Lelaki ini bernama H Ahmad Fahmi, salah seorang breeder sukses murai batu, yang juga pemilik Reyhan Bird Farm (BF) Jakarta. Selain sukses menjadi penangkar murai batu, dia juga membina beberapa breeder pemula. Banyak penangkar pemula hasil binaannya yang meraih kesuksesan serupa berkat bimbingannya selama ini. Yuk, kita lihat-lihat apa yang ada di dalam Reyhan BF, yang berada di wilayah Buncit Raya, Jakarta Selatan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
HA Fahmi gemar sekali belajar melalui media apapun: buku, majalah/tabloid, koran, dan yang kini populer adalah melalui dunia internet. Ia tak hanya belajar, tetapi juga langsung mempraktikkan apa yang dipelajarinya, termasuk soal dunia penangkaran burung.
Dari belajar autodidak, Om Fahmi mampu menjadi penangkar burung cucakrowo. Sejak empat tahun lalu, dia fokus ke penangkaran murai batu, meski cucakrowo masih tetap digelutinya.
Untuk murai batu, Om Fahmi memang punya pengalaman tersendiri sebagai pemain di berbagai even. Jadi, ilmu breeding bertambah lengkap karena ada unsur pengalaman di lapangan.
Karena ilmu breeding burung sudah dikuasainya melalui cucakrowo, tidak sulit bagi Om Fahmi untuk menerapkannya pada murai batu. Tidak heran jika dalam waktu singkat, empat tahun, penangkaran murai batunya berkembang pesat.
Anakan murai produksi Reyhan BF pun laku keras di lapangan, beberapa di antaranya menjelma menjadi burung jawara, seperti Panglima, Maestro, Negro, dan sebagainya. Om Fahmi malah kewalahan menerima pesanan, sehingga banyak calon pembeli yang harus indent selama tiga bulan.
Di luar kesibukan sebagai penangkar, Om Fahmi juga menjadi ampiran bagi beberapa penangkar pemula yang menjadi binaannya. “Hidup itu harus berbagi. Ilmu pun harus dibagi kepada yang membutuhkan, karena akan menjadi amal jariyah,” kata Om Fahmi ketika ditemui Om Kicau di rumahnya, kawasan Buncit Raya, Jakarta.Selatan.
Bukan hanya itu, Om Fahmi juga dipercaya menjadi ketua Taman Raja Enterprise, event organizer (EO) independen yang kerap menggelar latber / lomba burung di kawasan Mampang, Jakarta Selatan.
Kandang dibangun di lantai dua
Saat ini ada 7 kandang indukan produktif di rumahnya. Semua induk jantan adalah eks jawara di lapangan, seperti Krispatih, Gempar, Senopati, Pelor, dan Codet. Induk betina pun merupakan trah juara, atau anakan dari beberapa murai juara lomba.
Om Fahmi membangun kandang di atas dak lantai dua rumahnya. Di sana berderet kandang-kandang yang tertata rapi. Bukan hanya berisi 7 pasang indukan murai batu saja, tetapi juga ada 12 pasang indukan cucakrowo.
Sebagian kandang murai memanfaatkan kandang cucakrowo yang tak terpakai, sehingga modelnya tertutup. Namun beberapa pasang indukan murai sudah menggunakan kandang model terbuka.
Ukuran kandang bervariasi, masing-masing dengan lebar 1,2 – 1,5 meter, panjang 1,6 – 2 meter, dan tinggi 2,5 – 3 meter. Tetapi ukuran panjang ini ke belakang. Jadi bagian di depan merupakan lebar kandang.
Pintu utama dari setiap petak kandang berukuran 50 x 60 cm2, sehingga pemilik atau perawat bisa keluar-masuk kandang untuk memberi pakan, mengontrol sarang, atau memanen anakan. Sebagian pintu terbuat dari papan, namun ada juga yang terbuat dari pelat besi.
Setiap petak kandang diberi pepohonan kecil, yang ditanam dalam pot, agar suasana di dalam kandang terasa lebih sejuk. Bak mandi diletakkan di lantai, dan airnya harus selalu bersih.
“Bak mandi sangat penting bagi indukan murai batu. Apalagi cuaca Jakarta sangat panas. Burung lebih sering mandi kalau cuaca panas seperti ini. Biasanya, saya mengganti air bak mandi dua kali dalam sehari. Karena sering mandi, burung merasa nyaman, selalu segar, dan tambah produktif,” tambah Om Fahmi.
Lazimnya penangkaran murai batu lainnya, extra fooding (EF) berupa jangkrik sangat menentukan produktivitas indukan. Untuk itu, dia memberi jangkrik secara ad libitum (tak terbatas, sepuasnya) untuk pasangan induk yang siap kawin.
“Namun kalau induk betina sudah mulai bertelur dan mengeram, porsi jangkrik harus dikurangi seminimal mungkin,” kata Om Fahmi.
Anakan dipanen umur 8 hari
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Seminggu sejak menetas, anakan tetap dirawat induknya. Anakan baru dipanen umur 8 hari, karena sudah aman. Ketika dipanen, sarangnya juga ikut diangkat, dan dimasukkan ke boks inkubator yang dilengkapi lampu penghangat.
Selama dalam boks inkubator, anakan diberi adonan voer yang dicampur jangkrik serta cacing yang sudah dihaluskan. Perawatan ini dilakukan hingga anakan MB mulai belajar makan sendiri (biasanya umur 1 bulan). Selanjutnya dipasangi ring kode Reyhan.
Ketika anakan dipanen pada umur 8 hari, indukan akan kembali berproduksi sekitar satu minggu berikutnya. Dengan cara ini, produktivitas indukan bisa ditingkatkan, meski Om Fahmi mengakui sampai saat ini tetap kewalahan memenuhi permintaan konsumen.
Anakan MB yang masih trotol dibanderol dengan harga Rp 3 juta – Rp 3, 5 juta. Itupun harus indent dulu selama 2 – 3 bulan. “Karena permintaan memang membeludak,” kata Om Fahmi. (d’one)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.