Persaingan murai batu di Blok Tengah nampaknya makin ketat, dengan munculnya gaco-gaco baru seperti Biang Kerok, Gelombang Cinta Jr, dan sebagainya. Namun semua itu tidak menggoyahkan prestasi Barongsai, yang belakangan justru makin kerap mendulang prestasi. Burung yang kini milik Nyoman Sunata (Bali) ini memiliki riwayat panjang, sejak dikeluarkan dari penangkaran Yudi Basuki BF Wonosari, Gunungkidul. Bagaimana pula perawatan gaco yang satu ini.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Dari Yudi Basuki BF, murai batu Barongsai kemudian dibeli Rony Stiga Jogja, salah seorang pengorbit burung jawara yang sudah kenyang pengalaman. Moncer di berbagai even, burung ini terus dipantau Cak Parno, perawat murai batu andalan yang juga mukim di Gunungkidul.
Cak Parno lantas mengabarkan burung prospek ini kepada Cak Bachri, kicaumania dari Wonosari dan akhirnya terjadi take-over. Tidak diketahui berapa mahar untuk mengambilalih Barongsai. Di tangan Cak Bachri, burung ini terus mendulang prestasi sepanjang tahun 2012, meski masih sebatas lomba lokal atau regional di wilayah Jateng dan DIY.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
—
Berikut ini beberapa catatan Om Kicau mengenai prestasi Barongsai selama berada di tangan Cak Bachri :
Waktu | Even | Prestasi |
29 Juni 2013 | IKPBS Solo | Juara 2 Kelas Ronggolawe |
Juara 2 Kelas Ebod Breeding | ||
10 Maret 2013 | Jogja Jogja | Juara 3 Kelas Mataram |
Juara 6 Kelas Gudeg | ||
17 Agustus 2013 | Kemerdekaan Cup Solo | Juara 2 Kelas VIP |
Juara 5 Kelas Bintang | ||
30 Desember 2012 | IKPBS Solo | Juara 2 Kelas Ebod Vit |
9 Desember 2012 | Kapolres Cup Salatiga | Juara 2 Kelas Bintang |
Juara 9 Kelas Executive | ||
11 November 2012 | Condong Sampur WNG | Juara 2 Kelas VIP |
21 Oktober 2012 | Dan Brig 6/3 Kostrad | Juara 1 Kelas Pandawa |
Juara 2 Kelas Bharata |
Barongsai juga pernah menjuarai Bupati Ngawi Cup dan Antasari Cup di Tulungagung. Ada dua pengalaman menarik dalam beberapa even di atas. Saat tampil dalam Jogja Jogja 2013, misalnya, Barongsai harus bertarung melawan Seruling Raja, gaco milik Billy Kebumen, yang akhirnya menjadi juara 1 di Kelas Mataram. Sebulan sebelumnya, Seruling Raja menjadi juara Valentine PBI Jogja.
Lebih seru lagi saat tampil dalam Gebyar Tutup Tahun IKPBS Solo, 30 Desember 2012. Sebab dalam even ini Barongsai harus menghadapi Natalia milik Om Gunawan yang beberapa waktu lalu mati. Barongsai mampu memberi perlawanan sengit, meski harus puas menjadi runner-up, di bawah Natalia yang menjadi jawara Kelas Ebod Vit.
Barongsai terakhir kali di tangan Cak Bachri saat tampil dalam IKPBS Solo, 29 Juni lalu. Meski hanya nyeri juara 2, penampilannya terpantau langsung oleh Nyoman Sunata dari Bali. Deal pun terjadi dengan nilai transfer Rp 50 juta.
Namun, Nyoman Sunata tidak membawa gaco barunya ke Bali, melainkan menitipkannya ke Cak Parno hingga kini. Dua pekan kemudian, Cak Parno membawa Barongsai ke even PBBK Kralan Jogja (14/7) dan berhasil menjadi juara 1.
Berikut ini prestasi Barongsai sejak dibeli Nyoman Sunata dan dirawat Cak Parno di Gunungkidul
Waktu | Even | Prestasi |
14 Juli 2013 | PBBK Krajan Jogja | Juara 1 Kelas E-Bodre |
Juara 9 Kelas Ebod Vit | ||
27 Juli 2013 | IKPBS Solo | Juara 1 Kelas Ronggolawe |
Juara 1 Kelas Ebod Breeding | ||
17 Agustus 2013 | Kemerdekaan Cup Solo | Juara 2 Kelas VIP |
Juara 5 Kelas Bintang |
—
Perawatan murai batu Barongsai
Belum diketahui apakah perawatan Barongsai selama berpindah-pindah tangan selalu sama atau tidak. Namun, di tangan Cak Parno, gaco ini menerima gelontoran jangkrik dan ulat hongkong cukup banyak, baik menjelang lomba maupun saat lomba.
Berikut ini perawatan harian Barongsai saat ini:
- Pagi hari, usai mandi, burung dijemur sebentar, lalu dimasukkan ke kandang umbaran sampai sore.
- Selama di kandang umbaran, Barongsai diberi 5 ekor jangkrik pada pagi hari dan 5 ekor lagi pada sore hari. Kroto segar secukupnya diberikan sore hari.
- Sore hari, burung dipindahkan kembali ke sangkar hariannya.
Dua hari menjelang lomba (H-2), atau Jumat, burung mulai digenjot dengan jangkrik, sebanyak 30 ekor. Sore hari, burung tetap diberi kroto. Perlakuan ini juga diterapkan pada hari Sabtu.
“Sabtu pun kembali digelontor jangkrik sepuasnya. Jika mau turun lomba, burung diberi 10 ekor ulat hongkong,” ujar Cak Parno.
Gelontoran jangkrik inilah yang membuat penampilan Barongsai selalu beringas, dan tembakannya sangat menonjol, serta selalu menutupi suara musuh-musuhnya. Tentu setelan EF yang terlalu tinggi ini tidak bisa diterapkan pada semua murai batu. Kebetulan Cak Parno sudah faham karakter burung ini, yang memerlukan setelan dosis tinggi.
—