan juga terjadi di kelas lovebird, di mana beberapa burung langganan juara, seperti Janda milik dokter Mulyana dan Galada Sorkam milik R-Win, tak kebagian satupun gelar juara 1 dari empat kelas yang dilombakan. Penampilan terbaik ditunjukkan lovebird Dewi San San, milik Jondit Solo (Buaran SF), dengan meraih double-winner, masing-masing di Kelas Centronia dan Green Valley. Dua kelas lainnya dibagi rata untuk JPL 3 milik Kevin Maxwell dan Olive milik Bonni N dari Jawara BC. Bagi Olive, kemenangan ini makin melengkapi prestasi mengkilapnya di berbagai even penting.

Di kelas pentet, Siluman milik Sonny Lie dari Semarang benar-benar tak tertandingi. Dua kali turun, dua gelar juara 1 pun diborongnya. Materi lagunya yang mewah, durasi kerja yang sempurna, serta speed yang rapat membuat Siluman layak mengantongi gelar juara pertama. “Terbukti kan, kalau Siluman bukan jago kandang,” kata Sonny Lie.

Kemenangan mutlak juga diraih cucak jenggot Ratu Jagad milik Yayang Pangkalanbun. Burung yang dirawat Jikano di Semarang ini dua kali menjadi juara satu, dan memaksa Yasmin milik M Khadafi dua kali pula menjadi runner-up.

Pertarungan keduanya seperti mengulangi even Kicaumania Cup di Lapangan Banteng, 2 Juni lalu, yang juga berlangsung sangat ketat, dan akhirnya dimenangi gaco milik Yayang. Prestasi Ratu Jagad nyaris stabil sejak tahun lalu, dan berlanjut sepanjang tahun 2013.

Budi Roxy Jakarta kembali sukses mengantar gaconya, Bejo, di kelas cucak hijau. Bejo menjuarai Kelas River View. Satu kelas lagi, Centronia, dimenangi JPL 5 milik Kevin Max Well dari SBC. Adapun Otomatis, gaco milik Yopi Purbalingga, harus puas menjadi juara ketiga.

Pertarungan anis merah juga tak kalah seru. Tiga kelas yang dilombakan akhirnya dibagi rata, masing-masing untuk Pendekar Merapi milik Mr Tedjo Depok, Suarez milik Fahmi Kobelco Jogja, dan Rubicon milik Fitri BKS Samarinda.

Secara keseluruhan, lomba berjalan lancar dan tepat waktu. Di pengujung acara, panitia mengajak sejumlah anak yatim untuk berbuka puasa bersama. Bang Boy dan timnya juga memberikan santunan kepada anak yatim. Sesuatu yang patut ditiru, apalagi memberikan santunan kepada yatim piatu dan kaum dhuafa merupakan amalan yang disunnahkan saat Ramadhan. (d’one)

Hasil Lomba Ngabuburit Sentul (21 Juli 2013)

—

Selamat kepada para pemenang, tetap semangat untuk peserta lainnya. —

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.