Setelah malang-melintang sebagai pemain murai batu dan lovebird, Aphing –salah seorang personel Jambi Team—mulai membidik pula kelas kacer dan kapas tembak. Beberapa gaco terbaik pun sudah disiapkannya, termasuk kacer Dragon dan kapas tembak Pegasus yang sudah lulus uji dalam kontes Kalapas Muara Bulian Cup I, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, Minggu (27/10) kemarin. Aphing berharap, kehadirannya di kedua kelas ini bisa ikut meramaikan persaingan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
—-
Di kalangan kicaumania Sumatera, nama Aphing selama ini lebih dikenal sebagai pemain murai batu dan lovebird. Untuk murai, dia memiliki gaco andalan bernama Anatta yang bahkan sering menjuarai even di Jakarta. Anatta juga menjuarai beberapa seri Liga Sumatera.
Koleksinya di kelas lovebird lebih lengkap lagi. Putri, misalnya, sudah dua kali meraih hattrick dalam Liga Sumatera, masing-masing pada Seri 3 di Kota Pariaman dan Seri 6 di Bengkulu. Selain itu, Aphing juga masih punya beberapa pelapis Putri, termasuk lovebird Venus yang juga pernah menjuarai Liga Sumatera.
Namun untuk kacer, Aphing bisa dibilang pemain baru. Beberapa koleganya dari Jambi Team, seperti Andre “Obelix” Sutanto dan Zoel Bakung, lebih dulu bersinar di kelas kacer, bahkan sering menjuarai even nasional.
Meski pemain baru, bukan berarti Aphing awam dalam perawatan kacer. Ini hanya karena selama ini dia fokus bermain di lovebird dan murai batu. Apalagi Jambi dikenal sebagai salah satu gudang kacer jawara tingkat nasional, sehingga tidak sulit baginya untuk belajar kepada para pemiliknya, yang juga sesama anggota Jambi Team.
Saat dicoba dalam even Kalapas Muara Bulian Cup I, Minggu (27/10) kemarin, kacer Dragon berhasil menjadi juara ketiga di kelas paling bergengsi, Mega Bintang. “Ujian pertama sudah dilewati, tinggal menyempurnakan kekurangan di sana-sini,” tutur Aphing kepada Om Kicau.
Tips perawatan kacer Dragon
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
—-
Ditanya soal perawatan kacer Dragon, Aphing menjawab, hampir sama seperti perawatan kacer yang lain. Setiap pagi, burung diberi 5 ekor jangkrik, kemudian dijemur dan diangin-anginkan. Setelah itu dikerodong dan digantung bersama beberapa burung master dengan jarak sekitar 1,5 meter.
“Burung master di sebelah kiri Dragon adalah kapas tembak, sedangkan di sebelah kanannya cililin. Adapun burung master seperti lovebird, siri-siri, dan kenari saya gantung agak berjauhan dari kacer Dragon. Meski berjauhan, suara ketiga burung master itu masih bisa didengar jelas oleh Dragon,” kata Aphing.
Usai dimaster, atau sore harinya, Dragon dimandikan dan dijemur sambil diberi lagi 5 ekor jangkrik. Habis dijemur, burung diangin-anginkan dan diberi kroto segar secukupnya.
Jika mau dilombakan, maka sejak Jumat burung digantung di tempat tenang, dan tidak lagi ditempel burung-burung master. “Tujuannya agar staminanya tetap terjaga saat lomba nanti. Kroto diberikan sejak pagi, secukupnya, ditambah 10 ekor jangkrik. Sore hari kembali diberi 10 ekor jangkrik,” tambah Aphing.
Hal ini juga diterapkan pada hari Sabtu, serta Minggu sebelum berangkat ke lapangan. Tetapi khusus mau turun ke lapangan, semua kroto dan jangkrik yang tersisa di tempat pakan dan dasar sangkar dibersihkan dulu, agar burung bisa fokus menghadapi lawan-lawannya.
“Kalau tidak dibersihkan, biasanya burung sering turun ke dasar sangkar untuk mencari sisa-sisa pakan yang tercecer. Tentu hal ini akan mengganggu konsentrasi burung saat berlomba,” tandasnya. (Kelana Lana)
—