Dalam artikel deteksi gangguan pernafasan pada burung sudah dijelaskan, burung pada dasarnya memiliki beberapa mekanisme pertahanan tubuh, yang secara alami mampu melawan serangan bibit penyakit, baik virus, bakteri, jamur, dan parasit. Tetapi ada dua hal yang membuat mekanisme pertahanan tubuh melemah, bahkan akhirnya tak bisa mengatasi serangan penyakit. Pertama, burung dalam kondisi tidak fit. Kedua, burung dalam kondisi stres. Artikel kali ini khusus membahas masalah stres pada burung, termasuk cara mencegah dan mengatasinya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sebagian kicaumania mungkin pernah menjumpai burung kesayangannya mengalami stres. Kondisi stres ini bisa terjadi apabila burung mengalami sesuatu yang mempengaruhi mental dan fisiknya. Stres dapat dialami oleh semua jenis burung, baik yang sudah jinak maupun (apalagi) yang masih liar.
Ketika burung mengalami stres, baik secara fisik maupun emosional, metabolisme tubuhnya akan merespon dengan cara mengaktifkan sistem saraf simpatetik. Sistem saraf simpatetik merupakan salah satu sistem saraf yang bisa mempercepat denyut jantung, mengerutkan pembuluh-pembuluh darah, dan menaikkan tekanan darah.
Jika burung stres dibiarkan tanpa perawatan khusus, maka kondisinya bisa makin parah, dengan beberapa gejala sebagai berikut :
- Produksi adrenalin menjadi berlebihan.
- Peningkatan kadar gula dan lemak ke dalam aliran darah.
- Penurunan fungsi pencernaan.
- Peningkatan tekanan darah.
- Peningkatan laju pernafasan.
- Perningkatan detak jantung.
- Ketegangan pada otot-ototnya.
- Banyak energi yang terbuang.
Beberapa penyebab burung stres
Banyak faktor yang menyebabkan burung mengalami stres, antara lain :
-
Burung merasa keamanannya terganggu oleh kehadiran hewan peliharaan lain, misalnya anjing, kucing, tikus, dan sebagainya.
- Pergantian kandang / sangkar baru, yang kebetulan membuat burung justru merasa kurang nyaman.
- Pergantian tenggeran / tangkringan baru yang dirasakan burung lebiih nyaman tenggeran lama.
- Sering terkena asap atau polusi udara. Hal ini biasanya dialami oleh burung yang sering digantung di pinggir jalan raya yang ramai oleh lalu-lalang kendaraan atau digantung di dekat lokasi pembuangan sampah.
- Kaget oleh suara keras (suara binatang atau petasan).
- Perubahan pakan yang tidak dianggapnya tidak cocok.
- Burung yang masih liar / belum jinak.
- Memegang burung secara tidak tepat, sehingga membuatnya trauma.
- Air minum yang terkontaminasi bakteri, terutama E. coli.
- Keracunan pakan voer maupun pakan serangga.
- Terkena racun lingkungan (pestisida, herbisida, fungisida, dan sejenisnya).
- Kandang terlalu kotor dan jarang dibersihkan.
- Burung kurang banyak bergerak, misalnya kandang / sangkar terlalu kecil.
- Stres akibat dipisahkan dari pasangannya, atau ditinggal mati pasangannya.
- Stres akibat perjalanan cukup jauh / lama di jalan (cucak hijau dan anis merah paling rentan).
- Social stress, yaitu stres karena ketidaknyamanan tertentu. Misalnya jarang diperhatikan, diabaikan atau tidak mendapat perawatan memadai dari pemiliknya. Burung jinak pun jika social stress bisa menjadi liar / giras kembali.
Perubahan perilaku pada burung stres
Kondisi-kondisi di atas bisa dan sangat mempengaruhi munculnya gejala stres pada burung, yang biasanya ditunjukkan dengan beberapa perubahan perilaku. Misalnya :
- Burung yang semula jinak, tiba-tiba berubah jadi liar.
- Burung yang semula mau makan voer, mendadak menolak makan voer
- Burung yang semula gacor / rajin berbunyi, langsung berubah menjadi diam seribu bahasa atau macet bunyi.
- Burung mulai sering mengembangkan bulu-bulunya, meski ia masih aktif bergerak, dan masih mau makan.
- Pada burung paruh bengkok, perubahan perilaku ini biasanya ditandai dengan sering menyakiti diri sendiri. Misalnya, mencabuti bulu-bulunya atau menjadi galak dan sering menggigit.
Mencegah burung agar tak mudah stres
Mengingat banyaknya faktor penyebab burung mengalami stres, maka diperlukan berbagai upaya preventif (tindak pencegahan) agar faktor pemicu tersebut tidak muncul. Salah satu cara paling efektif mencegah stres pada burung adalah memastikan kondisinya selalu fit. Sebab, rangkaian burung sakit umumnya berada dalam jalur seperti ini:
kondisi tidak fit → stres → mekanisme pertahanan tubuh melemah → burung sakit
Untuk membuat kondisi burung selalu fit, pastikan kecukupan vitamin dalam tubuhnya. Sebenarnya dalam pakan dan extra fooding (EF) yang diberikan akan terkandung beberapa nutrisi penting, termasuk vitamin dan mineral.
