Kacer Java Jazz milik Nyoman Sumanata (Legian, Bali), yang sehari-hari dirawat Yono di Solo, batal tampil dalam even nasional Danpomal Lantamal III Cup yang digelar PBI Bekasi, Minggu (1/12) mendatang. Hal ini disebabkan bulu-bulu Java Jazz mulai netes (berguguran), tanda awal rontok bulu.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Peristiwa ini baru diketahui saat burung berlomba di Kelas Ronggolawe dalam even Bengawan Sewu Cup di Solo, Minggu (24/11). Hebatnya, Java Jazz tetap tampil prima dan menjuarai kelas utama ini. Yono lalu menurunkan kembali gaconya di Kelas Ebod Vit, agar ambrolnya nanti bisa total. Eh, masih moncer juga, dan menjadi runner-up.
—–
Batalnya kacer Java Jazz memang cukup menyesakkan sang pemilik, Nyoman Sumanata. Sebab ia sudah memesan tiket pesawat Denpasar – Jakarta, untuk menyaksikan gaconya berlaga dalam even Danpomal Lantamal III Cup. Semua urusan di Bali untuk Minggu (1/12) mendatang juga sudah dikosongkan.
Bukan hanya itu. Tiket untuk mengikuti Danpomal Lantamal III pun sudah lama dipesan. Mau tidak mau, semuanya mesti di-cancel. Apa mau dikata, perawat dan pemilik hanya bisa berusaha, namun mabung / moulting merupakan proses alami yang mesti dilalui setiap individu burung.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
—-
Ketika berangkat ke arena Bengawan Sewu Cup, yang kebetulan juga digelar di Solo, Yono tidak memiliki firasat kalau Java Jazz bakal mabung. “Bahkan burung ini sengaja diturunkan ke Bengawan Sewu, dengan maksud sebagai pemanasan menjelang berlaga di Bekasi. Jadi, agar mood fighter burung ini bisa terjaga dengan baik,” kata Yono.
Namun tatkala berlaga di kelas utama, Ronggolawe, beberapa helai bulu mulai netes. Seketika itu juga, Yono langsung melapor ke bosnya, Nyoman Sumanata di Legian, kalau bulu kacer Java Jazz mulai rontok. Akhirnya, pesanan tiket Danpomal Lantamal Bekasi pun dibatalkan.
—-
Beruntung penampilan Java Jazz masih prima, sehingga kelas utama tetap bisa dimenanginya. Yono lalu berfikir, burung ini harus dimainkan lagi di sesi kedua, Kelas Ebod Vit. Tujuannya supaya ambrolnya bisa total, sehingga nanti bulu-bulu baru bisa tumbuh sempurna.
Pada sesi kedua, penampilan kacer Java Jazz memang sudah tak maksimal lagi, sehingga hanya menjadi juara kedua di bawah Josh Bush milik Cak Bahri dari Handayani BC Gunungkidul. Dalam kondisi fisik yang tak prima, raihan juara 1 dan juara 2 jelas menunjukkan kualitas Java Jazz yang luar biasa.
“Sayang sekali memang. Saya juga ikut gela. Tapi mau bagaimana lagi, ini kan proses alamiah yang tidak bisa kita tolak. Dengan sendirinya, Java Jazz juga bakal absen di beberapa even besar yang sudah lama diagendakan, seperti WMP Cup di Klaten (8/12) dan Pakde Karwo Cup 3 di Surabaya (15/12). Semoga Java Jazz sudah bisa turun dalam Valentine PBI Jogja, Februari 2014,” tambah Yono. (Waca)
—-