Judul tulisan ini bukan menggambarkan kalau Om Riris Yoedo jago mengorbitkan burung jawara, dan selalu meminta posisi gantangannya di pinggir dalam setiap lomba / latpres. Artikel ini justru sebagai penyambung lidah keluhan Om Riris yang selalu mendapat gantangan pinggir. Jika hanya kebetulan, mengapa selalu berulang dalam setiap even? Semoga keluhan ini bisa didengar para event organizer di mana pun, yang masih berlaku kurang adil meski dalam brosur selalu mencantumkan teks “Pesan tiket, bukan nomor gantangan”.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Kontes SapuRegel Cilacap: Nomor gantangan diacak melalui aplikasi software khusus.

—-

Om Riris Yoedo mengirim email ke redaksi omkicau.com, berisi curhatnya mengenai lomba / latpres yang diikutinya sejak satu tahun terakhir ini. “Saya sebenarnya penghobi baru dalam dunia burung kicauan,” ujarnya dalam email.

Sudah satu tahun terakhir ini, dia mengikuti even-even lomba atau latpres yang diselenggarakan di sebuah kota di wilayah selatan Jawa Tengah. Itupun atas bujukan teman-teman sesama kicaumania.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

“Ternyata asyik juga. Bisa mengobati kepenatan selepas kerja. Apalagi jika burung yang saya gantang dapat berpartipasi, ikut menyanyikan lagu-lagu yang dipunyai, wahh.. waahhh.. ini sebuah kepuasan tersendiri,” tuturnya.

Gantangan pinggir tidak masalah, jika juri tetap menilai burung secara fair.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Yang menjadi masalah dan sering membuatnya jengah adalah, selama mengikuti lomba / latpres, dia belum pernah sekalipun mendapatkan gantangan tengah. Seratus persen lapling pinggir. Ada apakah ini?

“Saya mencoba untuk menelisik, dan berkesimpulan kalau kapling tengah memang disediakan untuk para senior, dan kapling pinggir untuk para pemula. Saya sendiri tidak tahu, apakah kesimpulan saya ini benar atau salah. Saya tidak dapat membuktikan dengan data, namun bisa merasakannya dengan rasa,” jelasnya.

Om Riris berharap, setiap even lomba, latber, atau latpres burung selalu dikemas secara fair, sportif, sesuai dengan semangat yang tertulis pada brosur, atau terpampang pada spanduk. Event organizer (EO) tidak boleh membedakan pemain senior dan pemula, agar bisa menarik minat pemain lain, baik senior maupun pemula, baik dari dalam kota maupun luar kota.

Tanpa sikap fair dan sportif seperti itu, even yang digelar EO tertentu hanya akan memunculkan gaco itu-itu saja, dan tak pernah melahirkan jawara baru, yang boleh jadi kualitasnya lebih bagus daripada gaco lama.

“Ini sekadar curhat, share pengalaman berdasarkan apa yang saya rasakan, dan bukan apa yang saya fikirkan. Terima kasih, salam kicaumania,” tandas Om Riris.

Semoga menjadi renungan kita bersama.

—-

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.