Untuk nutrisi inti seperti energi metabolisme (kalori), karbohidrat, protein, lemak, dan serat kasar, umumnya bisa tercover melalui pemberian pakan utama dan EF. Tetapi untuk vitamin dan mineral secara lengkap, hal ini boleh dikatakan mustahil hanya mengandalkan pakan utama dan EF.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan, sebagian besar burung peliharaan (di dalam kandang atau sangkar), mengalami kekurangan vitamin A (67 %), vitamin D (97 %), dan mineral kalsium (98 %). Adapun kekurangan untuk beberapa jenis vitamin dan mineral lainnya rata-rata di bawah 50%.
Karena itu, sangat penting bagi penggemar burung kicauan, baik untuk hiburan di rumah atau burung lomba, dan terutama burung yang diternakkan, untuk rutin memberikan multivitamin. Apabila Anda menggunakan BirdVit, maka frekuensi pemberiannya bisa dilakukan 3 kali seminggu. Vitamin yang paling berperan dalam mengurangi stres adalah vitamin B kompleks, terutama B5 dan B6.
Tentu multivitamin hanya salah satu opsi untuk mencegah burung stres. Anda tetap harus mengimbanginya dengan selalu memberikan perawatan secara memadai dan harus konsisten, termasuk aktivitas mandi dan jemur yang sangat penting bagi burung. Tetapi dengan selalu menjaga kondisi fisiknya selalu fit, antara lain melalui kecukupan vitamin, risiko burung mengalami stres bisa ditekan.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu dicermati terkait dengan kandang / sangkar dan aksesorisnya :
- Jika ingin mengganti kandang / sangkar baru, sebaiknya tetap menggunakan tenggeran yang lama. Bisa juga menggunakan tenggeran baru, dengan catatan diameter dan bahannya sama dengan tenggeran lama.
- Sangkar baru yang akan digunakan sebaiknya terbebas dari bau-bauan seperti bau cat, pelitur, dan sejenisnya. Jadi, sebelum digunakan, sangkar perlu diguyur air (disemprot) dan dianginkan. Setelah kering, baru bisa digunakan. Hal ini untuk menghilangkan bau-bauan khas dari sangkar baru.
- Jangan membiarkan sangkar burung kotor selama beberapa hari. Idealnya, sangkar dan aksesoris yang ada di dalam kandang (wadah pakan, wadah minum, tenggeran) dibersihkan setiap hari. Kalau perlu, sangkar dan aksesorisnya disucihamakan setiap pekan, dengan desinfektan khusus burung seperti FreshAves. Tujuannya adalah menangkal bibit penyakit yang akan melemahkan sistem pertahanan tubuh, dan membuat burung stres sebelum akhirnya sakit.
Beberapa solusi mengatasi burung stres
Bagaimana jika burung Anda terlanjur stres? Berikut ini beberapa panduan dalam mengatasinya, baik stres ringan maupun stres berat.
- Burung yang stres membutuhkan lokasi yang tenang, dan tanpa gangguan. Karena itu, tindakan pertama saat menghadapi burung stres adalah menjauhkannya dari keberadaan burung lain. Menjauhkan ini harus dalam dua konteks sekaligus: burung tidak melihat burung lain, dan burung tidak mendengar suara burung lain. Jadi, silakan digantang di lokasi yang tenang dan nyaman, misalnya dalam ruangan, sambil memutarkan suara terapi alam (natural therapy).
- Jika Anda tidak memiliki lokasi / ruangan yang benar-benar bisa membuat burung merasa tenang, solusi full kerodong bisa diterapkan, terutama sejak petang dan malam hari. Hal ini untuk menstimulasi kondisi “hari” pada burung stres, sehingga bisa memulihkan kondisi fisiologisnya.
- Apabila memiliki kandang umbaran, Anda bisa menggunakannya untuk merawat burung stres. Hal ini untuk melatih otot-otot sayapnya, menguatkan kembali mentalnya, sekaligus mempercepat kesembuhan burung dari stres. Terapi kandang umbaran ini cukup dilakukan 1-2 jam sehari, yang bisa Anda lakukan pada pagi atau sore hari. Jika tidak memiliki kandang umbaran, memindahkan burung ke dalam sangkar harian yang lebih besar selama beberapa jam juga bisa membantu proses kesembuhannya.
- Burung stres membutuhkan pakan dengan kadar energi dan protein tinggi, serta asupan vitamin dalam jumlah cukup. Selama dalam perawatan, silakan gunakan BirdVit setiap hari, sampai kondisi fisiknya berangsur-angsur membaik.
- Khusus untuk burung yang stres sehabis sakit, sehabis mabung, atau tubuhnya terlihat kurus (sangat dimungkinkan mengalami anemia), maka terapinya bukan menggunakan BirdVit, melainkan BirdFine.
- Selama merawat burung stres, berikan kroto (1 cepuk) setiap pagi dan sore hari.
Itulah beberapa tips mencegah dan mengatasi burung stres.
—