Sudah tiga tahun lebih Mulyono merintis usaha penangkaran murai batu. Setiap bulan dia memanen puluhan ekor anakan dari belasan kandang induk yang produktif. Produk murai batu hasil breedingnya juga mulai moncer di mana-mana, baik di tangan para pemain yang ada di Jabodetabek maupun daerah lain, termasuk Blok Timur. Kini dia membangun kandang baru tak jauh dari rumahnya di wilayah Sukatani, Tapos Pekapuran, Depok.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Mulyono bersama Koboy, murai batu hasil breeding sendiri.

Dua hari lalu, murai batu Jamaika hasil penangkarannya terbang ke Situbondo, dipinang H Imam Busairi dengan mahar Rp 30 juta. Burung ini memiliki ring merah dengan kode Mul-25. “Jamaika sudah beberapa kali moncer di arena lomba,” jelas Om Mulyono.

Sebelumnya, beberapa murai batu produk Mulyono Bird Farm juga mencorong di tangan para pembelinya. Misalnya ring Mul-45, umur 2 tahun, yang kini di tangan Om Mumu, juga sudah beberapa kali berprestasi.

Burung itu dibelinya dari Mulyono BF seharga Rp 15 juta. Selain materinya bagus, faktor ketelatenan Om Mumu dalam merawat murai batu membuat gaconya sering berprestasi.

Menurut cerita Om Mumu, gaconya ini sudah dilirik sejumlah pemain dengan penawaran tertinggi Rp 50 juta. Namun dia belum bersedia melepasnya, karena sudah sering juara di Jabodetabek. Dia baru mau melepas jika maharnya Rp 100 juta.

Produk lain Mulyono BF yang moncer di lapangan adalah Metalica yang kini di tangan H Endri dari Depok. Berikutnya adalah murai batu Bukan Basa Basi milik Mego Siswanto yang juga kerap mendulang prestasi.

Mego Siswanto bersama murai batu Bukan Basa Basi.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Produktif dan berkualitas

Produktif dan berkualitas memang menjadi keunggulan murai batu hasil penangkaran Om Mulyono. Padahal, apabila melihat lokasinya, sebenarnya sangat sederhana. Ini sekaligus untuk menyemangati breeder dan calon breeder lainnya, bahwa kendala lahan bisa diatasi / ditutupi dengan teknik penangkaran yang baik dan benar, terutama diawali dari seleksi calon induk.

Lahan yang dimiliki Om Mulyono relatif terbatas, sebagian di antaranya memanfaatkan dua petak rumah yang menyatu dengan kediamannya.

Pada dua rumah petak itu, dia menyulap kamar, dapur, serta kamar mandi menjadi petak-petak kandang induk murai batu. Setiap petak kandang disekatnya menggunakan tripleks, bukan batu bata atau batako.

Untuk menghemat lahan yang terbatas, setiap petak kandang hanya berukuran 1 x 1,5 m2, dengan tinggi 2 meter. Dinding belakang serta dinding samping (kiri-kanan) terbuat dari tripleks. Begitu juga dengan dinding depan bagian bawah. Adapun dinding depan bagian atas terbuat dari kawat ram, yang dilapisi lembaran kain (bekas spanduk).

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Kandang sederhana, dengan dinding tripleks dan kawat ram.

Minimnya sirkulasi udara dan sinar matahari justru tidak mengurangi produktivitas induk murai batu. Bahkan induk betina terus berproduksi tanpa jeda. Seminggu setelah anakan dipanen, burung sudah bertelur lagi.

Seleksi calon induk jantan dan betina

Seperti disinggung sebelumnya, seleksi calon induk menjadi kunci utama menghasilkan anakan-anakan murai batu berkualitas. Faktor genetik memiliki peran penting terhadap kualitas anakan, dan itu harus dilakukan melalui dua jalur: seleksi calon induk jantan dan seleksi calon induk betina.

“Indukan jantan merupakan burung pilihan. Semuanya pernah menjuarai lomba. Kriteria lain untuk induk jantan adalah memiliki mental bagus, sangat fighter, irama dan lagunya di atas rata-rata, volumenya tembus, dan sebagainya,” ungkap Om Mulyono.

Induk betina juga dipilih yang benar-benar istimewa, baik secara katuranggan, fisik yang sempurna, juga mempunyai naluri fighter.

Yang tak kalah penting, kedua induk sudah mencapai umur dewasa kelamin atau minimal 8 bulan untuk betina, dan 1 tahun untuk burung jantan. Pada umur tersebut, betina sudah siap kawin.

Mulyono: Seleksi calon induk menjadi kunci awal keberhasilan.

Pasangan induk diberi voer dan extra fooding (EF) secara ad libitum alias selalu tersedia / tak terbatas. EF yang diberikan adalah jangkrik dan kroto. Tetapi untuk cacing tanah, Om Mulyono memberikannya jika stoknya memang ada.

Berapa harga anakan murai batu di Mulyono BF? Anakan umur 1 bulan lebih dibanderol dengan harga Rp 2,5 juta – Rp 3 juta per ekor. Harga ini bisa dikatakan kompetitif, sebab harga anakan MB di wilayah Jabodetabek rata-rata memang berada pada kisaran tersebut.

Mulyono memanen anakan umur 5-7 hari.

Karena permintaan terus meningkat, Om Mulyono saat ini sedang menyiapkan rumah baru yang tidak jauh dari kediamannya. Rumah ini rencananya dijadikan rumah tinggal, sekaligus untuk pengembangan kandang baru. (d’one)

Koboy 540, produk Mulyono BF, yang mulai moncer di lapangan.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.