Siang tadi, Om Syarif Asmoro mengirim email ke redaksi Om Kicau. Dia menceritakan pengalaman menggunakan TestoBirdBooster (TBB) untuk cucak biru piaraannya. Burung cucak biru / asian fairy bluebird (Irena puella) miliknya yang sebelumnya “bisu” alias tidak pernah bunyi sama sekali, kini langsung ngeplong setelah tiga hari berturut-turut diberi TBB. Ini sekadar mengkonfirmasi, berbagai spesies di luar mainstream burung kicauan pun bisa gacor ketika kadar testosteron dalam tubuhnya dibenahi.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Syarif berencana menangkar burung cucak hijau, atau sering juga disebut sebagai cucak gadung. Jika penangkarannya sukses, dia berencana menulisnya untuk pembaca Om Kicau, sekaligus melengkapi panduan penangkaran cucak hijau yang pernah dimuat Om Kicau.
Berikut ini petikan email yang dikirim Om Syarif.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
—-
Ya, hidup menjadi bermakna ketika kita bisa memberi manfaat kepada orang lain. Sudah ratusan pengguna produk Om Kicau memberi testismoni tanpa pernah diminta, sebab Om Kicau memang pantang meminta testimoni. Testimoni yang diminta adalah ketidakjujuran.
Pada sisi lain, Om Kicau sangat terbuka terhadap pengalaman sebagian pengguna produk Om Kicau, khususnya TestoBirdBooster (TBB), yang belum memperoleh hasil setelah tiga hari pemakaian.
Tidak ada komentar mengenai kebelumberhasilan pengguna yang ditolak untuk dimunculkan. Semua pasti dimunculkan dan diberi jawaban, karena Om Kicau tidak ingin pengguna seperti “membeli kucing dalam karung”, sebagaimana produk lain di pasaran.
Perbedaan efek dalam penggunaan TBB
Oh ya, Om Kicau sekalian ingin menjelaskan beberapa perbedaan efek dalam penggunaan TBB. Sebab masih banyak kicaumania yang (maaf) kurang bersabar untuk melihat burungnya langsung gacor setelah diterapi TBB.
Sejauh ini, sekitar 75 persen pengguna memperoleh hasil seperti yang diharapkan setelah tiga hari berturut-turut memberikan TBB kepada burung kicauannya yang tidak mau bunyi.
Selebihnya, ada beberapa pengalaman pengguna di mana hasilnya tidak bisa diperoleh dalam minggu pertama. Apa sebabnya?
Ini sudah beberapa kali disampaikan Om Kicau ketika memberikan jawaban atas pertanyaan pengguna, termasuk saat menjawab pertanyaan Om Senno Fafis dalam komentarnya di sini.
Efek keberhasilan TBB itu memang berbeda-beda pada setiap individu burung (bukan jenis / spesies burung). Namun dalam kondisi normal, baik secara genetis maupun perawatan, efek langsung terasa setelah burung diberi TBB selama tiga hari berturut-turut, seperti apa yang dialami Om Syarif Asmoro, Om Edi Siswanto, dan sebagainya.
Sebab, ini memang sesuai dengan hasil penelitian Christoper Templeton dkk dari Fakultas Biologi Universitas Washington, Amerika Sertikat (cek grafiknya di sini), di mana burung-burung akan mengalami peningkatan level kicauan setelah 2-10 hari diberi terapi testosteron.
Jadi, sesuai dengan kadar testosteron bawaan dari setiap individu, ada yang berhasil pada hari kedua, seperti dialami Om Edi Siswanto, namun ada juga yang baru bisa bunyi pada hari ke-10 atau minggu kedua.
Bahkan Om Kicau pun tidak menafikan, dalam kondisi tertentu, peningkatan level kicauan ini mungkin saja baru tercapai setelah 1,5 bulan pemakaian. Kasus seperti ini jarang terjadi, tapi tak berarti tak mungkin terjadi.
Dua faktor penentu keberhasilan
Kondisi tertentu seperti apa yang membuat individu burung A bisa ngeplong setelah diterapi TBB pada pekan pertama, namun individu burung B baru ngeplong setelah diterapi selama 2 pekan atau bahkan lebih.
Di sini ada dua faktor yang saling mempengaruhi. Pertama, kadar testosteron pada individu burung secara genetis tidak selalu sama. Jika dianalogikan pada manusia, ada remaja berumur 16 tahun yang berkumis lebat. Tetapi ada juga lelaki yang sampai dewasa pun tetap berkumis tipis. Ini karena faktor genetis yang terkait dengan hormon testosteron, dan bersifat menurun.
Nah, pada burung, kadar testosteron yang rendah dapat melalui pemberian TBB. Dalam dunia kedokteran pun ada metode untuk membuat seorang lelaki dapat mempunyai bulu dada lebat, sesuatu yang tak dimilikinya selama ini.
Level testosteron pada burung berkicau memang sangat mempengaruhi kemampuan bersuara, sehingga burung dengan kadar testosteron rendah sulit sekali untuk berkicau dengan lantang / ngeplong, aktif berkicau (gacor), dan kemampuan reproduksi yang prima.
Kedua, faktor perawatan. Sehebat apapun produk TBB, tetapi jika perawatan yang dilakukan pengguna terhadap momongannya kurang tepat, tentu efeknya tidak bisa maksimal.
Misalnya murai batu yang jarang bunyi, hanya ngeriwik lirih, kemudian diberi TBB. Namun, burung digantang dengan murai lain yang gacor atau burung tipe fighter lainnya seperti kacer, tledekan, dan cendet, tentu efek pemberian TBB terhambat. Burung yang tertekan (stres) tak akan pernah bisa berkicau secara maksimal.
Anjuran bagi pengguna TBB
Karena itu, bagi pengguna TBB yang belum memperoleh hasil pada pekan pertama, jangan berputus asa. Periksa dulu apakah pola perawatannya sudah tepat.
Selama belum memperoleh hasil, setiap pekan burung diberi lagi TBB selama 3 hari berturut-turut, kemudian amati perkembangannya. Jika belum berhasil, ulangi lagi pada minggu ketiga dengan cara yang sama.
Demikian seterusnya, hingga batas waktu 1,5 bulan. Nah, jika sampai deadline ini burung tak kunjung ngeplong, dan Anda sudah melakukan perawatan secara tepat, dapat dipastikan kalau burung mengalami gangguan hormonal. Burung seperti ini juga tidak baik dijadikan indukan dalam penangkaran, karena sebagian atau seluruh sifatnya pasti akan menurun kepada anak-anaknya.
Sebaliknya, jika burung sudah mulai ngeplong, entah pada minggu 1, 2, dan seterusnya, TBB perlu diberikan seminggu sekali, sekadar mempertahankan level testosteronnya supaya tidak kembali drop seperti pada masa ketika burung hanya ngeriwik atau jarang bunyi.
—-