Even nasional Pakde Karwo Cup III di Surabaya sudah rampung digelar, Minggu (15/12). Seperti even lainnya, panitia masih menyempurnakan hasil rekapitulasi para pemenang. Apalagi even ini diluberi peserta dari seluruh Indonesia, dengan jumlah kelas yang sangat banyak. Banyak kesan yang dibawa pulang para peserta, terutama dari luar kota. Misalnya Damar yang dipercaya mengawal kacer Super Star milik Ir David dari Cebongan, Sleman, Jogja. “Meski tiga kali menjadi runner-up, rasanya seperti menjadi juara pertama,” kata Damar.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
—-
Semula Damar memang mengaku kecewa dan jengkel. “Bagaimana nggak kecewa. Penampilan gaco Om David saat itu luar biasa. Banyak orang juga bilang begitu, dan layak apabila mendapat koncer A. Tapi apa mau dikata? Faktanya, Super Star hanya mendapat koncer B,” ungkap Damar, dengan muka murung, setelah menerima hasil pada sesi pertama, atau Kelas Hari Jadi Provinsi.
Seperti diberitakan sebelumnya, kelas utama kacer ini dimenangi Hipnotis milik Bambang Honda dari Surabaya, yang dalam Pakde Karwo Cup III memperkuat Duta Plasa Cup. Hipnotis juga sukses menjuarai sesi kedua, Kelas PBI Surabaya.
Nah, pada sesi kedua, penampilan Super Star menurut Damar juga stabil. Namun, burung ini kembali hanya memperoleh koncer B alias juara kedua. Aneh tapi nyata, hal ini terulang lagi pada sesi ketiga / Kelas Provinsi Hijau. Super Star menjadi runner-up dan kelas ini dimenangi Black Ranger kepunyaan Jimmy DS dari Surabaya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Tetapi, pada akhirnya, Damar dan kawan-kawan yang datang dari Jogja mencoba memakai kacamata positif dalam menyikapi hal ini.
“Kita datang dari jauh, dan ini salah satu even paling akbar di Tanah Air. Burung kita tampil apa adanya. Bisa tiga kali menjadi juara dua, saya fikir ini prestasi yang sudah mumpuni. Apalagi lawan-lawannya bukan burung sembarangan,” kata Damar kepada Om Kicau.
Dengan cara berfikir positif, dia mencoba melupakan koncer A ata koncer B. Yang terpenting, Super Star sudah menampilkan performa terbaiknya. Tak kalah dari burung juara sekalipun.
Jadi, kendati harus puas dengan hasil tiga kali runner-up, pada akhirnya dia bisa menerima, bahkan merasa puas dengan pencapaian gaco milik Om David tersebut.
Damar sendiri sejak lama dikenal bertangan dingin dalam memoles burung kacer hingga menjadi jawara. Sudah banyak kacer yang dibesutnya, termasuk Hipnotiz milik Didi Much More, Sollo Berrick (bersama Dicko Gembul) sebelum burung ini dibeli Halley WS, dan sebagainya.
“Kalau difikir-fikir, meski hanya menjadi juara kedua, sesungguhnya saya sudah merasa seperti juara pertama. Apalagi penampilannya juga ditonton banyak penggila kacer. Jadi, tidak ada lagi yang perlu disesali,” imbuh Damar.
Kacer Super Star biasanya berangkat bersama rombongan Pipolondo Team. Burung ini terus menunjukkan prestasi terbaiknya dalam beberapa even terakhir. Pada Lomba Lokal Terkendali PBI Sragen (10/11), Super Star juga menjadi juara 1 dan juara 2.
Pekan berikutnya, burung ini turun di even Bambang Patjul Cup, Ngadirojo, Wonogiri (17/11). Hasil yang diraihnya juga sama: juara 1 dan juara 2. Lantas meluncur ke Surabaya, mengikuti Pakde Karwo Cup III, dengan hasil tiga kali juara 2.
Kegarangan Super Star akan kembali ditunggu dalam even Gebyar Tutup Tahun IKPBS Solo (29/12), Plaza Cup PBI Semarang (12/1/2014), dan Valentine PBI Jogja (16/2/2014).
Yang pasti, sikap Damar yang bisa menerima hasil lomba, tanpa harus komplain ke panitia, menjadi contoh terbaik bagi para peserta lainnya. Toh masih banyak even yang bisa diikuti. Toh penampilan Super Star sudah dinilai sendiri oleh pencinta kacer yang melihatnya. Toh juri lomba bukan manusia sempurna yang tak pernah luput dari alpa. (Waca)
—-