Cucak hijau Bromo hanyalah burung biasa, yang dibeli Djono dari sebuah kios burung di dekat rumahnya, kawasan Petukangan, Jakarta Selatan. Harganya pun tentu harga burung rumahan, tidak seperti cucak hijau yang sudah jadi dan ditransfer dengan harga puluhan juta rupiah. Tetapi baru beberapa bulan dibesutnya, Bromo sudah sering menjuarai lomba. Gaco ini diyakini akan menambah ketat persaingan kelas cucak hijau di Jabodetabek.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
—–
Menurut Om Djono, Bromo merupakan cucak hijau yang menyenangkan. Perawatannya relatif gampang, sama seperti burung rumahan lainnya. Setiap hari, dia hanya memberi 3 ekor jangkrik pada pagi hari, dan 2 ekor lagi pada sore hari.
“Mandi juga dua kali sehari, pagi dan sore. Bromo sehari-hari juga berada dalam sangkar. Jadi tidak perlu menggunakan kandang umbaran. Pokoknya perawatannya gampang, nggak ribet,” kata Om Djono.
Dari pengamatannya selama berlomba, kini dia mulai memahami ritual yang diperlukan Bromo sebelum digantang. Ya, burung ini memiliki kebiasaan mandi sebelum digantang.
“Sebelum digantang, burung harus dimandikan dulu. Kalau sudah dimandikan, Bromo menjadi lebih anteng di atas tangkringan saat menghadapi lawan-lawannya,” tambah Om Djono lagi.
Dengan ritual seperti itu, Bromo langsung bekerja begitu digantang di lapangan. Dalam setiap lomba, Bromo selalu fight, ngentrok, sambil membawakan materi lagu dengan tonjolan suara burung gereja tarung, ngekek panjang lovebird, dan mampu membongkar semua isian lainnya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
—-
Ya, hanya dengan perawatan sederhana, Bromo yang semula burung rumahan, sekarang menjelma menjadi burung jawara. Dalam even terbaru, burung ini berhasil meraih dua gelar juara 1 (double winner) dalam Ragunan Saturday Open di lapangan Jl RM Harsono No 1 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (12/10) lalu.
Bromo tampil sebagai juara 1 di Kelas Buaya dan Kelas Macan. Sebelumnya, Bromo juga mencorong dalam even akbar Junior Team Award di Depok, 29 September lalu. Selain menjadi juara 1 Kelas Jatijajar, burung ini juga menjadi juara 5 dan juara 7 pada dua kelas lainnya.
Apa yang dialami Om Djono merupakan bukti, sekaligus menyemangati para ijomania lainnya, bahwa burung rumahan pun bisa diorbitkan menjadi burung jawara, asalkan dirawat dengan baik dan konsisten, serta sesuai dengan karakter dan kebiasaan burung.
—-
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.